Kesetian Pria Diuji Ketika Dia Punya Segalanya

Kesetian Pria Diuji Ketika Dia Punya Segalanya(infokatolik.id)- Seorang Suami hendak melalukan “Hubungan Intim” dengan istrinya, namun istrinya ternyata telah…….…; Pria ini berpikir bisa selalu memeluk erat wanita yang dia nikahi dan yang pernah memberi kebahagian dalam hidupnya.
Dia pernah bersumpah untuk selalu membuat istrinya bahagia seumur hidupnya. Namun seiring waktu, pria bernama Chang yang dulu seorang buruh, kini jadi kepala bagian, lalu membuat perusahaan konstruksi sendiri.
Kini perusahaannya makin besar dan terkenal, godaan pada dirinya pun makin banyak. Malam itu, dia membalikkan badan istrinya, hanya sekedar ingin berhubungan suami istri. Namun dia sadar, kini istrinya semakin menua, tubuh yang dulu langsing kini berisi, kulitnya tidak halus, semakin berkeriput.

 

Jika dibanding wanita cantik di sekelilingnya, dia wanita desa kusam, keberadaan istri mengingatkan pada masa lalu yang sederhana. Dia berpikir, pernikahan ini mencapai titik akhirnya. Dia menyetorkan uang satu juta yuan ke rekening istrinya, agar istrinya dapat membeli rumah yang nyaman di pusat kota.

 

Dia bukan pria yang tak berperasaan, tidak mengatur kehidupan istrinya selanjutnya, dia kurang tenang. Akhirnya dia minta cerai. Istrinya duduk di hadapannya, tenang mendengar alasan perceraiannya, mata istrinya terlihat tenang.

 

Mereka menikah 20 tahun, dia tahu semua tentang isrinya, dia tau tatapan tenang istrinya, sebenarnya menyimpan rasa perih amat dalam. Dia sadar bahwa dia kejam. Hari yang ditentukan untuk berpisah tiba. Hari itu sesuatu terjadi pada perusahaannya, ia suruh istrinya menunggu di rumah sebentar. Saat siang hari, ia akan kembali membantu istrinya pindahan.

 

Pindah ke rumah baru yang dibelinya, dan 20 tahun pernikahannya berakhir disini. Sepanjang pagi, hatinya gelisah. Begitu siang tiba, ia kembali ke rumah. Namun rumah sepi, istrinya  pergi. Di atas meja ia dapati, kunci rumah yang ia belikan, buku tabungan yang nilainya satu juta, dan surat yang ditulis istrinya untuk dia. Ini surat pertama yang ditulis istrinya untuk dia:

 

“Aku sudah pergi, kembali ke orangtua-ku di kampung. Semua selimut sudah aku cuci, dan dijemur, aku menaruhnya di rak sebelah kiri, saat musim dingin tiba, jangan lupa mengeluarkannya. Semua sepatu kulit sudah-ku semir, jika robek kamu bisa pergi ke toko sol sepatu dekat rumah. Kemeja di lemari bagian atas, kaos kaki dan tali pinggang di laci bawah.

 

Saat beli beras, ingat beli merek Jin Xiang, pergilah ke supermarket, di sana tidak akan ada merek  palsu. Xiao Sun tiap minggu akan datang bersih-bersih, jangan lupa beri gaji dia tiap akhir bulan. Oh ya, jika ada baju yang tak terpakai, berikan pada Xiao Sun, dia akan mengirimkan ke kampung, keluarga mereka akan sangat senang.

 

Jangan lupa minum obat, lambung-mu gak sehat, saya suruh orang beli obat lambung dari Hong Kong, cukup untuk setengah tahun. Kamu selalu lupa bawa kunci saat keluar rumah, aku sudah titp pada resepsionis, jika kamu lupa lagi, ambil di sana. Pagi, jangan lupa tutup jendela sebelum keluar rumah, air hujan akan membasahi lantai. Aku sudah membuat pangsit untuk-mu, saat pulang, masaklah itu.”

 

Setiap huruf yang ditulis istrinya tidak rapi. Namun setiap katanya bagai peluru yang menusuk ke dada bertubi-bertubi. Dia perlahan ke dapur, memasak pangsit yang sudah disiapkan. Dia tiba-tiba berpikir 20 tahun yang lalu, dia berdiri di antara tumpukan tiang dan menjadi buruh semen.
Tidak jauh dari tumpukan tiang itu ada suara berteriak memanggil namanya sambil membawa pangsit, mengingatkan suara yang membawakan kebahagiaan itu; mengingatkan rasa puas setelah memakan pangsit itu. Seakan baru  melewati pesta; mengingatkannya masa masa dia ucapkan sumpah, “aku akan membuat wanita-ku bahagia.”

 

Dia menuruni tangga dan masuk ke mobil. Setengah jam, ia sampai ke stasiun kereta dan mendapatkan istrinya akan masuk ke kereta menuju kampungnya. Dengan nada tinggi ia berkata, “Kamu mau kemana?! Aku lelah bekerja setengah hari ini, dan tidak ada nasi di rumah, istri macam apa kamu? Keterlaluan, cepat ikut aku pulang!”

 

Dia terlihat galak dan kasar. Itu kompensasi dari penyesakannya, kepedihan hatinya. Istrinya dengan mata basah, mengikutinya dari belakang dan ikut pulang ke rumah. Perlahan, air mata istrinya jadi bunga mekar. Istrinya tidak tahu, suaminya yang berjalan di depan juga sedang menangis.

 

Saat perjalanan dari rumah ke stasiun kereta, sang suami takut jika tidak menemukan istrinya lagi, takut kehilangan istrinya. Dia memarahi diri sendiri, begitu bodoh, hendak mengusir istrinya, ternyata kehilangan istrinya, seperti kehilangan tulang rusuk, begitu sakit. Pengalaman ini, membuat hubungan mereka semakin erat setiap harinya.

 

Sayangilah istri anda karena kehilangan istri yang baik hatinya sama saja seperti kehilangan tulang rusuk. Istri yang baik akan menemani engkau hingga engkau sukses dan kaya raya. Namun setelah engkau kaya raya, janganlah kau berpaling darinya dan menggangap mereka tidak lagi berguna.

 

Pelajaran :

“kesetiaan seorang wanita diuji ketika sang pria tidak mempunyai apa-apa, dan kesetian seorang pria diuji ketika ia telah mempunyai segalanya”. (Kiriman dr. Susan Ong-P84; Bahan dari : https://infokatolik.id/sebuah-kisah-tulang-rusuk.html)-FatchurR

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Langganan Artikel Gratis
Dengan mendaftarkan alamat email dibawah ini, berarti anda akan selalu dapat kiriman artikel terbaru dari Alumnimaterdei

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Anda pengunjung ke
UD. Setiadarma
Best PRICE, Best QUALITY & Best for YOU! Setiadarma

UD. Setiadarma-Surabaya Sidharta Krisnamurti HP. 08165419447

Percetakan Offset Sidoyoso
Jl. Kedung Cowek 205 Surabaya (0351) 3770001-3718318 Fax. 3763186
Bosch
Bosch Jl. kedungsari 117-119 Surabaya Telp. (62-31) 5312215-5353183-4 Fax. (62-31) 5312636 email: roda_mas888@yahoo.com
Download Buletin Media Alumni Edisi 2
Buletin-MA-utk.-Widget Buletin Media Alumni bag. 1, kilk disini Buletin Media Alumni bag. 2, klik disini buletin Media Alumni bag. 3, klik disini
Alamo
alamo
Download Buletin
buletin-IAMDP 8 Download Buletin klik pada Gambar
Sahabat kita