Cara Stres merusak Otak hingga Stroke
(health.detik.com)-Jakarta-Stroke benar2 bisa terjadi karena stres. Pakar neurosains mengungkap stres merusak pembuluh darah otak, dan menyebabkan stroke. Dr dr Tauhid Nur Azhar, MKes, pakar neurosains dari Komunitas Neuronesia, mengatakan stres memengaruhi sistem hormon tubuh. Ketika stres, hormon2 kortisol dan adrenalin mengalami kenaikan.
“Saat stres, hormon kortisol naik, nah sistem imun turun. Makanya orang lebih mudah sakit ketika sedang galau,” ungkap Tauhid, ditemui di sela-sela seminar Neurosains Komunitas Neuronesia, di Hotel Diradja, Jl Kapten Tendean, Mampang, Jakarta Selatan.
“Yang jarang diketahui, kenaikan hormon kortisol menyebabkan terjadinya fluktuasi adrenalin. Adrenalin yang naik turun membuat ritme darah tidak stabil, akhirnya menyebabkan kerusakan endotel pembuluh darah,” tandasnya lagi.
Ketika ada sel rusak, tubuh otomatis mereparasinya dengan menumbuhkan jaringan baru. Hanya jaringan baru ini bisa tumbuh tidak mulus. Tauhid mengibaratkannya seperti polisi tidur di jalan raya.
“Nanti lewat sel darah dengan kandungan kolesterol, lemak, nyangkut di polisi tidur tadi. Lama2 polisi tidurnya jadi besar, dan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah di otak, dan stroke,” urainya.
Proses ini tidak seketika. Pria asal Bandung ini menyebut kerusakan sel hingga menimbulkan penyumbatan bisa makan waktu ber-bulan2 hingga ber-tahun2. Risiko penyumbatan bisa terjadi lebih awal jika stres tidak ditangani dengan baik. Semakin sering stres, dan buruknya manajemen stres, bisa mempercepat terjadinya penyumbatan.
“Makanya manajemen stres penting, tidak hanya untuk jiwa, tapi juga untuk otak”. (mrs/up; Muhhammad Reza Sulaeman; Bahan dari : https://health.detik.com/berita-detikhealth/3959607/begini-cara-stres-rusak-otak-hingga-sebabkan-stroke)-FatchurR