Maumu apa
Suatu saat seseorang meminta saran saya cara menulis. Saya menyarankannya banyak membaca buku, ia menolak karena tidak suka baca. Saya menyarankannya berkenalan dengan penulis atau ikut komunitas penulis, ia menolak karena pemalu.
Saya menyarankannya mencari petunjuk di internet, ia menolak karena gagap teknologi dan tak punya modem. Saya jengkel, dan bertanya, “Lalu maumu apa?” Ia menjawab, “Ya diberi saran agar bisa menulis.”
Kenapa dia menolak semua saran saya? Tampaknya bukan karena saran itu sulit atau ia tak bisa melakukannya, melainkan karena ia malas. Tuhan memberikan peringatan khusus terhadap kemalasan: “Hati pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan”.
Menurut saya, kalau ia mau mencoba dengan tekun, lama-kelamaan ia akan mampu menulis. Orang malasbukan karena mereka memiliki kemampuan, tetapi tidak mau berusaha. Keinginannya banyak, tetapi ia tak mau rugi. Maunya semua berjalan dengan mudah dan lancar.
Akibatnya, ia dibunuh oleh keinginannya sendiri karena tangannya enggan bekerja. Kalau kita gigih berusaha, hasilnya mungkin banyak, mungkin hanya sedikit. Namun, kalau malas, hasilnya pasti nol!
Marilah kita menjadi orang rajin, mau mencoba dan segera bertindak, tidak menunggu sesuatu menjadi mudah lebih dahulu. Pakailah segenap sumber daya yang Tuhan percayakan pada kita untuk mengupayakan yang terbaik. PEMALAS TIDAK PERNAH MENUAI DAN HANYA GIGIT JARI SAAT ORANG RAJIN MENGALAMI KELIMPAHAN
Leave a Reply