Menolong dan memancarkan cahaya
Bayangkan seseorang menodongkan pistol ke pelipis kita & berkata, “Ikut aku atau kutembak mati!” Apa kira2 respons kita? Mungkin ketakutan & terpaksa ikut. Atau, karena kita membenci orang itu, kita berpikir lebih baik mati daripada mengikutinya. Dua respons yg sama-sama tidak enak.
Syukurlah, Tuhan tidak menggunakan gaya itu ketika mewartakan kabar sukacita. Dia tidak mengundang orang utk bertobat karena Kerajaan Maut sudah mengancam di ambang pintu, siap menelan kita jika kita tidak percaya. Sebaliknya, Dia mengundang orang utk bertobat karena Kerajaan Allah sudah dekat.
Orang yg percaya pada berita sukacita mendapatkan jaminan & bagian dlm kerajaan yg digambarkan sebagai penuh dgn kebenaran, damai sejahtera, & sukacita. Dengan kata lain, Tuhan mengundang kita utk datang kepada-Nya bukan dgn ancaman hukuman, melainkan dgn pancaran kebaikan-Nya. Benarlah, maksud kemurahan Allah ialah menuntun kita kepada pertobatan.
Madeleine L’Engle, seorang penulis novel fantasi, menggaris-bawahi hal itu. Suatu cara efektif utk menarik orang datang kepada Tuhan, menurutnya, “bukanlah dgn mencela kepercayaan mereka, atau menuding kesalahan mereka, & menunjukkan bahwa kita lebih benar dari mereka, melainkan dgn memancarkan cahaya yg begitu indah sehingga mereka dgn segenap hati ingin mengetahui asal sumber cahaya itu.” Mari kita pancarkan kebaikan-Nya. (Andre Wajudibroto)
Leave a Reply