WhatsApp Sumber Hoaks di Nigeria dan Politisi Jadi Korban
(m.liputan6.com/tekno)-JAKARTA; Penyebaran berita palsu atau hoaks merajalela di aplikasi chatting WA. Terbaru, hoaks beredar di negara2 Afrika yang populasinya terbanyak. Laporan terbaru, hoaks di WA beredar di Nigeria. Berita palsu meningkatkan kekhawatiran pada pemilu di Nigeria (Februari 2019).
Menurut laporan The Poynter Institute, hoaks di WA melibatkan gambar2 hasil editan Photoshop dan klaim2 palsu tentang politisi Nigeria. Mengutip laman CNET (4/12/2018), berita palsu itu menggunakan bahasa lokal dan menimbulkan gesekan antaretnis.
“Unggahan politik di WA kerap berkaitan etnisitas dan di antaranya menggunakan bahasa lokal. Intinya menuding satu kandidat mengatakan sesuatu (padahal tidak),” kata manajer komunitas Allwell Okpi, yang meneliti berita palsu. Penyebaran berita palsu di WA lebih cepat dibanding melalui platform lain.
Di antara klaim palsu itu, termasuk tudingan posisi politisi pada kelompok etnis nomaden Fulani yang bentrok dengan suku pribumi dan petani kristen. Desas-desus palsu lain tentang satu capres Atiku Abubakar, yang tak bisa masuk ke AS karena tudingan korupsi. Ada gambar hasil editan Abubakar tengah bersalaman dengan Presiden AS Donald Trump.
Hoaks lain yang menyebar : Foto mayat tentara disertai dengan keterangan palsu, yang menyebut tentara itu korban dari serangan Boko Haram.
Hoaks Lainnya
Africa Check, organisasi pengecekan berita palsu di sana, menemukan foto2 itu telah didaur ulang dari peristiwa terjadi beberapa tahun lalu. “Foto2 itu palsu. Tentu, pendukung partai berkuasa mendorong adanya foto2 pesawat yang tengah melepas rudal dengan keterangan, ‘Oke, pemerintah menanggapi dan membombardir para teroris’,” kata Okpi.
Rupanya, foto itu adalah foto jet2 Rusia tenggah memerangi pemberontak, bukan foto tentara Nigeria.
“Kami lihat pendukung di kedua belah pihak mencoba mendapatkan apa pun yang bisa mendukung politik mereka,” katanya.
Sepertiga Orang Nigeria suka sebar informasi Palsu
Hasil survei Nieman Jornalism menemukan hampir 1/3 orang Nigeria suka menyebarkan informasi yang merupakan informasi palsu. Survei juga menemukan, warga Nigeria tingkat kepercayaannya terendah kepada media dibanding negara2 lainnya termasuk Kenya dan Afrika Selatan.
Di Nigeria, berita palsu juga lebih sering beredar di platform mobile seperti WhatsApp dll. Ujaran kebencian berujung pada kekerasan, rasisme, hingga mendorong kebencian terhadap wanita.
Kata WhatsApp
Juru bicara WA mengatakan, WA sangat peduli keamanan pengguna di dunia. “Kami membuat perubahan2 di WhatsApp yang bertujuan membatasi penyebaran rumor viral”. Salah satunya menempatkan label pada pesan yang diteruskan hingga membatasi pesan dikirim di WA.
“Kami bantu menghadirkan CrossCheck ke WA untuk memeriksa hoaks di Nigeria. Jelang pemilu, kami tingkatkan pendidikan tentang bagaimana pengguna bisa membedakan hoaks atau rumor,” tuturnya. (Tin/Isk; Agustin Setyowardani; Bahan dari : https://m.liputan6.com/tekno/read/3798698/whatsapp-sumber-hoaks-di-nigeria-politisi-jadi-korban)-FatchurR *