Mencapai hidup 100 tahun
Sehat n panjang usia adalah doa harapan harian. Karena tidak ada yang tidak ingin. Tapi kalau ditanya, mau hidup tahun, 80- 90, atau lebih dari 100 tahun, pasti kita ragu menjawab. Cerita dua pasien usia lanjut ini mungkin dapat membantu jawabannya.
Pasien 1, Nenek (92), warga keturunan. Tiap kelahirannya, anak, cucu, piyutnya merayakan. Paling tidak keluarga besarnya mendoakan Mama, Nenek ini agar sehat dan panjang umur, walau Nenek hanya duduk di kursi dan semua kebutuhan dilayani pembantu.
Beberapa tahun terkahir aktivitasnya dikursi roda itu, buang air besar, kecil, tidur kadang di sana dan sesekali dipapah ke atas kasur di lantai. Karena sudah lama tidak bergerak, ke dua kaki Nenek ini saya lihat mengalami atrofi, menjadi kecil sekali, hanya seperti tinggal kulit yang melapisi tulangnya.
Ke dua sendi lututnya kaku, sehingga tidak dapat diluruskan. Setiap 6-12 bulan Nenek ini dibawa ke Singapore untuk pemeriksaan dokter, sejak 5 tahun terakhir. Karena menderita kencing manis, hipertensi dan gagal jantung ringan, 6-8 macam obat selalu mendampingi makannya tiap hari.
Pasien lain, kakek, menurut pengakuan beliau dan anaknya, usianya 101 tahun. Kata anaknya tanggal lahir bapaknya ditulis di dinding kamar di pondok dia di kebun. Melihat anaknya yang tertua (anaknya 8 orang), yang mengaku berumur 80 tahun, saya percaya usia beliau lebih dri 100 tahun.
Usia beliau yang panjang ini tak diikuti kualitas hidup yang baik. 15 tahun lalu, ketika berusia sekitar 85, beliau jatuh. Setelah itu beliau mengalami kelumpuhan pada ke dua tungkainya. Sejak itu hampir semua keperluan dibantu anak bungsu, seorang perempuan usia 53 tahun.
Beberapa kali diperiksa ke tempat saya praktek, terutama kalau mengeluh batuk, sesak nafas. Waktu mau diperiksa, paling tidak perlu dua orang mengangkat beliau dari kursi roda ke tempat tidur pemeriksaan. Kebayang kesulitan anaknya bila bapak ini harus diangkat ke kamar mandi waktu ada keperluan ke belakang.
Suatu ketika kata anaknya “saya 15 tahun mengurus bapak saya ini, dia maunya dengan saya, dengan kakak yang lain tidak mau. Rewel juga dokter, seperti anak kecil, semua keinginannya harus diikuti, tengah malam sering minta dimadikan”, cerita anak bapak ini.
Bapak ini saya lihat kendalanya pada ke dua tungkainya lemah, pikiran, daya ingatnya masih bagus. Andai tidak jatuh dan tidak lumpuh beliau pasti masih bisa mengurus dirinya. Suatu ketika beliau pernah ditanya anaknya, “apa bapak mau kawin lagi?” Siapa yang ngak mau, maulah jawab bapak itu. Tapi apa ada yang mau?, tanya bapak itu lagi.
Dua pasien itu usianya jauh di tas rata2 harapan hidup. Mereka yang berusia 90, 100 tahun jumlahnya di Indonesia kecil. Seiring makin meningkatnya kesadaran hidup sehat, gizi lebih baik, pelayanan kesehatan yang lebih baik, pasti harapan hidup juga meningkat, dan 100 tahun bukan mustahil.
Di Jepang populasinya cukup besar. Di Amerika Serikat pada tahun 2000 hanya ada sekitar 70.000 populasi para Centenarian ( usia lebih dari 1 abad), namun dalam beberapa dekade yang akan datang diperkirakan lebih dari 800.000 Centenarian di Amerika Serikat.
Walau popoulasi centenarian besar di AS, memurut William Sears (Prime- Time Health), lebih dari 50 % populasi dewasa yang mengikuti asuransi mendapat resep obat tartur terkait penyakit kronis yang dideritanya. Rata-rata orang AS membelanjakan uang untuk obat, lebih besar dari negara manapun.
Tiga dari tiap 4 penduduk usia di atas 65 tahun mengkonsumsi obat penyakit kronis. 25 % penduduk usia di atas 65 tahun mengkomsumsi 5-6 macam obat tiap harinya. Lalu, melihat cerita dua orang usia lanjut di atas, dan sedikit gambaran di AS, mereka yang berusia lanjut yang tidak lepas dari doctor, disease dan disability, lantas berapa lama Anda ingin hidup? Anda ingin hidup 100 tahun, atau lebih? Saya kira sangat sulit menjawabnya.
Hidup 100 tahun kini sangat mungkin, tapi hidup 100 tahun sebaiknya tidak menjadi goal utama Anda. Lebih dari sekedar umur panjang itu, 90, 100 tahun atau lebih, yang penting Anda berusaha mencegah, menghindari penyakit dan pemburukan fungsi organ tubuh Anda yang terjadi pada usia lanjut.
Kondisi fisik yang menurun pada usia 40, 50, 60 Tahun, kenapa tidak mencoba menjaga, mempertahankannya? Mencegah disability, cacat, dan penyakit itu jauh lebih penting. Jika anda membuat pilihan yang benar, tepat dari hari ke hari, Insya Allah Anda hidup lebih lama dan menikmatinya terbuka lebar. (Irsyal Rusad; http://m.kompasiana.com/post/read/521731/2/hidup-100-tahun-itu-mungkin-tetapi.html)-FatchurR
Leave a Reply