SelinganFR(64)-Membuat pupuk organik Kascing

Kadang banyak yang gak percaya bahwa saya termasuk orang sibuk, khususnya kalau diajak berkomunikasi WA atau medsos lain sambung menyambung. Agenda rutin saya : Berorganisasi yang paling menyita waktu, ngrumat dua Web; Ber Media sosial dan memelihara tanaman.

Yang saya maksudkan : Menyiangi gulma, mengganti media tanam, ganti pot sekalian  mencuci bekas potnya. Dalam sebulan terakhir saya asyik nambah Kascing pada tanaman2 saya. Yuk kita intip proses membuat Pupuk Kascing Kascing dan manfaat Kascing (vermicompost adalah kotoran cacing tanah).

Kascing mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur makro dan mikro yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Komposisi kimia kascing gak saya sajikan, ribet n angel bagi awan kayak saya ini.  Unsur2 kimia itu siap diserap tanaman dan berguna bagi pertumbuhan dan produksinya.

Kascing juga mengandung mikroba dan hormon perangsang pertumbuhan tanaman. Jumlah mikroba yang banyak dan aktivitas tinggi bisa mempercepat pelepasan unsur2 hara dari kotoran cacing jadi bentuk yang tersedia bagi tanaman.

Cara membuat kascing:

Pembuatan kascing akan berhasil jika kita tahu kebutuhan layak hidup dan perkembangbiakan cacing tanah(CT). CT yang digunakan: Lumbricus rubellus, atau bisa digunakan CT lokal yang ada di kebun, di pekarangan, dan tumpukan sampah.

Pertumbuhan yang baik bagi CT, perlu pH untuk tempat tinggal (media) antara 6,5-7,5, suhu 22-28®C, dan kelembaban media 40-60%. Ketinggian atau kedalam media maks 25 cm dan di tempat teduh atau tidak terkena sinar matahari langsung.

Istilah Sampah: Sisa bahan sayur (kecuali daun salam dan sereh), dedaunan (sampah kebun, kecuali daun cengkeh dan cemara), sisa buah2an (kecuali jeruk, kulir, buah dan daunnya), dan kertas mudah hancur yang belum diolah. Media siap pakai, siap tanam cacing tanah yakni tempat berlangsungnya proses pengomposan tahap awal dari sampah penyiraman dan pembalikan.

Penyiraman dan pembalikan ideal; dilakukan tiap hari atau 3x hari 1x. Proses ini selama 1-2 minggu. Pakan, yakni sampah yang telah diperlakukan seperti media, tapi minimal berumur 3 hari. Pakan ini diberikan tiap hari pada wadah yang berisi cacaing tanah, kecuali media yang berubah jadi kascing.

Kascing (bekas cacing) hasil akhir proses pengomposan bantuan CT. Kascing itu seperti tanah dengan tekstur halus, tak berbau, dan berwarna ke-hitam2an. Lama proses jadinya kascing dari media kascing : 1 bulan. Kokon, yakni selubung telur berisi 2 CT muda sebagai hasil perkawinan 2 individu CT dewasa atau CT bersifat hemaprodit.

Penetasan kokon 15-21 hari dalam suasana hangat. Tahap Persiapan

1-Sediakan 4 bh wadah plastik 45x35x15 cm dengan permukaan atas rata. Wadah bisa dari yang lebih murah, misal bambu atau kayu.

2-Lubangi bagian dasar dan samping wadah itu sebesar kelingking berjarak antar lubang 3 cm. Lubang ini berfungsi sebagai saluran pembuangan air agar tidak terjadi genangan di media.

3-Rapikan bagian2 yang telah dilubangi dan cuci wadah hingga bersih dengan air biasa tanpa sabun.

4-Buat tempat kascing 4 rak atau laci dengan bagian atas, bawah, kanan, kiri dan belakang tertutup kawat ram ukuran terkecil dan bagian depan diberi pintu.

5-Beri pengamanan di ke-4 kaki rak, mencegah hama/musuh cacing tanah : Wadah berisi minyak tanah.

Tahap Pelaksanaan

1-Potong2/cacah sampah sampai ukuran 2-3 cm, masukkan ke dalam wadah paling atas dan siram air secukupnya hingga media tetap basah dan lembab, tapi tidak sampai sampah organiknya tergenang air.

2-Penyiraman disarankan tiap hari sampai setengah matang (seminggu)njika jumlah sampah banyak dan wadah nomor pertama telah penuh, dapat dipakai wadah nomor dua.

3-Tiga hari 1x sampah wadah nomor 1 atau 2 dibolak-balik (lebih baik jika tiap hari sambil disiram) agar proses pengomposan awal berjalan sempurna.

4-Rak nomor 2 dan 3 berfungsi sebagai media siap pakai (dari wadah nomor 1) dan siap ditanam cacing. Masukkan cacing ke media siap pakai yang berisi limbah rumah tangga yang dikomposkan 1-2 minggu. Berat cacing yang dipakai atau dimasukka 0,5kg per 2 kg media siap pakai. Wadah no. 2 atau 3 ini tiap harinya harus diberi pakan dari sampai yang minimal telah berumur 3 hari.

5-Beri pakan ± seberat cacing yang ditanam. Jika pakan ini masih tersisa atau terlihat sebagai pakan, kurangi pemberian pakan, sehingga pakan benar2 habis dimakan cacing. Pemberian pakan hanya di bagian atas tempat penanaman cacing tanah.

6-Seminggu 1x wadah berisi cacing tanah (rak no. 2 / 3) di-aduk2 tangan langsung atau kayu lunak. Hal ini berguna untuk aerasi sehingga cacing tanah dapat berkembang optimal.

7-Setelah pengadukan, cacing tanah tidak diberi pakan karena masih stres, sehingga belum mau makan. Baru pada hari berikutnya cacing tanah diberi pakan.

8-Wadah yang berisi cacing tanah harus dijaga kelembabannya (sekitar 60%). Jika terlalu kering, lakukan penyiraman bersamaan dengan pemberiaan pakan yangdibasahi. Demikian seterusnya.

9-Jika proses ini berjalan benar,dalam waktu sekitar sebulan, sampah akan berubah menjadi pupuk pupuk atau kascing. Setelah berubah menjadi kascing disarankan CT tidak diberi pakan dahulu.

10-Wadah berisi kascing diletakkan dirak teratas (no-1) dengan tidak diberi pakan dan tidak disiram. Maksudnya agar kokon / telur CT menetas. Penetasan kokon sekitar 2-3 minggu.

11-Pemindahan CT muda atau kokon yang menetas dilakuakn secara manual dengan tangan.

12-Kascing yang telah dipisahkan dari kokon di-angin2kan semalam kemudian digunakan untuk memupuk tanaman.

(Tri Mulat, SP. Membuat & Memanfaatkan Kascing Pupuk Organik Berkualitas. Agromedia Pustaka, 2003. Posted; Sianok pertanian organic / Atos Sianok; http://sianokpertanianorganik.blogspot.co.id/2011/07/cara-membuat-pupuk-kascing.html)-FatchurR

Catatan : Nantikan kaitan dengan artikel ini : “Manfaat cacing dan pupuk organik Kascing” (FR)