Masih optimiskah IAMDP(2)
Ketika poel koempoel resmi IAMDP atau acara santai dengan teman Alumni, maka tahulah bahwa kita dikaruniai kekayaan perbedaan yang dimiliki Alumni yaitu : Optimis, pesimis, dinamis, statis dan berpikir kritis, atau gabungan dari karakteer tersebut.
Beda optimis, pesimis, dinamis, statis dan berpikir kritis
1. Optimis
Optimis adalah orang yang selalu punya harapan baik menghadapi segala persoalan, misalnya :
— Siswa/i yang ikut seleksi penerimaan mahasiswa (SPMB) dan berharap diterima di PTN / PTS yang ia pilih.
– Lulusan SMA/SMK/S1/S2 yang ingin bekerja di perusahaan swasta / PNS. Jika mereka optimis, tentu mereka berusaha mengajukan lamaran dan menyiapkan test masuknya dan berharap diterima serta dapat bekerja.
-Harapan kita, apapun kondisi dan karakter anggota dan Pengurus (misal IAMDP); dan tiap angkatan, tidak perlu berkecil hati tapi teruslah optimis, agar tiap bulan ada progres kemajuan yang dicapai
2. Pesimis
Kebalikan dari optimis adalah sifat pesimis, yaitu diartikan selalu berprasangka buruk. Yang pesimis selalu khawatir gagal-kalah-rugi-bencana, sehingga ia tak mau berusaha/mencoba.
3. Dinamis
Dinamis berarti giat bekerja, tidak mau tinggal diam, dan terus tumbuh. Dia terus berusaha serius untuk meningkatkan mutu dirinya ke arah yang lebih baik dan lebih maju, misalnya :
– Seorang petani akan berusaha agar hasil pertaniannya meningkat
– Seorang pedagang akan terus berusaha agar usaha dagangnya berkembang.
-Seorang Pengurus akan selalu bertanya pada dirinya, apa yang dapat saya lakukan untuk organisasi (IAMDP) atau apalagi yang dapat dilakukan agar IAMDP terus menanjak
4. Statis
Kebalikan dinamis ialah statis. Sifat ini harus dijauhi karena termasuk akhlak tercela yang dapat menghambat kemajuan dan mendatangkan kerugian. Contohnya, Kita tidak perlu berharap banyak, namanya saja organisasi sosial. Jadi ya terserah anggotanya, mau maju atau diam
Contoh segar adalah ketika seseorang ditunjuk menjadi anggota Pengurus, namun tidak melakukan apa2, hanya menunggu instruksi.
Jadi sebaiknya ide datang dari atas dan dari bawah. Sementara jika ada usulan, atasannya mempertimbangkan untung ruginya dan tidak langsung membantai usulan tersebut
5. Berfikir kritis
Kritis artinya tajam dalam menganalisa, bersifat tidak cepat percaya, gak gampang setuju, dan sikap berusaha menemukan kesalahan, kekeliruan, atau kekurangan untuk dicarikan solusinya.
Yang perlu diperhatikan budaya ngeyel perlu dihindari, sehingga sifat kritisnya bertujuan untuk kemajuan bersama bukan untuk ambisi diri, kelompoknya atau senenge ngeyel doank (menange dewe). Kalau yang demikian ini dihindari, maka IAMDP akan terus merangkak maju dan makin diminati Alumninya. Bersambung ………………. (http://anitafirdasari.wordpress.com/2013/05/04/pengertian-dan-contoh-optimis-2/)-Aguk
Leave a Reply