Mengenal Penyakit Brucellosis
(alodokter.com)- Brucellosis adalah penyakit infeksi bakteri Brucella, disebarkan dari hewan ke manusia, umumnya melalui konsumsi susu, terutama yang tidak dipasteurisasi, atau produk olahan susu lainnya. Meski jarang, brucellosis bisa menyebar melalui udara atau kontak dengan hewan yang terinfeksi.
Penyebab Brucellosis
Brucellosis disebabkan bakteri Brucella. Bakteri ini masuk ke tubuh melalui kulit, selaput lendir, saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan mata. Brucella bisa bertahan hidup di tubuh, dan bisa berpindah melalui sistem aliran getah bening atau melalui aliran darah, dari satu organ ke organ lain. Akibatnya, infeksi yang muncul terbatas di area tertentu, atau meluas ke bagian tubuh lain.
Manusia bisa tertular melalui konsumsi produk hewani mentah, misalnya daging, susu, atau produk olahan susu lain (misalnya keju) dari hewan yang terinfeksi Brucella. Bakteri ini bisa menular dari hewan ke manusia melalui udara yang masuk ke sistem pernapasan, atau kontak fisik dengan hewan yang terjangkit Brucella.
Kontak fisik jika darah dari hewan yang terinfeksi masuk ke aliran darah manusia melalui luka di tubuh manusia. Walau penularan melalui kontak fisik tak mudah terjadi, sebaiknya orang dengan daya tahan tubuh lemah tidak melakukan kontak dengan hewan yang diduga terinfeksi.
Penularan brucellosis dari manusia ke manusia jarang terjadi, beberapa kasus, wanita yang terinfeksi bisa menularkan penyakit ini ke bayinya melalui proses melahirkan dan proses menyusui. Penularan juga terjadi dari hubungan seksual atau transfusi darah.
Gejala Brucellosis
Gejala brucellosis bisa muncul dalam 5-30 hari setelah terinfeksi, dan umumnya mirip dengan gejala flu, di antaranya:
- Demam
- Sakit kepala.
- Batuk.
- Nyeri otot dan sendi.
- Sakit perut.
- Berkeringat di malam hari.
- Nafsu makan dan berat badan menurun.
Gejala bisa hilang dalam hitungan minggu atau bulan, namun bisa kembali kambuh. Pada sebagian orang, gejala bisa hitungan tahun, bahkan setelah diobati. Gejala jangka panjang dialami antara lain sering demam, radang sendi, endokarditis, dan radang tulang belakang serta jaringan di sekitarnya.
Diagnosis Brucellosis
Dokter akan ambil sampel darah atau sampel sumsum tulang untuk mendiagnosis brucellosis. Karena brucellosis dapat menyerang beberapa organ, pasien bisa menjalani tes pencitraan, misalnya foto Rontgen untuk melihat perubahan pada tulang dan sendi, serta melakukan CT Scan atau MRI untuk melihat apakah ada abses atau peradangan di otak dan jaringan tubuh yang lain.
Jika pasien diduga terinfeksi atau kerusakan jantung, maka dokter akan menjalankan tes ekokardiografi. Sampel cairan otak juga bisa diambil untuk memeriksa tanda2 radang otak dan meningitis.
Komplikasi Brucellosis
Brucellosis bisa berdampak ke hampir semua bagian tubuh, seperti sistem saraf pusat, sistem reproduksi, dan hati. Jika berlangsung dalam jangka panjang, brucellosis bisa menyebabkan komplikasi pada satu atau beberapa organ, seperti:
- Endokarditis. Infeksi pada lapisan bagian dalam jantung sehingga bisa merusak katup jantung dan menyebabkan kematian.
- Artritis. Brucellosis bisa menyebabkan peradangan sendi lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan, panggul, dan radang sendi tulang belakang, yang bisa sulit diobati serta menyebabkan kerusakan permanen.
- Epididymoorchitis. Bakteri penyebab brucellosis bisa menginfeksi saluran kelamin pria, yaitu epididymis, kemudian menyebar ke testis sehingga menimbulkan nyeri dan bengkak yang parah.
- Infeksi limpa dan hati. Brucellosis pada limpa/hati membuat kedua organ ini membengkak.
- Radang otak dan meningitis. Infeksi Brucella yang menyerang sistem saraf pusat dapat mengakibatkan radang otak atau meningitis.
- Keguguran dan cacat lahir. Wanita hamil yang terinfeksi Brucella berisiko melahirkan anak yang cacat atau keguguran.
Pengobatan Brucellosis
Pengobatan pada penderita brucellosis bertujuan meredakan gejala, mencegah infeksi kambuh, dan menghindari komplikasi. Pasien akan diberikan antibiotic, seperti doxycycline atau rifampicin, untuk dikonsumsi selama minimal 6 minggu. Antibiotik lain yang umum digunakan pengobatan brucellosis adalah kotrimoksazol, streptomycin, ciprofloxacin, dan tetracycline.
Terdapat 5 – 15% kasus brucellosis yang kambuh meski sudah diobati. Biasanya infeksi kembali 6 bulan setelah pengobatan dan bisa berlangsung dalam jangka panjang/kronis. (dr. Susan Ong-P84; Terakhir diperbarui: 16 Maret 2018; Ditinjau oleh: dr. Tjin Willy Bahan dari : https://www.alodokter.com/brucellosis)-FatchurR *
Leave a Reply