Monyet beban dendam
Berburu monyet di hutan Afrika cukup menarik. Si pemburu menangkap monyet keadaan hidup2 tanpa gunakan senapan dan obat bius, dan tanpa cidera. Caranya sederhana, pemburu menggunakan toples berleher panjang dan sempit. Toples itu diisi kacang yang diberi aroma agar mengundang monyet2.
Setelah diisi kacang, toples2 itu ditanam di tanah dengan menyisakan mulut toples dibiarkan tanpa tutup. Para pemburu melakukan disore hari. Besoknya, mereka tinggal meringkus monyet2 yang tangannya terjebak didalam botol tak bisa dikeluarkan. Kok, bisa?
Monyet2 itu tertarik aroma dari tiap toples. Mereka amati lalu memasukkan tangan ambil kacang2 di dalam. Tapi karena menggenggam kacang, monyet2 itu tidak bisa menarik keluar tangannya. Selama mempertahankan kacang2 itu, selama itu mereka terjebak. Toples itu terlalu berat untuk diangkat. Jadi, monyet2 itu tidak akan dapat pergi kemana2..!
Sebenarnya monyet2 itu bisa selamat jika mau membuka genggaman tangannya, tapi mereka tak mau melepaskannya. Mungkin kita akan tertawa melihat tingkah monyet2 itu. Tapi, tanpa sadar banyak manusia melakukan hal yang sama seperti monyet2 itu.
Mereka mengenggam erat setiap permasalahan yang dimiliki tanpa mau melepaskannya. Mereka sering menyimpan dendam, Benci dan iri, tak mudah memberi maaf, tak mudah mengampuni. Mulut mungkin berkata ikhlas, tapi bara amarah masih ada di dalam dada. Sehingga tak pernah bisa melepasnya.
Bahkan, kadang kita bawa “toples2” itu kemana pun & kapanpun pergi. Mereka berusaha berjalan menapaki jalan kehidupan ini dengan beban berat. Tanpa sadar, mereka sudah terperangkap penyakit kepahitan yang akut, yg bisa berakibat pada mengerutnya sel2 tubuh mereka, dan putusnya benang2 DNA-nya.
Jika hal ini dibiarkan berlarut, maka kemungkinan besar sel2 yg mengerut tadi perlahan namun pasti, bermutasi menjadi sel2 KANKER. Penelitian ttg sel tubuh yg bermutasi jadi sel kanker inilah yg mengantarkan Prof. Dr. Bruce Lipton, dari USA, menerima hadiah Nobel dlm bidang Biologi Molecular.
Sebenarnya mereka akan selamat dari sakit berbahaya ini jika mereka mau melepaskan semua pikiran, perasaan dan emosi negatif (su’u zhon, kecemasan, marah, dendam, benci, iri dengki, menganggap diri paling benar, orang lain selalu salah…dll) terhadap siapapun.
Jika kita perhatikan dalam kehidupan kita se-hari2 masih banyak orang2 yg hatinya seperti tangan monyet tersebut. Ayo teman2 *mari kita lepaskan, maafkan, ikhlaskan*. Kita bisa… DjokonBudi Santosa; dari grup WA-VN; sumber dari https://blogkutuq.wordpress.com/2016/04/01/menggenggam-masalah/)-FatchurR