Mengolah Batik Peranakan Agar disenangi Anak Muda

(beritasatu.com)-JAKARTA; Batik bermotif bunga, daun, dan burung, dalam warna cerah merah, oranye, biru, sangat eye catching. Tak hanya anak muda, orang dewasa pun menyukainya.

“Motif bunga, tanaman, dan burung, warna-warna cerah, itu motif khas batik peranakan,” kata perancang busana Vivia Setiawan ditemui Investor Daily di sela bazar Darpa Nagari di PIK Avenue, Jakarta (26/8).

Sesuai tema bazar Darpa Nagari, yaitu Batik Peranakan, Vivia Setiawan melalui brand busana batiknya, Savi Official Batik, mengolah batik2 peranakan jadi busana bergaya muda. “Saya fokus mengolah batik, dan kali ini batik peranakan karena warna2nya cerah sehingga cocok untuk anak muda,” ungkap perancang lulusan Raffles Design Institute di Singapura (2015).

Kendati biasa dikenakan masyarakat seiring ditetapkannya batik, Warisan Dunia Tak Benda oleh badan PBB Unesco (2/10/2009), banyak generasi muda yang menganggap batik itu kuno. “Mirisnya kini ada yang anggap batik itu kuno. Makanya, saya olah batik peranakan. Motifnya lebih simpel, tidak berat, dan warna cerah, agar generasi muda mau pakai batik” papar Ketua Panitia Bazar Darpa Nagari ini.

Batik peranakan itu batik yang motifnya terpengaruh budaya Belanda, Tiongkok, dan Jepang. “Selain terpengaruh unsur budaya Belanda, Tiongkok, dan Jepang, warnanya cerah, dan berkembang di pesisir Pantai Utara Jawa, seperti di Pekalongan, Cirebon, Lasem,” jelas perempuan asal Bandung itu.

Pada bazar Darpa Nagari ini, koleksi Savi Batik diperagakan ibu2 Komunitas Cinta Berkain. “Para model mengenakan kain batik peranakan dari Pekalongan berbahan sutera dengan kebaya modern brokat yang dibordir bermotif bunga dan burung, ditambah aplikasi swarovski” kata Vivia yang mematok setelan kebaya ini Rp3-5 juta. Busana batik peranakan berbahan katun untuk se-hari2 Rp250 ribu-800 ribu.

Yang menarik, selain jadi perancang busana, Vivia menggelar bazar Darpa Nagari ini. Agustus-2017 Darpa Nagari sukses menggelar bazar di Paris Van Java dan di Paskal HyperSquare Bandung (Oktober 2017). “Saya ingin maju bersama pengusaha UKM lain. Ini membuat saya tidak sekadar merancang busana batika, tapi jadi event organizer bazar produk fashion dan makanan lokal khas Indonesia”.

Menggelar bazar, berarti ikut membantu pemasaran produk fashion, khususnya batik dan produk kuliner khas Indonesia : Rendang, dsb. “Lewat bazar Darpa Nagari, saya punya misi ikut membantu para perajin tetap menghasilkan karya” tandas Vivia. (Mardiana Makmun; Mar; Bahan dari : Investor Daily  dan http://www.beritasatu.com/kultur/507232-vivia-setiawan-mengolah-batik-peranakan-agar-disenangi-anak-muda.html)-FatchurR *