Hiroshima park memorial taman tenang yang memilukan
Hiroshima – 70 tahun lalu, Hiroshima luluh lantak karena serangan bom atom AS. Kini, lokasi bekas serangan bom itu dijadikan taman peringatan : “Hiroshima Memorial Park”. Salah satu bangunan bekas ledakan dibiarkan apa adanya dan dijadikan monumen dengan sebutan Atomic Bomb Dome.
Jauh berbeda dengan kondisi 70 tahun yang lalu, kini Hiroshima menjadi kota yang indah, bersih dan rapi. Hiroshima saat ini dikenal sebagai kota perdamaian.
Sungai Ota yang melintang di tengah taman tersebut mengalir dengan tenang. Airnya berwarna hijau, bersih dan tak ada satupun sampah di dalamnya.
Pengunjung museum dapat berkeliling kota Hiroshima melalui sungai tersebut dengan menyewa perahu yang telah disediakan oleh pengelola.
Suasana di sekeliling taman terasa teduh dan nyaman. Di sisi sebelah kiri sungai, tampak warga bermain seruling bambu, membaca buku ataupun berjalan-jalan dengan binatang peliharaan.
Sementara di sisi kanan lebih banyak pengunjung berfoto dan membaca keterangan tulisan dalam setiap monumen yang dibangun di taman.
“Anda bisa berkeliling taman, membaca setiap keterangan yang ada dan merasakan betapa dahsyatnya serangan bom saat itu,” kata salah seorang penduduk setempat yang juga saksi mata ledakan bom, Ishi Michiko (77), Rabu (4/8/2015).
Taman ini memang banyak dibangun monumen dan memorabilia yang menjelaskan tentang peristiwa bom atom tanggal 6 Agustus 1945 silam.
Selain Atomic Bomb Dome yang merupakan bangunan utama, ada banyak bangunan lain seperti gambaran kondisi mayat pada saat itu yang hampir tak berbentuk.
Ada juga monumen berupa foto jembatan yang hancur, monumen foto kondisi kekacauan Kota Hiroshima, serta monumen anak-anak yang juga tak luput dari serangan bom atom pertama kalinya di dunia itu.
Setiap monumen tertulis keterangan cukup rinci dengan kisah-kisah yang memilukan. Salah satunya adalah monumen berbentuk bangunan lonjong dengan patung anak bernama Sadako Sasaki yang memegang origami burung di atasnya.
Sadako berusia 2 tahun saat terjadi serangan bom itu. Ia tak mengalami luka-luka, hingga 8 tahun kemudian. Dalam usia 10 tahun itu, Sadako mulai sakit-sakitan sebagai efek serangan radiasi.
Namun Sadako tak menyerah. Ia membuat ribuan origami burung agar harapannya untuk sembuh terkabul. Namun raganya tak kuat menangkal radiasi bom atom tersebut. Sadako akhirnya meninggal. Ia dikuburkan dengan origami burung dan bunga.
Di bagian tengah bangunan lonjong terdapat gong yang dapat dibunyikan pengunjung dan digunakan untuk mendoakan anak-anak korban ledakan bom.
Di sisi yang lain terdapat bangunan lonjong yang lebih pendek. Dari lobang bangunan ini dapat terlihat puncak Atomic Bomb Dome. Di depannya banyak pengunjung meletakkan bunga dan memanjatkan doa untuk para korban bom atom. (khf/fdn; http://m.detik.com/news/
Leave a Reply