Banyak hal yang bisa kita lakukan dalam upaya menjaga dan melestarikan lingkungan pesisir, antara lain dengan penanaman mangrove dan kegiatan bersih pantai. Dimana, kegiatan ini tidak hanya bisa dilakukan oleh orang dewasa tetapi juga oleh anak-anak sekolah dasar.

SDK Mater Dei sebagai salah satu sekolah adiwiyata di Kota Probolinggo, secara rutin mengajak anak didiknya untuk menanam mangrove. Kegiatan tahunan yang dilaksanakan di pesisir ini sangatlah menantang, namun dirasa perlu dalam pembelajaran hidup anak.

Dengan pengalaman ini diharapkan, sedini mungkin, anak sadar pentingnya melestarikan dan rasa memiliki. Siapa lagi yang harus menjaga kalau bukan mereka –walau masih sangat muda? Warisan nilai peduli lingkungan akan melekat dalam sanubari anak melalui pengalaman, bukan hanya teori.

Dalam peringatan Hari Lahan Basah dan Hari Sampah (6 Februari 2016), SDK Mater Dei mengadakan kegiatan menanam mangrove dan bersih pantaidi kawasan Pilang, Kota Probolinggo. Aksi ini dilatarbelakangai oleh beberapa isu lokal.

Pertama, keberadaaan Kota Probolinggo sebagai daerah pesisir –selain Bayuangga tentunya. Kedua, karena setiap hari anak didik di SDK Mater Dei selalu berangkat dan pulang sekolah menggunakan mobil pribadi, sehingga perjalanan sejauh 1 Km dengan medan berlumpur untuk sampai ke bibir pantai merupakan pengalaman tersendiri bagi mereka.

Kegiatan dalam rangka Hari Lingkungan Hidup tersebut diikuti oleh oleh250 anak. Dari sekolah, mereka berangkat ke lokasi dengan mengunakan 25 mobil milik wali murid. Aksi lingkungan yang pertama adalah menanam mangrove.

Sebelum melakukan kegiatan, siswa diberi pengarahan terlebih dulu oleh guru-guru pendamping dimana nantinya setiap anak diwajibkan menanam agar mereka memiliki pengalaman langsung. Bahwa pelestarian mangrove dilakukan untuk mencegah abrasi.

Dengan semangat para siswa SDK Mater Dei menuju tepi pantai untuk menanam. Karena siswa SD masih belum bisa membuat lubang maka pembuatan lubang dibantu  oleh Pokmas Lestari dan Dinas Kelautan. Siswa hanya tinggal menyobek polybag, memasukkan tanaman ke dalam lubang dan menimbunnya dengan tanah.

Aksi lingkungan kedua adalah gerakan  bersih pantai. Masing-masing anak membawa kantung plastik besar untuk mengumpulkan sampah. Sampah yang berada di sekitar mereka dipungut dan dimasukkan dalam kantung plastik.

Pantai Pilangdipilih oleh pihak sekolah sebagai tempat kegiatan aksi peduli lingkungan karena letaknya jauh dari pemukiman, juga indah. Selain itu, erupsi Gunung Bromo yang sempat melanda kawasan Kota Probolinggo dalam beberapa bulan belakangan ini, mengakibatkan banyak mangrove yang kering dan mati.

Selain itu, pemandangan indah kawasan Pantai Pilang telah terganggu dengan sampah yang  terbawa pasang dan tersangkut di pohon-pohon saat surut. Hal ini menyebabkan pantai menjadi kotor dan sampah menyebar memenuhi pantai.

Apa yang terjadi jika sampah itu dibiarkan? Tentu saja akan semakin banyak dan menimbulkan kerusakan, baik di pantai maupun pencemaran laut. Hingga dirasa perlu sekali untuk dibersihkan agar tidak semakin berkepanjangan.

Kegiatan ini melibatkan beberapa elemen.Antaralain,wali murid,  Dinas Kelautan, beberapa sekolah imbas,Pokmaswas Lestari dan Dinas Pertanian.

Dukungan yang sangat luar biasa dirasakan oleh SDK Mater Dei sehingga kegiatan ini dapat sukses. Semoga aksi lingkungan seperti ini semakin mendapat perhatian dari kalangan masyrakat dan dapat membangkitkan kesadaran akan pentingnya melestarikan lingkungan pesisir.

Catatan :

Gambar 1 : Menanam Mangrove

Gambar 2 : Bersih2  Pantai

Gambar 3 : Berfoto sebelum Menanam Mangrove dan Bersih2 Pantai

(Oleh: Cicilia Dyah Kundayani; dikirimkan oleh Bryan Agung; Alumni SMAK MDP)

Kediri-Umat kristiani pasti mengenal keindahan Goa Maria Lourdes di Prancis sebagai wisata religi terbesar di dunia. Tapi di Kediri, Jatim terdapat goa serupa yang terbesar se-Asia, yaitu Goa Maria Lourdes. Lokasinya di komplek Gereja Puhssarang, di Desa Puhsarang, Kec-Semen, Kab-Kediri. Berbagai ornamen dibuat sedemikian rupa, sehingga menyerupai aslinya, yang di Prancis.

