Dibalik Kokohnya Tembok China
(redaksiindonesia.com)- Ketika bangsa Cina ingin hidup tenang, mereka bangun tembok Cina sangat besar. Mereka yakin tidak akan ada orang sanggup menerobosnya karena tinggi sekali. Tapi 100 tahun pertama setelah tembok selesai dibangun, Cina terlibat 3x perperangan besar.
Tiap kali perang, pasukan musuh tidak menghancurkan tembok atau memanjatnya, cukup menyogok penjaga gerbang. Cina di zaman sibuk dengan membangun tembok, dan lupa membangun manusia. Membangun manusia seharusnya dilakukan sebelum membangun. Itu dibutuhkan semua bangsa.
Ada pendapat bahwa apabila ingin menghancurkan peradaban sebuah bangsa, ada tiga cara untuk melakukannya, yaitu:
1-Hancurkan tatanan keluarga
2-Hancurkan pendidikan
3-Hancurkan keteladanan dari para tokoh dan ulama.
Untuk menghancurkan keluarga caranya mengikis peranan ibu2 agar sibuk dengan dunia luar, menyerahkan urusan rumah tangga pada pembantu. Para ibu akan lebih bangga jadi wanita karier ketimbang ibu rumah tangga dengan dalih hak asasi dan emansipasi.
Kedua, pendidikan bisa dihancurkan dengan mengabaikan peran guru. Kurangi penghargaan pada mereka, alihkan perhatian mereka sebagai pendidik dengan kewajiban2 administratif, untuk tujuan materi semata, hingga mereka abai pada fungsi utama sebagai pendidik, sehingga semua siswa meremehkannya.
Ketiga, menghancurkan keteladanan tokoh2 masyarakat dan ulama itu cara melibatkan mereka dalam politik praktis yang berorientasi materi dan jabatan, hingga tak ada lagi orang pintar yang patut dipercayai.
Tidak ada orang yang mendengarkan perkataannya, apalagi meneladani perbuatannya. Bila ibu rumah tangga hilang, para guru yang ikhlas lenyap dan para ulama dan tokoh panutan sudah sirna, maka siapa lagi yang akan mendidik generasi dengan nilai-nilai luhur ?
Itulah awal kehancuran yang sesungguhnya. Saat itu kehancuran bangsa terjadi, sekalipun tubuhnya dibungkus pakaian mewah, bangunan fisik yang megah, dan dibawa dengan kendaraan yang mewah. Semuanya tak akan berarti apa apa, rapuh dan lemah tanpa jiwa yang tangguh.
*Diadaptasi dari tulisan Jarred Diamond, penulis yang dapat penghargaan Pulitzer. Dalam pidatonya Jarred pernah mengatakan bahwa negara seperti: Indonesia, Columbia dan Philipina, merupakan beberapa peradaban yang sebentar lagi akan punah.`(Harry Rekso samudro-A61; Bahan dari : https://redaksiindonesia.com/read/kelemahan-dibalik-kokohnya-tembok-china.html)-FatchurR *