Menjadi Bijak Ala Gamal Albinsaid

(tulisan ini dimuat di majalah Link Go edisi Desember 2014)

Judul Buku   : Gamal Albinsaid, Menyehatkan Indonesia dengan Sampah

Jenis                : Fiksi / Inspirasi

Penulis            : Fachmy Casofa

Penerbit          : Metagraf

Cetakan           : Pertama, September 2014

Tebal                : 200 halaman

ISBN                 : 978-602-9212-99-0

Peresensi         : Stebby Julionatan *)

Yang selalu saya ingat dari pertemuan saya dengan sosok pemuda yang luar biasa ini adalah ucapan ini:

“Jika seseorang terpanggil menjadi tukang sapu, seharusnya ia menyapu seperti Michaelangelo melukis, Beethoven membuat komposisi musiknya atau Shakespeare menuliskan puisinya. Dia seharusnya menyapu jalan dengan begitu baik hingga seluruh penghuni surga da bumi akan berhenti sejenak sambil berkata, ‘Di sini telah hidup seorang penyapu jalan yang menjalankan tugasnya dengan begitu baik.’”

Saat itu, di pertemuan pertama kami, Gamal –demikianlah ia biasa dipanggil, yang tengah menjadi pembicara di sebuah pusat pertokoan di Kota Malang seakan ‘menampar’ kami semua dengan kata-katanya tersebut. Ia mengingatkan kita –terutama saya, untuk tidak menjadi ambisius, tak suka iri hati dan menyadari bahwa Allah sebenarnya menitipkan berkatnya terhadap apapun profesi kita. Menjadi bertanggung jawab, bekerja sepenuh hati dan menyadari bahwa pekerjaan adalah bagian dari ibadah kita kepadaNya.

Dan rupanya, ungkapan yang luar biasa tersebut tertuang dalam buku ini. Biografi Gamal Albinsaid, CEO Indonesia Medika dan Peraih Penghargaan The HRH Prince of Fales Young Sustainability Entrepreneur. Buku bergenre faksi/inspirasi karangan Fachmy Casofa ini membuat saya mengenal lebih dekat siapa sosok “Dokter Sampah” ini.

Ya, Gamal Albinsaid, seorang dokter muda di RS Saiful Anwar Malang ini adalah pendiri Yayasan Indonesia Medika. Sebuah yayasan yang bergerak untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat, khususnya kaum marginal yang tak tersentuh oleh program-program kesehatan pemerintah, dengan jalan menukar sampah sebagai pengganti biaya kesehatan.

Sampah, bagi Gamal, adalah solusi terbaik karena hampir setiap hari, setiap orang dan di setiap rumah tangga pasti memproduksinya. Dan apa yang sebenarnya Klinik Asuransi Sampah usahakan adalah memobilisasi sumber daya masyarakat yang terbuang itu, yaitu sampah, sebagai sarana untuk meningkatkan akses kesehatan. (hal. 18)

Pada biografi setebal 200 halaman ini, melalui tulisan Fachmy, Gamal sebenarnya ingin mengungkapkan 5 hal, yakni: makna keiklasan, prestatif, visioner, balance dan meaning. Sebuah pedoman hidup yang ia kembangkan dari teori Devine Calling. Pleasure, strength and meaning.

Intinya, Gamal menuturkan, jika ingin berhasil dalam hidup berarti kita harus mencari bidang yang kita sukai, menekuni bidang tersebut dengan ahli dan sekaligus bermakna bagi orang lain. Inilah yang melekat dan menjadi dasar Gamal mendirikan Indonesia Medika. Memadukan unsur pleasure, strenght and meaning dengan penelitian dan penerapan, sehingga lahirlah Klinik Asuransi Sampah yang kini mendunia itu.

Bagi saya pribadi, secara keseluruhan buku ini cukup menarik karena dilengkapi denganquote-quote bijak nan inspiratif yang menjadi sandaran hidup Gamal Albinsaid; termasuk halaman foto-foto yang kaya warna, menjadikannya makin inspiratif.

Hal lain yang membuat menyukai buku ini adalah ketika membaca bab yang berisi hubungan Gamal dengan kedua orangtuanya, terutama sang Mami, begitulah Gamal memanggil ibunya. Bikin terenyuh. Saya paling tersentuh ketika membaca bagian saat sang Mami menyemangati Gamal yang akan berangkat ujian dengan berkata, “Waktu Gamal ujian, Mami ada di atas sajadah”. Ya, rasanya tak salah ungkapan, “Keberhasilan anak adalah hasil dari doa orang tuanya juga.” Betapa Tuhan senantiasa menjamah doa-doa orang tua kita. Betapa mulianya mereka, terutama ibu, di mataNya.

Tak ada gading yang tak retak. Sayang, meski sangatlah inspiratif buku ini tidak dilengkapi dengan bagaimana sepak terjang Gamal, jatuh dan bangunnya ia (baca: yang lebih terperinci), ketika ia dan rekan-rekannya mendirikan Indonesia Medika. Yang tentunya, pengalaman dan perjuangannya itu sangatlah layak untuk dibagikan kepada generasi muda masa kini yang maunya instan saja. Ingin sukses tanpa melalui tangga tahapan-tahapannya. Bukan untuk sombong, tetapi untuk menyadarkan kami bahwa kesuksesan itu tidak didapat dengan berleha-leha, tetapi kerja keras. Kesuksesan tidaklah seperti membalik telapak tangan. Dan juga, bagi saya pribadi, yang ingin tahu bagaimana tulisan “asli” dr. Gamal Albinsaid, saya berharap buku ini dilengkapi dengan proposal Gamal saat dia berkompetisi di ajang internasional bertajuk HRH The Prince of Wales Young Sustainability Enterpreneur . Atau palang tidak, buku ini –semacam buku kumpulan pererima Nobel, dilengkapi dengan isi pidato kemenangan Gamal. Tentang apa yang sebenarnya ingin ia ungkapkan pada dunia internasional tentang dirinya, tentang Indonesia Medika dan tentang Indonesia.

*) Stebby Julionatan, penulis, tinggal di Probolinggo – Jawa Timur. Pendiri Komunitas Menulis (Komunlis). Dapat disapa melalui akun FB: Stebby Julionatan, twitter: @sjulionatan atau email: sjulionatan@yahoo.com.