Moh-Andhika Prakoso Meracik Kehangatan di Kopi Tuli

Moh-Andhika Prakoso Meracik Kehangatan di Kopi Tuli(beritasatu.com/kuliner)-JAKARTA; Menikmati secangkir kopi, kini jadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban dalam dekade terakhir. Alhasil coffee shop atau kafe kini makin menjamur dan selalu jadi favorit bersantai, berkumpul, bercanda gurau, dan meracik kehangatan di setiap cangkirnya.

 

Fenomena ini menjadi ide pemuda bernama, Mohammad Adhika Prakoso (28) untuk jadi pengusaha kopi. Setelah lulus dari Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Bina Nusantara-Binus (2016), dirinya pernah merasakan pahitnya ditolak lebih dari 200 perusahaan, karena keterbatasan pendengaran atau tuli yang dialami dirinya sejak usia 2 tahun.

 

Adhika tidak sendiri, sahabat karib sejak kecil : Putri Sampaghita Trisnawinny Santoso, juga mengalami hal sama. Sejak lulus kuliah dengan jurusan sama, Putri dan ditolak secara halus dari 500 lamaran pekerjaan yang ia kirimkan ke perusahaan yang perlu jasa desain grafis.

 

Sudah lama berusaha dan panggilan tak kunjung datang, pemikiran mulai terbuka di benaknya. Bagaimana jika dirinya yang membuka peluang pekerjaan bagi diri dan orang lain dengan kondisi tuli seperti mereka.

 

Dengan modal Rp 200 juta, dan menggandeng kembali satu orang sahabat Adhika : Tri Erwin Syah,  bergabung membuat usaha : Kopi Tuli (Koptul). Nama Koptul memiliki makna, usaha ini didirikan oleh tiga sahabat tuli.

 

“Kami ingin memberdayakan teman2 tuli melalui kopi. Kita ingin buktikan, teman2 tuli juga produktif dan bisa bersaing di industri kopi” ungkapnya kepada SP, usai seminar mahasiswa/i Mercu Buana bertajuk Generation XYZ, di kantor PayFazz, Jakarta Selatan.

 

Tak mudah membuat kedai kopi berdiri dan didatangi pelanggan. Mereka bertiga harus melewati riset2 dan pelatihan meracik kopi yang rasanya khas dan konsisten mulai dari ke BSD sampai Bandung.

 

Lebih dari itu, satu hal yang mereka pikirkan bagaimana membuat kedai kopi mereka bangun juga jadi wadah spesial bagi para teman tuli bekerja bersama di dalamnya. Kini ada lima karyawan yang bekerja sebagai barista (peracik kopi), hingga kasir.

 

“Awal Koptul buka, ada lowongan di Instagram dan mulut ke mulut. Kita harus riset dulu dari teman tuli yang melamar sudah memiliki pengalaman jadi barista, dan ternyata belum. Kami mengajar mereka jadi barista sebulan dari nol. Namun, karena teman tuli memiliki kelebihan cepat menangkap pelajaran praktik banding teori, mereka cepat bisa lancar jadi barista” jelas Adhika.

 

Sejak di buka (12/5/2018), akhirnya tempat di bilangan Depok terbangun kedai kopi baru. Tidak hanya ingin mengikuti tren kopi yang kini menjamur, Koptul memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri.

 

Pertama mulai menu. Tiap menu dalam Koptul punya nama unik dan kisah di dalamnya, bahan dasar kopi asal Papua dan Ciwidey. Semisal, menu KOSU KOSO. Kopi susu yang diracik Adhika, dan KOSO diambil dari nama akhir yaitu Prakoso. Sajian kopi ini mencerminkan karakter strong, tegas, tapi tetep luwes. Kebanyakan yang menikmati menu ini pencinta kopi yang rasanya kuat.

 

Untuk penikmat kopi pemula bisa mencicipi racikan dari Erwin yang membuat KOSU WINGS. Kopi susu ini lebih lembut dari racikan Adhika. Putri memiliki KOSU SIPUT (Si Putri), yaitu kopi susu dengan campuran alpukat. Dengan rasa unik ini, Putri ingin menceritakan karakter bervariasi, meriah, dan ceria.

