Ubah Strategi Bisnis Restoran Agar Tetap Cuan Saat Covid19

(entrepreneur.bisnis.com)- JAKARTA; Penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan pemda, khususnya di DKI, telah memaksa bisnis dan sejumlah tempat umum tertentu agar ditutup hingga 22/5/20.

Dampaknya dirasakan paling berat oleh pelaku bisnis, salah satunya di sektor makanan-minuman yang biasanya memanfaatkan momentum bulan Ramadan untuk meraup cuan lebih besar. Agenda buka bersama dan pesanan berjumlah besar untuk paket makanan sahur kini turun drastis. Kunjungan konsumen ke resto hampir nihil karena sebagian besar warga memilih berkegiatan dari rumah.

Kondisi ini memaksa pelaku bisnis memutar otak dan strategi agar tidak selamanya terpuruk di tengah keterbatasan. Beberapa restoran kini menggencar promosi digital dengan menjual paket makanan siap saji atau makanan jadi untuk konsumen.

Strategi yang sama juga diterapkan restoran yang menyajikan pilihan daging barbekyu. Menjamurnya restoran sejenis sejak dua tahun terakhir membuat konsumen rindu makan barbekyu bersama teman dan keluarga di tengah PSBB.

“Sejak PSBB dan kami membatasi fasilitas dine-in, pesanan untuk daging beku meningkat sedikit lebih tinggi dari hari-hari biasa sebelum wabah Covid-19 menyebar,” ujar Andre, pemilik restoran barbekyu Genkuro di Jakarta.

Restorannya telah membatasi pengunjung sejak pertengahan Maret. Menyiasati sepinya pengunjung, pria yang memulai bisnisnya sejak akhir-2019, kini mengalihkan bisnisnya ke penjualan daging beku siap masak.  Konsumen dapat memilih jenis-jenis potongan daging yang diinginkan seperti meltic saikoro, karubi, rosu hingga pilihan daging ayam, dan ikan dory.

Daging itu dijual dalam kemasan 1 Kg dan kisaran harga Rp65.000 (ikan), Rp80.000 untuk daging ayam dan Rp110.000-Rp170.000 untuk daging sapi. Ada juga paket menu grill dengan isian daging yang lebih variatif, dilengkapi pilihan saus serta sayuran pendamping, dan dijual di kisaran Rp159.000-Rp329.000.

Pengiriman dilakukan via jasa pengiriman ojek online dari restorannya yang terletak di Rawamangun dan Cibinong. Jelang akhir pekan, konsumen biasanya beli lebih banyak daging sebagai persediaan.

Menurut Andre, selama PSBB dia dapat mengantongi omzet Rp8 juta-Rp10 juta/hari. Dia ungkapkan daging varian wagyu saikoro salah satu favorit konsumen. Jika sepi permintaan, omzet yang dia dapatkan ada pada kisaran Rp6 juta per hari. Jumlahnya hanya beda tipis dari kondisi business-as-usual.

“Permintaan konsumen tetap tinggi meskipun sedang ada pembatasan sosial. Apalagi daging sudah kita siapkan dalam bentuk irisan tipis atau kubus jadi mereka sudah tinggal masak saja seperti sedang makan di restoran,” ungkap Andre.

Dia juga menyiapkan fitur take away dengan menu makanan jadi yakni rice bowl, bekerja sama dengan jasa pengiriman ojek online untuk mendiversifikasi pilihan bagi konsumen. Setelah wabah berakhir, Genkuro akan membuka kembali layanan dine-in dan tetap melanjutkan penjualan menu grill.

(Nirmala Aninda; Editor : Nurbaiti; Bahan dari : https://entrepreneur.bisnis.com/read/20200503/263/1235684/mengubah-strategi-bisnis-restoran-agar-tetap-cuan-di-tengah-covid-19)-FatchurR *