Mengotori langit

Suatu hari seorang lelaki pemarah menemui Kakek. Dia damprat Kakek dengan kata2 kasar. Kakek mendengarkan dengan sabar, tenang, dan tidak berkata sepatah pun. Lelaki itu berhenti memaki. Setelah itu, Kakek bertanya”Jika seseorang memberimu sesuatu tapi kamu tidak menerima, jadi milik siapa pemberian itu?” “Tentu saja menjadi milik si pemberi.” Jawab orang itu.

 

”Begitu pula kata2 kasarmu,” timpal Kakek .”Aku tidak mau menerima, jadi itu milikmu. Kamu harus menyimpannya sendiri. Aku mengkhawatirkan kalau nanti kamu harus menanggung akibatnya, karena kata2 kasar akan membuahkan penderitaan. Sama seperti orang ingin mengotori langit dengan meludahinya. Ludahnya hanya akan jatuh mengotori wajahnya sendiri.”

 

Lelaki itu mendengarkan Sang Kakek dan merasa malu. Ia meminta maaf dan kemudian pergi. Kita tidak bisa mengotori langit-Meludah ke langit- (http://iphincow.com/2015/06/01/mengotori-langit/)-FatchurR

————

Masih kurangkah?, monfggo lanjutkan sajian berikut ini :

  1. Disini jual ikan segar
  2. Dulu aku kagum
  3. Jangan TUNDA
  4. Nafas terakhir

—————

 

Disini jual ikan segar

Seseorang mulai berjualan ikan segar dipasar. Ia pasang papan pengumuman bertulis “Disini Jual Ikan Segar” Tidak lama datang seorang pengunjung yang menanyakan tentang tulisannya. “Mengapa kau tuliskan kata : DISINI ? Bukankah semua orang sudah tau kalau kau berjualan DISINI , bukan DISANA?”

 

“Benar juga!” pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata “DISINI” dan tinggallah tulisan “JUAL IKAN SEGAR”. Sesudah itu datang pengunjung kedua yang juga menanyakan tulisannya. “Mengapa kau pakai kata SEGAR ? bukankah semua orang sudah tau kalau yang kau jual adalah ikan segar, bukan ikan busuk?” “Benar juga” pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata “SEGAR”

 

Tinggallah tulisan “JUAL IKAN” Sesaat setelah itu datanglah pengunjung ke tiga yang juga menanyakan tulisannya : “Mengapa kau tulis kata JUAL? Bukankah semua orang sudah tau kalau ikan ini untuk dijual, bukan dipamerkan?” Benar juga pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata JUAL dan tinggalah tulisan “IKAN”

 

Selang beberapa waktu, datang pengunjung ke 4, yang juga menanyakan tulisannya : “Mengapa kau tulis kata IKAN?, bukankah semua orang sudah tau kalau ini Ikan bukan Daging?” “Benar juga” pikir si penjual ikan, lalu diturunkannya papan pengumuman itu.

 

Sahabat, Bila kita ingin memuaskan semua orang, maka yakinlah itu hal yang mustahil, atau bahkan kita malah justru merugikan diri sendiri. Sudah jadi fitrah manusia berbeda pendapat. Terbukti perumahan mungil2 yang dulunya sama semua, dalam hitungan tahun sudah menjadi beda semua.

 

Jadi utamakan suara hati anda… biarlah orang lain berpendapat…, tapi saringlah, cerna kembali pendapat mereka… apakah sesuai dengan kata hati anda?… jika tidak, maka tegaslah tuk mengatakan… “Tidak!… maaf” (Budiono-A72)

————-

 

Dulu aku kagum

Dulu, Aku sangat KAGUM pada manusia cerdas, kaya, dan yang berhasil dalam Karir. Hidup sukses dan hebat dalam dunianya. Sekarang, Aku memilih untuk mengganti kriteria kekagumanku. Aku kagum dengan manusia yang hebat di mata-NYA, Sekalipun kadang penampilannya begitu biasa dan bersahaja.

Dulu, Aku memilih MARAH кetika merasa harga diriku dijatuhkan oleh orang lain yang berlaku kasar padaku dan menyakitiku dengan kalimat-kalimat sindiran. Sekarang, Aku memilih untuk BANYAK BERSABAR & MEMAAFKAN, Karena aku yakin ada hikmah lain yang datang dari mereka ketika aku mampu untuk memaafkan dan bersabar.

Dulu, Aku memilih MENGEJAR dunia dan menumpuknya sebisaku, Ternyata aku sadari kebutuhanku hanyalah makan dan minum untuk hari ini. Sekarang, Aku pilih BERSYUKUR & BERSYUKUR dengan apa yang ada dan memikirkan bagaimana aku bisa mengisi waktuku hari ini, dengan apa yang bisa aku lakukan/perbuat dan bermanfaat untuk agama dan sesamaku.

Dulu, Aku berpikir bahwa aku bisa MEMBAHAGIAKAN orang tua, saudara dan teman-temanku jika aku berhasil dengan duniaku, Ternyata yang membuat mereka bahagia bukan itu, melainkan ucapan, sikap, tingkah dan sapaanku kepada mereka. Sekarang, Aku memilih untuk membuat mereka bahagia dengan apa yang ada padaku.

