SelinganFR(4)-Usil dan teknologi

Seorang Alumni pada tanggal 1/8/2004 menjalani Persiapan Masa Pensiun (MPP). Artinya masa jelang pensiun. Yaitu suatu masa selama 6 bulan, setahun atau waktu tertentu bebas kerja tetapi yang bersangkutan menerima gaji penuh bulanannya, sampai waktu yang ditentukan ketika masuk Pensiun

Dia tidak  menampakkan perubahan berarti dari aktif bekerja jadi “Pengangguran” dirumah. Karena dia terbiasa aktif di beberapa organisasi social ketika aktif bekerja serta banyaknya sahabat2nya yang berkomunikasi via email. Waktu itu tidak semeriah sekarang yang banyak disibukkan oleh Gadget Android dengan Medsosnya.

Bedanya yang dia rasakan selain waktu terasa lebih lama berjalan juga : Tiap pagi bisa rutin ber-OR jalan kaki; membaca buku2 setidaknya tentang Kesehatan pencegahan dan Motivasi.  Bebas meningkatkan berorganisasi social, makin meningkatkan variasi bermanfaat bagi masyarakat dsn termasuk hal2 bertalian dengan Reliji.

Hal hal yang diluar dugaan adalah : Sepanjang pagi-siang bel rumah sering berdering, diantaranya ada yang nawarin : Makanan / kue. Alat elektronik (Vacum Cleaner, mesin cuci, mesin pompa pencuci mobil dsb); Asuransi, Nawarin berinvestasi, obat2an herbal; tawaran kerja sama macem2. Disamping itu dalam sehari beberapa kali menerima telepon salah sambung (waktu itu).

Rupanya begitulah kesibukan tambahan pembantu (PRT) setiap harinya tanpa dia ketahui dan dia mencoba memahaminya upaya mereka mencari rejeki sementara dia beralih istirahat dari hingar bingar tugas pekerjaan karena berhenti karena umur yang sudah cukup.

Tidak terasa kegiatan serupa yang seolah tugas piket bergantian diantara : Pembantu, dia atau istri itu berjalan beberapa tahun dan berubah setelah pembantu minta berhenti karena mau melangsungkan pernikahannya.

Bisa jadi secara kebetulan hal rutin itu berkurang frekuensinya tapi ada tambahan hiburan (?) atau menambah kejengkelan yaitu pada jam2 pulang sekolah siswa/i SMP, melakukan “usil” dengan memencet bel rumah. Hampir tiap hari dan umumnya saat dia sedang tidur / istirahat. Seringkali dia keluar dan dari jarak kira2 100an 50-100 meter mereka ter-tawa2. Ah ini cobaan baru

Karena kejengkelan agak meninggi, maka batere bel dia cabut. Aman gak ada gangguan beberapa hari hingga pada minggu ketiga dari “Gencatan senjata” berlangsung itu, dia menerima kliaim dari tiga sahabatnya, bahwa mereka kerumah pada jadwal berbeda dan telah ngebel rumah gak ada yang keluar. Ketika itu HP belum sebanyak kini.

Akhirnya batere bel dipasang lagi dan kira2 seminggu kemudian bel gangguan muncul lagi. Pikirnya, dia harus bersabar sambil mencari akal. Sampai suatu hari dia lihat di suatu Toko, yang menjual alat bel rumah wireless. Ini dia Jawaban jitu. Begitulah gumamnya. Singkat cerita bel itu terpasang di rumah. Dan bel konvensional tetap terpasang tapi dilepas lagi baterenya.

Dia bersyukur gangguan bel berkurang drastis. Karena mereka “Si Usil” yang memencet bel tidak mendengar bel berdering, sehingga mereka yang usil tidak melakukannya lagi.

Sebulan kemudian, dia mendapat berita dari sahabat dalam satu kota yang hadir dan janjian mau datang, namun dia lalai hadir (pikirnya). Ternyata dia telah sampai kerumahnya dan memencet bel rumah yang konvensional, karena dia anggap yang wireless adalah bel rusak. Haduuuuh.

Sebagai tambahan Dia selalu mengunci gerbang pagar halaman depan, karena dirumah dia pernah di satroni maling. Itulah Usil VS Teknologi dan kendalanya. (FatchurR-A69)

Catatan : Serial ini disajikan ke 4; sebagai selipan karena yang seri ke-5 dan ke-6 sudah disajikan (FR)