Seputar Reuni A68 di Bremi(g) Tamat
Salah satu yang membuat seseorang krasan (nyaman) disuatu tempat adalah sajian, makanan dan jajanan. Begitu juga Reuni A68 di Bremi. Seperti diceriterakan sebelumnya, makanan dan jajanan serasa di grujug, saking banyaknya dan saya menikmatinya sejak di perjalanan Sby-Prolink; di rumah pak Wid serta di Bremi.
Maklum mayoritas sajiannya barang impor. Diawali snack dari Sby, jajanan pasar di rumah pak Wid, dan dari Krucil ambil rawon yang aduhai rasanya, makanan impornya dari Keluarga Akas Prolink (mas Eddy Hariadi) tambah sajian lain dari kerajaan Mataram, Pulau Lombok (dr Mimik). Sedap dan asyiiiiik.
Yuk kita bayangkan sejenak (mirip mengheningkan cipta gitu loh) : Ketan bule (bubuk kedele); kacang rebus, Pastel, Lemper; Kueku; Malamnya kue Tart (karena malam itu ada yang menambah umurnya setahun); Jagung bakar dan Ubi bakar. Malam itu kroyokan makan Rawon, telur asin Mataram; Sambel terasi, kecambah kecil dan kerupuk.
Juga ada plecing kangkung Mataram, khususnya disediakan boeat mas RNSB yang bermasalah dengan giginya (gak tau tuh, apakah giginya telah dijual habis tah?); Makanan lembut juga diminati mas HW (OTH) giginya gak mau bertugas seperti ketika mudanya dulu. Saya termasuk pemangsa sayuran, karena meyakini bahwa “Sehat adalah sayur”
Pagi harinya sebelum kita bangun telah tersedia : Sarapan Pecel (maksudnya, boleh dimakan dalam mimpi), di plus lauk telur asin Mataram, kerupuk, sambel tomat, penyet ikan Pe Manuk Probolinggo (Nulisnya Pe itu satu huruf atau dua huruf sih?); Penyet tempe, lalapan kangkung rebus yang diimpor dari Kerajaan Mataram tersebut
Makan siang, tersedia Menu sambel daun pepaya dan singkong, dan pucuk daun Manisah; dilengkapi Ikan asin; sambel Mattah Kecombrang. Nah dua hari itu konon katanya ada peningkatan prestasi : Diabet dan kholesterol. Akibatnya dua set kue tart gak habis, dan di re-ekspor keluar Bremi ?
Agar tidak terkesan Reuni A68 identik dengan makan memakan, maka harus diceriterakan bahwa disamping kangen kangenan (berdua, bertiga dst), juga teman2 silih berganti menyanyi layaknya “Materdei Idol” yang mutunya gak jauh jauh amat dengan Indonesian Idol.
Tidak lupa panitia menyediakan hadiah pintu (terjemahan bebas dari Door prize). Nek salah sepurane ae, maklum sudah lupa pelajarannya pak Singgih. Hadiah pertama mungkin Mobil (tapi kok bungkuse cilik rek), berarti tebakanku salah
Acara reuni ditutup penguman reuni berikutnya akan diselenggarakan di Sby dengan dukungan transpor gratis dari mas Eddy Hariadi, jadwalnya setahun berikutnya akan diberitahukan kemudian, lanjut bersenang senandung bersama, gandeng tangan berdiri membuat lingkaran dengan alunan diantaranya : “Perpisahan”; “Kemesraan”; Kapan-kapan”; “Gilang sipaku gilang” dan saling bersalaman n berpelukan. Habis perkara ceritaraanya. Mohon maaf redaktur mungkin menyajikan agak keliru atau disengaja salah, biar bisa minta maaf. Selamat boeat Alumni MDP A-68; Tamat dan ludes ceriteranya(Aguk)