Nama istimewa
Ceritane ono wong jowo nglamar kerjo nyang perusahaan company asing.
Londo : “What is your last name?”
Jowo : “I’m sorry…”
Londo: “You don’t have to be sorry… and what is your first name?”
Jowo : “You don’t know”
Londo (mulai ngamuk) : “Of course I don’t know
That’s why I’m asking you!! And your middle name?”
Jowo : “Funny…”
Akhire Londone ngamuk misuh-misuh nganggo boso inggris
Londo : “You’re wasting my time. Ok give me your ID card now” Pas diwoco… jenenge YUDONO FANI AMSORI. Londone mbrebes mili sampek kepoyoh poyoh (Taufik Hasan)-Aguk
———–
Akronim dan singkatan
Firdaus Abdullah, seorang profesor Malaysia, mempertanyakan banyaknya akronim dan singkatan di Indonesia. Deddy Mulyana saat jadi Keynote speaker dalam ICMET (International Conference on Media Education and Training) mengatakan hal itu berkaitan dgn sifat Orang Indonesia yg menyenangi jalan pintas dan berkomunikasi konteks tinggi (Yg cair, samar, tak langsung, basa-basi, berbelit-belit), untuk menjaga harmoni.
Namun belakangan berfikir, boleh jadi kecenderungan itu disebabkan sifat orang Indonesia yg humoris…tetapi mengkhawatirkan membanjirnya akronim dan singkatan.
Mahasiswa Biro Kerohanian Islam di Fikom UNPAD pernah pasang poster bertuliskan “Bubarkan Fikom”. Belum sempat menjelaskan keburu warga Fikom heboh. Akhirnya poster dilepas. Maksudnya adalah : “Buka Bareng Dekan Fikom”
Beberapa perempuan Dosen Fikom UNISBA, secara berseloroh (Saat bersilaturahim Lebaran), mengemukakan istilah “Jabar 1”, “Jabar 2”, “Jabar 3”. Tdk ada kaitannya dengan politik dan pemerintahan, melainkan “Janda beranak satu”, Janda beranak dua”, Janda beranak tiga”.
Ada mahasiswa yang bergaya dalam memperkenalkan diri “I was born in USA”…ternyata asalnya dari Utara SumatrA
Seorang pria bernama “Aldino Saklitinov” bukan orang Rusia, tetapi Jawa tulen, itu akronim bagi kelahirannya: “Alhamdulillah dia nongol Sabtu Kliwon tiga November”
Ada lagi Seorang dosen UNPAD bernama Dede Mulkan. Sering disebut “Pak Dekan”. Dia lebih terkenal dari nama Dekan fakultasnya. Saking terkenalnya, mahasiswa sering keliru.
Kembali ke Profesor Firdaus Abdullah….menyarankan, agar ada panduan untuk buat Akronim dan singkatan. Bagus juga sarannya… (Tjahjanto; Cuplikan tulisan Anggota Dewan Redaksi HU “Pikiran Rakyat”)-Aguk