- Alumni-Buletin-Ide (56)
- Berita Duka (163)
- Bisnis-ketrampilan-Hobi (567)
- Budaya-Wisata-Kuliner (2,099)
- Ebook Gratis (2)
- IPTEK/HOAX/Aku cinta RI (3,762)
- Kesehatan n OR (1,869)
- Lingkungan hidup (398)
- Maju bersama IAMDP n Materdei (327)
- Muda-di Rona n Prest (1,208)
- Paid to Post (1)
- Pay Per Click (1)
- Photography (5)
- Psychological (1,518)
- Reliji Kristiani (265)
- Rohani Islam (134)
- Selingan (2,622)
- Sidebar Photoblog (7)
- Uncategorized (1,051)
- Sidarta Krisnamurti on Kopi Mbajing Citarasa Unik Dari Perbukitan Menoreh
- karimunjawa on Makanan Tradisional Mulai Punah Dan Membuat Anda Muda Kembali(2/4)
- Ernie Hariati on Banyu Mili Di Wonosalam Wisata Yang Menawan
- Sidarta Krisnamurti on Kandang Sumo Diserang Covid-19
- Karimun Jawa on Momen #DirumahAja Untuk Menjalin Komunikasi Terbuka
- Cicilia Bangun on Mengajar Dari Rumah Nadiem Ajak Guru Keluar Dari Zona Nyaman
- karimunjawa on Mengajar Dari Rumah Nadiem Ajak Guru Keluar Dari Zona Nyaman
- Sidarta Krisnamurti on Berita Duka Cita Sumitro Bin Astrowidjojo 05-03-20
- Karimunjawa on Paviliun Indonesia jadi Terbaik di Berlin
- Seller denature on Mengenal Susu Kedelai-manfaat dan risikonya(4/5)
- FatchurR on Perayaan Malam Tahun Baru Di Berbagai Belahan Dunia(1/3)
- FatchurR on Desa Glintung Go Green Berprestasi Karena Gerakan Menabung Air
- Harry Reksosamudrasam7 on Desa Glintung Go Green Berprestasi Karena Gerakan Menabung Air
- Paket wisata karimunjawa on Pantai terindah di Bali(1/5)
- Harry Reksosamudrasam7 on Perayaan Malam Tahun Baru Di Berbagai Belahan Dunia(1/3)
Bunuh Diri Masal PT–Menuju Pendidikan Asembling(3/3)
(http://facebook.com/dmarketingc By Sudaryono, Guru Besar FT UGM); Sistem pendidikan asembling
Atas dasar kondisi seperti itulah barangkali Jim Clifton gelisah dan khawatir akan masa depan eksistensi Perguruan Tinggi (PT) dalam perannya sebagai penyedia tenaga kerja industri.
Keahlian ilmu gathuk seperti itu ”tak pernah” dan ”tak perlu” diajarkan PT. Ilmu seperti itu dapat dipelajari siapa pun, di mana pun, dan kapan pun.
Kekhawatiran Jim Clifton barangkali ”sangat berguna” untuk mendefinisikan ulang peran pendidikan tinggi dalam perubahan-perubahan alam dan kehidupan manusia di masa depan. Paling tidak, ada dua arus utama pendidikan tinggi yang dapat ditawarkan kepada masyarakat.
Pertama, pendidikan tinggi atas dasar semangat discovery.
Artinya, pendidikan tinggi semacam ini mengorientasikan kegiatan untuk meraih ”penemuan2” besar yang berguna bagi perubahan2 kehidupan manusia di masa depan. Riset2nya dilakukan atas dasar ”kerja kolektif” untuk diarahkan pada ”penyelesaian masalah-masalah besar” dan ”penemuan2 besar”
Sehingga PT semacam ini jumlahnya harus dibatasi, termasuk jumlah mahasiswanya juga dibatasi pada mereka yang kemampuan dasarnya luar biasa (melalui seleksi ketat). Untuk perguruan tinggi semacam ini, idealnya diselenggarakan atas basis subsidi.
Dalam arti mahasiswa tidak dipungut biaya alias gratis karena mereka kelak jadi pemandu perubahan kehidupan manusia. Setelah lulus mereka tidak dibiarkan mencari pekerjaannya sendiri, tetapi sudah dikaitkan dengan tugas-tugas besar yang harus dilakukan.
Kedua, pendidikan tinggi atas semangat berpikir asembling,
Atau pendidikan yang diselenggarakan untuk melembagakan cara berpikir ”perakit”, sehingga tugas utamanya melahirkan sebanyak-banyaknya tenaga ahli perakit yang sangat dibutuhkan oleh industri.
Pendidikan seperti ini mirip pendidikan vokasi, tetapi bedanya terletak pada ”cara berpikir” yang luas, melintas disiplin, dan kompetensi yang dihasilkannya mampu melahirkan produk-produk baru, baik berupa barang maupun jasa. Mungkin pendidikan semacam ini tepat disebut ”pendidikan vokasi plus”.
Taiwan, Korea, dan China telah memberi perhatian besar terhadap pengembangan pendidikan semacam ini. Dengan menyelenggarakan dua arus utama pendidikan tinggi semacam itu (discovery dan asembling), kekhawatiran atas kemungkinan bangkrutnya pendidikan tinggi tidak beralasan lagi.
Selain eksistensi pendidikan tinggi tetap dipertahankan, maka pendidikan tinggi dikembalikan perannya sebagai pemandu atau penuntun peradaban manusia, bukannya sebagai pembebek (pengekor) apa saja yang telah dilakukan oleh dunia industri. (J-Pathibang-bahan : http://amikhb.ac.id/detailpost/bunuh-diri-masal-perguruan-tinggi-menuju-pendidikan-asembling)-Joni)-FR * Tamat…………..
UD. Setiadarma-Surabaya Sidharta Krisnamurti HP. 08165419447
Leave a Reply