Mainan lawas(3)-Jamuran

3a-Jamuran

Jamuran ini adalah permainan tradisional di Yoyakarta, Jateng dan Jatim yang dulu kerap dimainkan anak-anak. Sebelum dimainkan biasanya di awali hompimpah untuk menentukan yang menang dan kalah. Kalah atau menang, anak-anak tetap riang. Yang menang, bergandengan membentuk lingkaran sembari mela3a-Mainan Jamuran unikntunkan syair jamuran sementara satu anak yang berdiri di tengah lingkaran yang menandakan bahwa anak itu yang kalah.

“Jamuran… jamuran…ya ge ge thok; jamur apa ya ge ge thok
Jamur payung, ngrembuyung kaya lembayung; sira badhe jamur apa?”
begitu kira-kira syairnya..

 

Tiba pada kalimat ‘sira badhe jamur apa?’, si anak yang berada di tengah lingkaran lantas berteriak menyebut sebuah gerakan pura-pura yang wajib kami perbuat. Anak-anak lain yang semula bergandengan tangan membentuk lingkaran, kontan berhamburan. Untuk menirukan seperti apa yang di ucapkan si anak yang kalah tadi. Misal seperti ini. ‘jamur montor!’

Ketika di ucapkan ‘jamur montor! Anak-anak yang berhamburan untuk berubah menjadi berbagai kendaraan beroda. Ada yang menjadi mobil polisi. Ada yang menjadi dokar, ada yang menjadi sepeda motor. Ada yang menjadi kereta. Masing-masing kami bergumam menirukan suara tiap-tiapnya sembari berjalan mondar-mandir. Hingga terdengar lagi sebuah suara.

‘Jamur patung!’
Lantas anak-anak bergegas menjadi patung, diam tak bergerak. Tidak boleh tersenyum. Tidak boleh tertawa. Meski digoda. Meski diajak berbicara. Bagi anak yang tertawa, tersenyum, atau yang bergerak akan terkena hukuman yaitu ia harus menggantikan posisi anak yang kalah tadi.
Bila sudah ada yang terkena, kami lantas bermain lagi dari mula. Jika sudah ada terhukum, kami yang terbebas bisa lega tersenyum. Yang kena hukuman, masuk ke dalam lingkaran. yang lainnya, bergandengan tangan melingkar dan mulai menembang.

 

Anak-anakpun banyak yang tertawa terpingkal karenanya. ‘Jamur patung!’. Seketika itu juga kami tidak boleh bergerak. seketika itu juga kami tidak boleh tertawa.

Nyatanya ada yang tidak bisa, tetap terpingkal sehingga terkena hukuman. Jika yang terkena hukuman lebih dari satu maka ditentukan dengan pingsut atau hompipah.

jamuran… jamuran… ya ge ge thok………… . . .

Tiba pada kalimat ‘sira badhe jamur apa?’ (intinya permainan dimulai seperti awal tadi). ‘Jamur monyet!’
Anak-anak segera melepas tautan tangan, semua berhamburan. Macam-macam gerakannya. Ada yang memanjat pohon. Ada yang hanya menggaruk-garuk kepala. Ada yang sesekali meloncat-loncat. Ada yang duduk dan berpura-pura seperti mencari kutu pada kepala temannya.
————

3b-Cublak-cublak Suweng3b.Cublak-cublak Suweng

Jenis ini dimainkan beberapa anak / orang, tetapi minimal tiga orang. Akan tetapi lebih baik enis antara 6 sampai delapan orang. Tujuan dari permainan ini adalah Pak Empo menemukan anting (suweng) yang disembunyikan seseorang.
Pada awal permaianan beberapa orang berkumpul dan mengundi/ menentukan salah satu dari mereka untuk menjadi Pak Empo. Biasanya pengundiannya melalui pingsut/encon/undian biasa. Setelah ada yang berperan sebagai pak Empo. Maka mereka semua duduk melingkar.

 

Sedangkan Pak Empo berbaring telungkup di tengah-tengah mereka. Masing-masing orang menaruh telapak tangannya menghadap ke atas di punggung pak Empo. Salah seorang dari mereka mengambil kerikil atau benda (benda ini dianggap sebagai anting).

 

Lalu mereka semua bersama-sama menyanyikan cublak-cublak suweng sambil memutar kerikil dari telapak tangan yang satu ke yang lainnya. Begitu terus sampai lagu tersebut dinyanyikan beberapa kali (biasanya 2-3 kali).

Setelah sampai bait terakhir …Sir-sir pong dele gosong pak Empo bangun dan pemain lainnya pura-pura memegang kerikil. Tangan kanan dan kiri mereka tertutup rapat seperti menggenggam sesuatu. Hal ini untuk mengecoh pak Empo yang sedang mencari ”suwengnya”.

 

Masing-masing pemain mengacungkan jari telunjuk dan menggesek-gesekkan telunjuk kanan dan kiri (gerakannya) persis seperti orang mengiris cabe. Mereka semua tetap menyanyikan Sir-sir pong dele gosong secara berulang-ulang sampai pak Empo menunjuk salah seorang yang dianggap menyembunyikan anting.

Ketika pak Empo salah menunjuk maka permainan dimulai dari awal lagi (pak Empo berbaring). Ketika pak Empo berhasil menemukan orang yang menyembunyikan antingnya maka orang itu berganti peran jadi pak Empo. Permainan selesai ketika mereka sepakat menyelesaikannya. Bersambung ………………. (http://my-undersky.blogspot.com/2011/01/permanian-anak-tempo-dulu-yang-hilang.html)-FatchurR

5 Responses to Mainan lawas(3)-Jamuran

Leave a Reply to sidharta krisnamurti Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Langganan Artikel Gratis
Dengan mendaftarkan alamat email dibawah ini, berarti anda akan selalu dapat kiriman artikel terbaru dari Alumnimaterdei

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Anda pengunjung ke
UD. Setiadarma
Best PRICE, Best QUALITY & Best for YOU! Setiadarma

UD. Setiadarma-Surabaya Sidharta Krisnamurti HP. 08165419447

Percetakan Offset Sidoyoso
Jl. Kedung Cowek 205 Surabaya (0351) 3770001-3718318 Fax. 3763186
Bosch
Bosch Jl. kedungsari 117-119 Surabaya Telp. (62-31) 5312215-5353183-4 Fax. (62-31) 5312636 email: roda_mas888@yahoo.com
Download Buletin Media Alumni Edisi 2
Buletin-MA-utk.-Widget Buletin Media Alumni bag. 1, kilk disini Buletin Media Alumni bag. 2, klik disini buletin Media Alumni bag. 3, klik disini
Alamo
alamo
Download Buletin
buletin-IAMDP 8 Download Buletin klik pada Gambar
Sahabat kita