Sepele(01)-Pasar tradisional yang dia alami dan idealnya(1/6)
Pak Onit tinggal di kabupaten itu sejak tahun 1988. Lokasinya tidak jauh dari batas kota. Wilayahnya cukup menjanjikan. Dengan jalan kaki, tidak tidak sampai 300 mt jaraknya bisa sampai ke 2 swalayan, ATM2, toko2 dan juga Pasar Tardisional. Rasanya kebutuhan2 umum tercukupi didekatnya.
Kali ini p. Onit menceriterakan pengalamannya bertalian Pasar Tradisional yang dia alami ±29 tahun. Dia rutin mengawal istrinya, atau berbelanja sendiri. Akses sampai pasar utama ±75 mt dari jl. Besar. Sepanjang akses jalan itu di kiri kanannya berjajar pedagang (walau bukan lokasi berdagang). Di Ujung masuk akses ada lahan parkir motor dan didalam sekitar pasar juga ada lahan parkir mobil dan motor.
Tiap pagi dari dini hari hingga matahari menampakkan sinarnya, akses jalan itu penuh (macet) oleh pedagang, pembeli, pejalan kaki menuju pasar, juga diramaikan polusi karbon dioksida dari knalpot motor dan mobil. P. Onit tentu memahami kesibukan dari pejabat otoritas yang bertalian dengaan kenyamanan pasar itu.
Dia pikir tentu ada kerjaan lain yang lebih prioritas walau sudah nunggu puluhan tahun. Kondisi itu jika makin tidak nyaman jika musim hujan, karena parit dalam pasar tampaknya penuh sampah. Ok kita tinggal situasi pasar tersebut, kita ganti ber-angan2 pasar ideal dari sumber berbeda, monggo : Ada 4 prinsip revitalisasi pasar yang diangsur pemerintahanan sekarang dan perlu didukung Pemda yaitu :
Pertama Revitalisasi Fisik
Meliputi perbaikan dan peningkatan kualitas dan kondisi fisik bangunan, tata hijau, sistem penghubung, sistem tanda/reklame dan ruang terbuka kawasan.
Kedua Revitalisasi Manajemen.
Pasar harus mampu membangun manajemen pengelolaan pasar yang mengatur jelas aspek2 : hak dan kewajiban pedagang, tata cara penempatan, pembiayaan, fasilitas2 yang harus tersedia di pasar, standar operasional prosedur (SOP) pelayanan pasar.
Ketiga Revitalisasi Ekonomi. Perbaikan fisik kawasan yang bersifat jangka pendek, untuk mengakomodasi kegiatan ekonomi informal dan formal (local economic development).
Dan terakhi, Revitalisasi Sosial. Menciptakan lingkungan yang menarik dan berdampak positif serta dapat meningkatkan dinamika dan kehidupan sosial masyarakat/ warga. Semoga p. Onit masih bisa merasakan nyamannya revitalisasi pasar tersebut, katanya dalam hati. Bersambung……
Monggo lengkapnya klik aja : (http://www.presidenri.go.id/artikel-terpilih/mensukseskan-program-revitalisasi-pasar-tradisional.html)-FatchurR-A69