PROB DAN MANGROVE-(3)

PAITON – Suasana pantai Pasir Panjang Desa Sumberanyar Kecamatan Paiton, Jum’at (6/8) sore terlihat berbeda dari biasanya. Ratusan siswa sekolah berkumpul untuk ikut serta dalam penanaman bakau (mangrove) massal yang diselenggarakan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Kab. Probolinggo bekerja sama dengan CSR (Corporate Sosial Responsible) PT. IPMOMI Paiton.

Kegiatan ini dimulai pukul 15.00. Diawali dengan penanaman bibit mangrove. Sekitar 150 peserta  turut dalam aksi ini. Sebagian besar merupakan siswa SMAN 1, SMPN 1 dan SMPN 2 Paiton. Selain itu ada peserta dari jajaran Muspika Paiton, petugas Badan Lingkungan Hidup (BLH), petugas TPI Paiton dan DPK Kabupaten dan Grup pecinta alam Fatarfah Nurul Jadid dan masyarakat setempat.

Usai penanaman, dilanjutkan dengan bersih-bersih pantai. Sampah organik dan non organik dimasukkan dalam plastik yang berbeda. Ratusan siswa ini bersemangat mengumpulkan sampah yang ada di sepanjang pantai.

Ketua pelaksana Heru S. mengatakan kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Konsep yang dipilih PT. IPMOMI tiap tahunnya berbeda-beda. ”Tahun ini kami memperingatinya dengan penanaman mangrove,” ujarnya.

Menurutnya, penanaman mangrove ini merupakan kegiatan kedua kali. Sebelumya dilakukan di Desa Bhinor, Paiton. Setelah lebaran, direncanakan penanaman ketiga kalinya di lokasi berbeda. Jumlah bibit mangrove yang ditanam ini mencapai 3.500 bibit. ”Melalui kegiatan ini, kami ingin mengajak siswa supaya mencintai lingkungannya,” ujarnya

Sementara Kepala DPK Dedy Isfandi menyampaikan ucapan terima kasih atas kepedulian yang diberikan CSR PT. IPMOMI Paiton terhadap lingkungan. ”Ini merupakan wujud kepedulian terhadap lingkungan. Vegetasi ini sangat bermanfaat sebagai pelindung pantai,” ujarnya.

Dedy menuturkan, penanaman bibit mangrove ini bertujuan menahan abrasi, instrusi air laut, menurunkan kondisi gas CO2 di atmosfir dan menahan angin dari laut. ”Hutan mangrove berfungsi sebagai pelindung alami efektif untuk menahan erosi pantai, penunjang keseimbangan habitat pantai, menyuplai makanan, bahan obat-obatan dan kayu bakar untuk penduduk sekitar,” jelasnya.

Dengan penanaman mangrove ini, diharapkan mampu mencegah abrasi dan luapan air laut pasang atau rob yang belakangan ini kerap menggenangi kawasan pemukiman warga sekitar. ”Erosi pada pantai bisa terjaga dengan baik, asalkan masyarakat ikut berpartisipasi,” tuturnya.

Dedy mengungkapkan, acara menanam mangrove ini tidak hanya sekedar seremonial saja. Namun juga memiliki nilai edukasi yaitu mengajarkan generasi muda, khususnya pelajar untuk mencintai lingkungan dengan menanam mangrove sekaligus merawatnya.

“Saya berharap jangan cuma semangat menanam saja, tetapi juga harus turut merawatnya. Sebelum besar, bibit mangrove ini mudah rusak, oleh ombak dan hal lain. Jadi perlu dijaga dan dirawat. Jika target 50 % tumbuh terealisasi, itu sudah cukup bagus,” imbuhnya.

Ika Inayatus S, siswi SMAN 1 Paiton yang ikut dalam kegiatan menanam mangrove ini mengaku senang bergabung. Dengan begitu, ia menjadi tahu kondisi pantai, terutama pantai Pasir Panjang yang saat ini sudah mengalami abrasi karena minimnya hutan mangrove di bibir pantai.

“Saya senang bisa ikut kegiatan ini. Selain menambah teman, saya tahu pentingnya kawasan pantai yang harus dijaga tanaman mangrove agar tak terjadi abrasi dan rob,” ujarnya. Ternyata masih banyak peluang ladang amal yang dapat kita (Sekolah Materdei dan IAMDP dengan menggandeng LSM atau CSR suatu perusahaan untuk membantu menyelamatkan kota kita dari kekeliruan mengelola Lingkungan hidup. Tapi kapan kita juga serius berkiprah rek ?. (FR; bhn dari Wawan http://www.probolinggokab.go.id/site/index.php?option=com_content&task=view&id=4406&Itemid=97)