Wakacao awalnya dari Tugas Kuliah-Jadi Bisnis Miliaran
(beritasatu.com/ekonomi)- Jakarta; Potensi Tangerang; kota suburban dengan mobilitas penduduk yang tinggi, dan pertumbuhan yang pesat, dilihat Aisyah Hafiza (Echa), wanita (24) bersama 5 temannya yaitu Fernald Albert Wiguna, Charles Tantiono, Deninda Fairuzahra, dan Andika Adidharma.
Mereka menggagas ide membuat usaha kuliner unik yang diberi nama Wakacao. “Dari tugas akhir kampus syarat lulus meraih gelar sarjana dari UPM di BSD, saya dan 5 teman memilih usaha membuka restoran yang kini dikenal dengan “Wakacao”. Kami semua ber-cita2 sama : Setelah lulus pendidikan sarjana, ingin berwiraswasta dan tak ingin jadi pekerja kantoran,” kata Aisyah Hafiza, (8/7).
Diakui tidak mudah menggagas ide yang mampu diterima dan dipercaya publik. “Butuh 1 tahun merancang dan menyiapkan konsep dari ide ini. Selama ± 6 bulan, kami merumuskan resep makanan yang akan ditawarkan ke konsumen. Beberapa kali kami membuat dan mencoba serta merancang cita rasa yang sesuai lidah masyarakat”.
Sejak dimulainya usaha (2016), Wakacao memiliki 16 cabang hingga akhir-2017. Aisyah Hafiza dan teman2nya berencana memperbanyak gerai 15 cabang (2018) ini. Dibalik kesuksesan Wakacao, tersimpan perjuangan tak mudah.
“Menentukan lokasi jadi point utama memulai usaha. Awal mula, kami pilih lokasi di kawasan Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan. Namun kawasan itu milik pemerintah dan akan dibangun stasiun MRT Jakarta. Padahal kami telah bayar lapak Rp 36 juta,” ujarnya.
Sempat hampir menyerah, kemudian Pasar Modern BSD jadi pilihan dan langkah awal kesuksesan yang diraih Wakacao. “Dengan modal awal Rp 50 juta, dan masing2 orang memberikan modal Rp 10 juta, cerita Wakacao terus berlanjut, satu bulan pertama sama sekali tidak menghasilkan laba dan hanya sedikit pengunjung. Bulan kedua, promosi dilakukan,” katanya.
Kesuksesan Wakacao kini, dimulai dari pasar BSD yang kemudian tersebar ke-1 cabang lain di kawasan Tangerang, Jakarta hingga Bandung. “Untuk setiap gerai Wakacao memberikan omset Rp 270 – Rp 280 juta per bulan atau Rp 8 juta hingga Rp 9 juta per hari”.
“Wakacao memiliki harga yang sangat pas bagi kantong mahasiswa yaitu dari Rp 32.000 hingga Rp 35.000, memiliki cita rasa yang sesuai dengan lidah orang Indonesia. Wakacao juga hadir di salah satu mall di Bandung,” ungkap Aisyah Hafiza.
Pada (2017) Wakacao mampu mengantongi pendapatan hingga Rp 2,4 miliar dengan laba bersih 30%. Aisyah Hafiza kini jadi salah sastu pelaku UMKM Pasar BSD City yang telah sukses dengan bisnis kulinernya. (Euis Rita Hartati; ERH; Bahan dari : Investor Daily dan http://www. http://www.beritasatu.com/ekonomi/500150-wakacao-berawal-dari-tugas-kuliah-menjadi-bisnis-berozet-miliaran-rupiah.html /500150-wakacao-berawal-dari-tugas-kuliah-menjadi-bisnis-berozet-miliaran-rupiah.html)-FatchurR *