Dulu, Fokus pikiranku adalah membuat RENCANA-RENCANA dahsyat untuk duniaku, Ternyata aku menjumpai teman dan saudara-saudaraku begitu cepat menghadap kepada-NYA. Sekarang, yang menjadi fokus pikiran dan rencanaku adalah bagaimana agar hidupku dapat berkenan di mata-Nya dan sesama jika suatu saat diriku dipanggil oleh-NYA.

•» Τak ada yang  dapat menjamin bahwa aku dapat menikmati teriknya matahari besok.
•» Τak ada yang  bisa memberikan jaminan bahwa aku masih bisa menghirup nafas esok hari.
Jadi apabila hari ini dan esok hari aku masih hidup, itu adalah karena kehendak TUHAN semata. Renungan ini bisa mengintrospeksi kita agar lebih mawas diri. (Lisa Dwiana; dari grup WA IAMDP)

————–

 

Jangan TUNDA
# 1 #. Saat ide cemerlang muncul, segera catat & pikirkan. Cari cara, rencanakan, segera lakukan! Jangan kena penyakit “DULU”: tunggu dulu, nanti dulu, sabar dulu.
Jika itu yang terjadi, jangan salahkan siapa pun, jika berakhir pada penyesalan dan kekecewaan diri, “Seandainya dulu aku lakukan……, sekarang aku telah…..”

# 2 #. Berusaha menyelesaikan setiap pekerjaan sebaik dan sesegera mungkin adalah pilihan bijak yang harus dilakukan setiap hari, setiap waktu. Menunda, hanya akan melahirkan tumpukan pekerjaan, menambah beban yang tak berujung. Tidak menunda pekerjaan berarti tidak pula menunda kenaikan sebuah prestasi!

# 3 #. Jika kita mencintai/menikmati pekerjaan seperti layaknya hobi, kita melakukan yang kita senangi & dibayar untuk itu. Sesungguhnya kita telah berhenti bekerja selama sisa hidup.

(Andre W-A68; dari grup WA IAMDP)

————-

 

Nafas terakhir
Setelah napas terakhir berhenti, mau dikemanakan jasad kita ini?. Mau diberikan kepada siapa?
Adakah yang mau terima, mau beli atau memperebutkannya? Padahal :

~Semasa hidup : kitalah tuan dan orang yang paling berkuasa di rumah mewah kita.
~Saat meninggal, tak ada yang setuju kita disimpan, walau hanya di garasi di belakang rumah kita.
~Semasa hidup, tiap malam kita duduk, santai di ruang tamu minum kopi-baca Koran-nonton acara TV.
~Saat meninggal, tak ada yang bisa terima, walaupun kita hanya duduk diam di pojok paling ujung, tanpa kopi, koran atau acara TV di ruang tamu.

~Semasa hidup, kita duduk gagah di kursi direktur utama di kantor kita.
~Saat meninggal, tak ada yang setuju kita didudukkan di kursi mana pun di kantor kita.
~Semasa hidup, kita bisa istirahat nyenyak sesuka kita di atas ranjang kamar bersama anak istri/suami
~Saat meninggal, seisi rumah keberatan jika kita dibaringkan, sekalipun hanya diatas lantai kamar ini, secepatnya kita dibawa ke rumah duka yang tidak seindah kamar mewah kita.

Walau kita punya banyak rumah, villa, condominium dan apartemen, namun kini tak ada satupun tempat yang dapat menerima kita. Seminggu kemudian badan  ini akan membusuk. Satu-satunya tempat yang mau menerima adalah tanah di bumi ini.

Masih beranikah kita berkata dgn sombong, Ini milikku, itu wewenangku, ini kekuasaanku, itu punyaku, dan lain-lainnya ? Renungkanlah. Orang kaya & orang miskin mengakhiri hidupnya sama, tapi yang berbeda adalah kebaikannya yang akan diingat dan dikenang….

Jangan memegahkan diri untuk esok hari, sebab engkau tidak tahu apa yang akan terjadi besok.
Karena itulah BERBAGI-lah kebaikan. Tanpa berharap dikenang. Karena ketika kita tiada, mereka akan menyimpan kenangan tsb dalam  hati masing2. GBU (Lisa Dwiana; dari grup WA IAMDP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Langganan Artikel Gratis
Dengan mendaftarkan alamat email dibawah ini, berarti anda akan selalu dapat kiriman artikel terbaru dari Alumnimaterdei

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Anda pengunjung ke
UD. Setiadarma
Best PRICE, Best QUALITY & Best for YOU! Setiadarma

UD. Setiadarma-Surabaya Sidharta Krisnamurti HP. 08165419447

Percetakan Offset Sidoyoso
Jl. Kedung Cowek 205 Surabaya (0351) 3770001-3718318 Fax. 3763186
Bosch
Bosch Jl. kedungsari 117-119 Surabaya Telp. (62-31) 5312215-5353183-4 Fax. (62-31) 5312636 email: roda_mas888@yahoo.com
Download Buletin Media Alumni Edisi 2
Buletin-MA-utk.-Widget Buletin Media Alumni bag. 1, kilk disini Buletin Media Alumni bag. 2, klik disini buletin Media Alumni bag. 3, klik disini
Alamo
alamo
Download Buletin
buletin-IAMDP 8 Download Buletin klik pada Gambar
Sahabat kita