 

Koptul juga memiliki menu bernama unik. Semisal, Daun Susu, Kopi Awan, Tanah Susu, Marmer Hitam, dan banyak lainnya. Adhika menjelasnya, pemilihan nama untuk variasi menu minuman itu sebagai jembatan komunikasi antara pembeli dan barista tuli di Koptul.

 

“Berbeda dari coffe shop lain, rasa dan nama minuman asli tidak akan terpampang. Ini mendorong keingintahuan pembeli untuk bertanya pada kami, dan di sanalah interaksi antara teman tuli dan pelanggan tuli atau dengar, bisa saling berinteraksi dan berbagi informasi,” terangnya.

 

Belajar Basindo

Bagaimana interaksi teman tuli dan teman dengar yang jadi pelanggan di sana? Apakah terjadi miskomunikasi? Adhika menjawab, miskomunikasi ada, tapi di Koptul, teman tuli senantiasa membuka hati untuk mengajarkan Bahasa Isyarat Indonesia (Basindo) kepada teman dengar.

 

Hal itu jadi kebiasan hingga kini, agar komunikasi mereka berjalan baik dan kehangatan tercipta. Untuk itu, Adhika membuat desain gelas plastik Koptul dengan gambar tangan yang menyimbolkan A-Z menggunakan Basindo.

 

“Hal itu pertama kami pikirkan. Pelanggan itu perlu dilayani. Tidak jarang pelanggan yang ragu saat datang ke Koptul. Akhirnya kami berkomitmen mengajarkan teman dengar bahasa isyarat serta kertas dan alat tulis, jadi kita bisa bertukar info. Untuk itu, kedai Koptul tidak menyediakan Wi-Fi,” terangnya.

 

Seiring waktu, Koptul yang hanya memiliki satu cabang akhirnya berkembang. Salah seorang sahabat Erwin menawarkan tempat di kawasan Duren Tiga untuk Koptul. Tanpa lama berpikir, mereka bertiga pun bersemangat mewujudkan kedai baru.

 

Berkonsep dan cita rasa sama, tapi cabang Koptul di Duren Tiga punya keunikan tersendiri, dibanding Depok. Karena memiliki bangunan luas, maka tempat itu bisa dijadikan galeri dan rumah belajar.

 

Lantai satu ruko digunakan Koptul, lantai dua dan tiga dijadikan tempat pertemuan, diskusi, dan belajar. ”Nanti ada rumah belajar bahasa isyarat. Saat ini dikonsep bersama Pusbisindo (Pusat Bahasa Isyarat Indonesia),” kata pria kelahiran 21/9/1990 ini.

 

Urusan bahasa isyarat, Erwin kini bersertifikat mengajar. Beberapa waktu terakhir dia juga bekerja sebagai pengajar kelas bahasa isyarat di almamaternya, Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Sehingga, tahun ini Koptul memiliki program rutin belajar bahasa isyarat dan workshop membuat kopi bagi teman tuli dan dengar.

 

“Kopi adalah sarana untuk menyatukan semua, tanpa batasan,” tukas Adhika.  (Dina Fitria; Bahan : Suara Pembaruan dan https://www.beritasatu.com/kuliner/531773-mohammad-adhika-prakoso-meracik-sebuah-kehangatan-di-kopi-tuli.html)-FatchurR

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Langganan Artikel Gratis
Dengan mendaftarkan alamat email dibawah ini, berarti anda akan selalu dapat kiriman artikel terbaru dari Alumnimaterdei

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Anda pengunjung ke
UD. Setiadarma
Best PRICE, Best QUALITY & Best for YOU! Setiadarma

UD. Setiadarma-Surabaya Sidharta Krisnamurti HP. 08165419447

Percetakan Offset Sidoyoso
Jl. Kedung Cowek 205 Surabaya (0351) 3770001-3718318 Fax. 3763186
Bosch
Bosch Jl. kedungsari 117-119 Surabaya Telp. (62-31) 5312215-5353183-4 Fax. (62-31) 5312636 email: roda_mas888@yahoo.com
Download Buletin Media Alumni Edisi 2
Buletin-MA-utk.-Widget Buletin Media Alumni bag. 1, kilk disini Buletin Media Alumni bag. 2, klik disini buletin Media Alumni bag. 3, klik disini
Alamo
alamo
Download Buletin
buletin-IAMDP 8 Download Buletin klik pada Gambar
Sahabat kita