Hati hati bertutur kata

Sudah larut malam, Yoan kecil belum tidur juga padahal ibunya sudah ngantuk sekali. Yoan bertanya: “Mama, kenapa papa rambutnya tipis dan tinggal sedikit?”
Ngantuk dan kesal anaknya gak tidur, si ibu menjawab sekenanya:”Itu karena papamu kebanyakan mikir, sampe botak habis rambutnya. Sudah tidur lah. Ini dah malem….”
Hening, si ibu penasaran melihat anaknya masih belum juga tidur:
“Emangnya kenapa kok tanya rambut papa?”
“Em….. Mama rambutnya panjang dan lebat; jadi berarti mama gak pernah mikir ya?”.

Kalau hidup sebagai pembelajaran, jangan heran, perkataan yang pernah kita ucapkan suatu saat akan dipakai orang lain untuk mengatakan hal yang sama kepada kita. Anak belajar dari yang dikatakan orang tuanya. Dengan melihat, mendengar, dan mengulangi; anak2 adalah peniru yang paling hebat.
Kita perlu berhati2 dalam bertindak dan bertutur kata ketika banyak anak2 di sekitar kita. Jangan terlalu cepat memaki dan mencela anak2 dan generasi jaman sekarang sebagai generasi yang kacau dan amburadul; justru mereka bisa jadi merupakan cermin bagaimana generasi sebelumnya telah gagal memberi contoh dan teladan yang baik.
Berpikir sepuluh, lima belas tahun ke depan, kita harus mulai memperhatikan setiap perilaku dan cara hidup kita sekarang; jika tidak, kita akan melihat hal yang sama akan terulang pada generasi berikutnya. (Justinus Darmono; https://www.facebook.com/pages/Disini-Kumpul-FBookers-Katolik/132876740077339?fref=photo)-FR