Pemuda Prancis menyusuri kali terkotor

Menyusuri S-Citarum dengan 2 kayak berbahan dasar botol plastik bekas, jadi misi 2 pemuda asal Paris, Prancis ber-ekspedisi #PlasticBottleCitarum. Kakak-adik Gary Bencheghib(22) dan Sam Bencheghib(20) memulai menantang di sungai terpolusi di dunia itu, membawa misi lingkungan.

Keduanya, ingin menyadarkan betapa berpolusi dan berbahayanya Sungai Citarum kini. Gary dan Sam juga, membagikan pengetahuan, jika sungai itu jadi lokasi terbesar penyumbang sampah yang bermuara di perairan Indonesia.

”Makin lama, perairan tertutup sampah dan 80% sampah di laut asal dari sungai” kata Penggagas Gerakan Make a Change World, Gary Bencheghib. Itu alasan Gary dan adik mulai menyusuri sampah. Mereka bergerak melalui Make a Change World, yang fokus soroti  isu pencemaran bumi dengan edukasi dan kampanye lingkungan.

Melalui ekspedisi Plastic Bottle Citarum, keduanya pilih Sungai Citarum sebagai lokasi perjalanannya mulai 14/8/2017. Gary dan Sam, ingin lihat lebih dekat tingkat polusi sungai terpanjang di Jabar itu.

Sungai terkotor

Sungai Citarum dipilih karena terpolusi di dunia, dengan 25.000 m3 sampah domestik dan 280 ton limbah industri yang dibuang ke perairan/hari. Mereka yang tumbuh besar di Bali itu mulai perjalanan berisiko itu dari Majalaya, menggunakan kayak botol plastik khusus di rancang pengrajin Bali.

Tak asal kayak, Gary dan Sam bawa pesan, sampah itu bernilai dan bermanfaat, seperti kayak botol plastiknya. Sejak perjalanan menyusuri Kab-Bandung (Baleendah, Bojongsoang, Dayeuhkolot) lanjut ke Kopo, Cigondewah, Pataruman, Cipatik, Citapen,  Cihampelas Kab-BB, keduanya terus menemukan sampah tiap kali mendayung.

”Kami selalu mendapatkan sampah menyangkut di dayung kami di sungai. Itu artinya, banyak sampah dan kalian harus tahu konsekuensinya lingkungan,” katanya dilansir laman FB Make a Change World. Gary dan Sam harus melindungi diri di sepanjang aliran sungai. Pasalnya, Sungai Citarum mengandung racun tinggi. Dari data  ada lebih dari 800 industri terus buang limbah beracun ke Citarum.

Salah satunya, limbah dari industri tekstil terbesar terus dibuang ke sungai. Itu, membuat sungai gelap karena limbah tinggi. ”Kami pakai pakaian lengkap menutupi ujung kepala – ujung kaki. Tantangan bagi kami adalah, ‘jangan sampai kami jatuh ke dalam sungai beracun itu” seloroh Gary.

Ketika Gary-Sam susah payah melindungi diri dari racun limbah. Mereka miris, lha Citarum diandalkan lebih dari 15 juta penduduk untuk mandi, masak, dan minum. Itu karena tingkat kesadaran penduduk rendah. Konsumsi air sungai terus menerus berdampak buruk kesehatan mereka di kemudian hari.

Mengolah sampah itu solusi sederhana

”Kita harus sama2 temukan cara, agar Citarum tak jadi sumber bencana. Dampak tercemarnya Sungai Citarum juga pada kelangsungan laut sebagai titik akhir penerima sampah sungai. Jadi, pengolahan sampah harus jadi cara mengurangi pasokan sampah di sungai.

Perjalanannya ber-ekspedisi #PlasticBottleCitarum berakhir 2/8/2017 di Pantai Bahagia, Muara Gembong, Bekasi. Melalui misi itu, Gary-Sam berharap perjalanan kayak plastiknya memotivasi masyarakat berpikir lebih efisien dengan mengolah sampah. (Shofira Hanan)

Monggo lengkapnya klik aja :  (http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2017/09/01/plasticbottlecitarum-dua-pemuda-prancis-susuri-sungai-terkotor-di-dunia)-FatchurR