Mengenal Waisak
Banyak varian di antara semua aliran Buddhis tentang kelahiran, Pencerahan, dan Parinibbana Buddha Gotama/Sakyamuni. Versi Waisak yang memperingati kelahiran, Pencerahan, dan Parinibbana Sang Buddha pada satu hari/tanggal yang sama, yaitu purnama bulan kelima penanggalan lunar (bulan Waisak/Vesakha), merupakan tradisi Buddhis Theravada.
Versi Waisak ini dijadikan peringatan Waisak secara internasional yang disepakati semua aliran Buddhis pada pertemuan Buddhis sedunia di Sri Lanka 1950. Sebelum kesepakatan itu, setiap aliran Buddhis memperingati peristiwa kelahiran, Pencerahan, dan Parinibbana pada hari yang berlainan.
Misalnya, aliran Mahayana Cina memperingati kelahiran Bodhisattva Sakyamuni hari ke-8 bulan ke-4 penanggalan Cina, Pencerahan Buddha Sakyamuni hari ke-8 bulan ke-12, dan Parinirvana Sang Buddha hari ke-15 bulan ke-2. Tahun 2010 Buddhis secara internasional adalah 2554 BE (Buddhist Era), namun tahun Buddhis menurut versi Mahayana Cina adalah 3037 BE.
Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan perhitungan kronologi kejadian sejak Buddha Parinibbana sampai kini. Kronologi Buddhis Theravada berdasar kitab Mahavamsa yang berisi kronologi sejarah agama Buddha sejak Konsili Pertama di India sampai dapat berurat akar di Sri Lanka setelah kedatangan Bhikkhu Mahinda, putra Raja Asoka, menyebarkan Dhamma di Sri Lanka.
Menurut Mahavamsa, Raja Asoka naik tahta 218 tahun setelah Buddha Parinibbana (218 BE) dan berdasarkan catatan kronologis ini tradisi Theravada yakin kelahiran Bodhisatta Gotama pada tahun 623 SM, Pencerahan Beliau tahun 588 SM, dan Parinibbana tahun 543 SM. Ketiga peristiwa ini terjadi pada hari/tanggal yang sama.
Sedang kronologi Buddhis Mahayana mengganggap Raja Asoka naik tahta 100 tahun setelah Buddha Parinirvana (100 BE) dan menurut catatan sejarah Cina, pada zaman Dinasti Zhou pada hari ke-8 bulan ke-12 tahun ke-26 pemerintahan kaisar Zhao (sekitar tahun 1026 SM), terjadi peristiwa yang aneh: bumi berguncang, sungai-sungai meluap, dan langit diliputi cahaya berwarna-warni.
Kaisar memanggil peramal untuk meramalkan apakah kejadian ini pertanda baik atau buruk. Sang peramal mengatakan peristiwa ini menandakan kelahiran seorang yang bijak di suatu tempat di daerah barat (India) yang ajarannya kelak akan datang ke Cina.
Kejadian inilah yang dijadikan dasar peringatan hari kelahiran Bodhisattva Sakyamuni dalam tradisi Mahayana Cina karena dalam berbagai literatur Buddhis kelahiran Bodhisattva memang disertai peristiwa-peristiwa yang luar biasa demikian.
Jadi, tidak benar tradisi Mahayana tidak mengenal Waisak. Yang benar mereka memperingati peristiwa yang berkenaan dengan Tri Suci Waisak pada hari yang berbeda. Namun demikian setelah kesepakatan internasional di Sri Lanka, umat Mahayana sebagian mengikuti peringatan Waisak secara internasional, sebagian lagi memperingati hari kelahiran, Pencerahan, dan Parinibbana Buddha secara terpisah selain mengikuti peringatan Tri Suci Waisak yang menggabungkan ketiga peristiwa tersebut.
Salah satu contohnya adalah vihara Mahayana yang ada di daerah saya, yang memperingati peristiwa Waisak 4 kali setahun (3 kali secara tradisi Mahayana untuk memperingati hari kelahiran, Pencerahan, Parinibbana secara terpisah ditambah 1 kali peringatan Waisak secara internasional yang memperingati ketiga peristiwa tsb secara bersamaan. (http://www.w****a.com/forum/maitreya/7253-mahayana-tidak-mengenal-waisak.html dan http://dhammacitta.org/forum/
Leave a Reply