Apel yang menjadi berkat
Intisari-Online.com – Alkisah, seorang pemuda yang setiap harinya bekerja menyapu jalanan. Untuk bisa mendapatkan sebungkus nasi, ia harus melakukan pekerjaannya itu 2x lebih lama. Melihat hal itu, ada seorang tua yang iba dan memberikan sebuah apel setiap hari kepada pemuda itu.
Setelah beberapa tahun, orang tua itu kedatangan tamu dengan beberapa keranjang apel. Ia adalah pemuda yang dulu diberi apel orang tua itu. Rupanya, tiap biji apel ia tanam dan kini pemuda itu telah memiliki perkebunan apel. Betapa terkejutnya orang tua itu ketika ia mendapat sebagian dari kebun apel pemuda itu.
Sebutir apel yang ia berikan kepada orang lain, telah berbalik menjadi berkat pada mada depannya. Sebuah kebaikan kecil yang kita tabur saat ini, akan menjadi berkat besar bagi kehidupan kita ke depannya. Masihkah kita ragu untuk berbuat baik?
Berbuat baik itu jangan pernah memikirkan kerugian. Untuk melakukan perbuatan baik, maka perlu modal untuk mengasihi. Jangan pernah berharap mendapatkan balasan dari orang lain. Sekalipun orang lain itu tidak membalas perbuatan baik kita, namun Tuhan melihat dan Dia yang akan membalaskan-Nya kepada kita. (SD; http://intisari-online.com/
Leave a Reply