Bunuh Diri Masal PT–Menuju Pendidikan Asembling(3/3)

Bunuh Diri Masal PT-Menuju Pendidikan Asembling(http://facebook.com/dmarketingc By Sudaryono, Guru Besar FT UGM); Sistem pendidikan asembling

Atas dasar kondisi seperti itulah barangkali Jim Clifton gelisah dan khawatir akan masa depan eksistensi Perguruan Tinggi (PT) dalam perannya sebagai penyedia tenaga kerja industri.

 

Keahlian ilmu gathuk seperti itu ”tak pernah” dan ”tak perlu” diajarkan PT. Ilmu seperti itu dapat dipelajari siapa pun, di mana pun, dan kapan pun.

 

Kekhawatiran Jim Clifton barangkali ”sangat berguna” untuk mendefinisikan ulang peran pendidikan tinggi dalam perubahan-perubahan alam dan kehidupan manusia di masa depan. Paling tidak, ada dua arus utama pendidikan tinggi yang dapat ditawarkan kepada masyarakat.

 

Pertama, pendidikan tinggi atas dasar semangat discovery. 

Artinya, pendidikan tinggi semacam ini mengorientasikan kegiatan untuk meraih ”penemuan2” besar yang berguna bagi perubahan2 kehidupan manusia di masa depan. Riset2nya dilakukan atas dasar ”kerja kolektif” untuk diarahkan pada ”penyelesaian masalah-masalah besar” dan ”penemuan2 besar”

 

Sehingga PT semacam ini jumlahnya harus dibatasi, termasuk jumlah mahasiswanya juga dibatasi pada mereka yang kemampuan dasarnya luar biasa (melalui seleksi ketat). Untuk perguruan tinggi semacam ini, idealnya diselenggarakan atas basis subsidi.

 

Dalam arti mahasiswa tidak dipungut biaya alias gratis karena mereka kelak jadi pemandu perubahan kehidupan manusia. Setelah lulus mereka tidak dibiarkan mencari pekerjaannya sendiri, tetapi sudah dikaitkan dengan tugas-tugas besar yang harus dilakukan.

 

Kedua, pendidikan tinggi atas semangat berpikir asembling,

Atau pendidikan yang diselenggarakan untuk melembagakan cara berpikir ”perakit”, sehingga tugas utamanya melahirkan sebanyak-banyaknya tenaga ahli perakit yang sangat dibutuhkan oleh industri.

 

Pendidikan seperti ini mirip pendidikan vokasi, tetapi bedanya terletak pada ”cara berpikir” yang luas, melintas disiplin, dan kompetensi yang dihasilkannya mampu melahirkan produk-produk baru, baik berupa barang maupun jasa. Mungkin pendidikan semacam ini tepat disebut ”pendidikan vokasi plus”.

 

Taiwan, Korea, dan China telah memberi perhatian besar terhadap pengembangan pendidikan semacam ini. Dengan menyelenggarakan dua arus utama pendidikan tinggi semacam itu (discovery dan asembling), kekhawatiran atas kemungkinan bangkrutnya pendidikan tinggi tidak beralasan lagi.

 

Selain eksistensi pendidikan tinggi tetap dipertahankan, maka pendidikan tinggi dikembalikan perannya sebagai pemandu atau penuntun peradaban manusia, bukannya sebagai pembebek (pengekor) apa saja yang telah dilakukan oleh dunia industri. (J-Pathibang-bahan : http://amikhb.ac.id/detailpost/bunuh-diri-masal-perguruan-tinggi-menuju-pendidikan-asembling)-Joni)-FR * Tamat…………..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Langganan Artikel Gratis
Dengan mendaftarkan alamat email dibawah ini, berarti anda akan selalu dapat kiriman artikel terbaru dari Alumnimaterdei

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Anda pengunjung ke
UD. Setiadarma
Best PRICE, Best QUALITY & Best for YOU! Setiadarma

UD. Setiadarma-Surabaya Sidharta Krisnamurti HP. 08165419447

Percetakan Offset Sidoyoso
Jl. Kedung Cowek 205 Surabaya (0351) 3770001-3718318 Fax. 3763186
Bosch
Bosch Jl. kedungsari 117-119 Surabaya Telp. (62-31) 5312215-5353183-4 Fax. (62-31) 5312636 email: roda_mas888@yahoo.com
Download Buletin Media Alumni Edisi 2
Buletin-MA-utk.-Widget Buletin Media Alumni bag. 1, kilk disini Buletin Media Alumni bag. 2, klik disini buletin Media Alumni bag. 3, klik disini
Alamo
alamo
Download Buletin
buletin-IAMDP 8 Download Buletin klik pada Gambar
Sahabat kita