Belajar dari seekor Keledai
Seekor keledai ditunggangi Seseorang, berjalan masuk Yerusalem. Begitu masuk gerbang kota, alangkah terkejut si keledai karena penduduk menyambut dg meriah. “Ahaaa, baru tahu betapa berharganya saya. Sampai mereka merelakan pakaiannya utk dijadikan alas, sehingga kakiku yg indah ini tdk kotor terkena debu jalanan.”
“Hosana!… Hosana!”
Maka si keledai membusungkan dada nya seraya berjalan dgn penuh wibawa bak presiden
“Terima kasih… terima kasih…”
Begitu ujarnya ber-ulang2 sembari menoleh ke kiri dan ke kanan.
Kebingungannya bertambah kala mendengar penduduk berseru, “Diberkatilah DIA yg datang sbg Raja!”.
“Hai. Raja? jadi, saya ini rajanya, toh..? pantas saja disambut dgn luar biasa!”
Ketika kebanggaannya sdh sampai di ubun2, Sang Penunggang turun dari punggungnya, melangkahkan kakinya menuju ke Bait Allah. Kerumunan org yg tadipun ber-bondong2 segera mengikuti arah langkah Sang Penunggang itu.
Kini tinggallah si keledai celingukan sendirian, tanpa ada seorgpun yg berdiri di dekatnya. Baru ia sadar, sambutan meriah itu ternyata bukan utknya, tapi ternyata buat Sang Penunggang. Aah, betapa malunya si keledai yg Ge-Er ini!
Kita mungkin tersenyum membaca kisah ini. Tapi tanpa disadari, kita pun sering bersikap Ge-eR seperti si keledai itu. Kita sering lupa bahwa kita hanyalah seperti ‘seekor keledai’ yg sdg dipakai Tuhan, dan pujian itu sebenarnya adalah milik TUHAN yg sedang punya acara dlm hidup kita.
Demikianlah, bila kita telah diberi kesempatan dan dipilih utk menjadi alatNya, lewat apa pun profesi kita, setinggi apapun posisi kita, itu semua hanya karena anugerahNYA. Tetaplah mengucap syukur dan kembalikanlah semuanya untuk Kemuliaan Tuhan. (Andre Wajudibroto)
Leave a Reply