Gereja Puhsarang didirikan 1936 pastur setempat, H. Wolter, CM dibantu arkeolog sekaligus aristek Ir. Henricus Maclaine Pont. Sedang Goa Maria Lourdes didirikan 11/10/1998 dan diresmikan 2/5/1999. Goa Maria Lourdes di kompleks Gereja Puhsardilengkapi patung Bunda Maria dengan tinggi 18 Mt dan lebar 17 Mt.

Gereja Puhsarang dan Goa Maria Lourdes mengalami 4x renovasi hingga berbentuk indah seperti saat ini, yaitu 1976, 1984, 1998 dan 1999. Pada awal pendirian Gereja Puhsarang dan Goa Maria Lourdes mengalami banyak hambatan. Hal ini karena syarat kelengkapan fasilitas yang harus menyerupai aslinya di Perancis.

“Total ada 8 syarat yang harus dipenuhi, yaitu harus ada sungainya, goa, bukit jalan salib, pondok rosari, penginapan, makam romo, penitipan abu, dan juga tempat air suci. Selain itu juga gereja sebagai syarat mutlak,” kata Ketua I Badan Pengelola Lourdes, Lasijo, Minggu (23\/12\/2007).

Diterangkan oleh Lasijo jika di kompleks wisata religi Gereja Puhsarang dan Goa Maria Lourdes ini semua ornamen diabuat sedemikian rupa sehingga menyerupai aslinya di Prancis.

Pada bagian awal kita akan disuguhi bangunan gereja yang masih menggunakan arsitektur Jawa, yaitu masih adaya gapura yang menyerupai bangunan candi serta adanya altar yang belatar belakang relief jawa kuno.

Keunikan lain terdapat dari bahan yang digunakan untuk mendirikan bangunan gereja. Hampir 80% merupakan bahan bebatuan sungai yang didapatkan dari sekitar lokasi pendirian gereja. Selain itu, di gereja ini kita akan menemukan perpaduan antara seni arsitektur Mojopahit, Jawa, Hindu dan Budha.

“Kita juga bisa melihat struktur busur kayu dan baja tari pada bagian atapnya, yaitu tak digunakannya kayu dalam susunan penyangga genting,” katanya.

Di bagian dalam, selain melihat Goa Maria Lourdes, kita akan menemukan Replika Bukit Gologota yang merupakan tempat tradisi jalan salib. Di bukit ini terdapat 15 stasi atau adean yang menggambarkan perjalanan Tuhan bagi umat nasrani mulai dari menjalani hukuman hingga mengalami kebangkitan.

Terdapat pula Mussoleum atau tempat penyipanan abu untuk para Romo dari keuskupan Surabaya. Di tempat ini pula tersimpan abu pendiri kompleks wisata religi Gereja Puhsarang dan Goa Maria Lourdes.

Mendekati perayaan natal, kompleks wisata ini ramai dikunjung umat Kristiani berasal dari kawasan Kediri, juga dari luar kota dan luar negeri. Lingkungannya yang asri menjadikan peribadatan terasa lebih khusyuk dan tenang, Ditempat ini terdapat tempat penyimpanan dan pengambilan air suci yang dipercaya jadi obat mujarab bagi yang mempercayainya.

Di Gereja Puhsarang ini, dalam perayaan natal menggunakan tradisi adat jawa lengkap permainan gamelan yang diselaraskan dengan lagu2 peribadatan umat Kristiani.

“Ini tradisi lama saat pertama kali Krsiten disebarkan di daerah ini. Hinggakini tetap dipertahankan sebagai ke-khasan Gereja Puhsarang,” kata Lasijo. (Foto : dari drg Julia; sumber dari gik/gik; http://news.detik.com/jawatimur/870425/mengintip-goa-maria-lourdes-ala-gereja-puhsarang/1)-FatchurR

Kabar gembira -kabar gembira..
dalam rangka HUT ke 60 SMAK Mater Dei pada tahun 2017 akan diadakan REUNI AKBAR.

Bagi Alumni yang berada di luar kota, luar negeri ayo persiapkan diri kalian mulai hari untuk kumpul-kumpul bareng tahun depan.

Jangan lupa kontak teman angkatanmu buat turut serta dalam kagiatan ini.
(tempat dan tanggal menyusul)
Tanggal berdiri Sekolah Kita 1 Agustus 1957

Sumber Informasi: Official Facebook page “Smak Mater Dei Probolinggo”

Bu EH, tahun 2017 nanti SMAK Mater Dei akan merayakan Pesta 60 Tahun. Ayo kita adakan reunian semua angkatan. Tolong info ini juga disampaikan ke P. SK. Rencananya saya akan libatkan 2-3 orang setiap angkatan masuk dalam panitia pesta.

Dalam reuni nanti saya berharap ada penggalangan dana sukarela untuk pembelian atap tanpa sambungan lapangan olah raga depan. Anak-anak SMAK ingin punya lapangan yang nyaman dan tidak terganggu hujan ketika ada kegiatan.

Atap tanpa sambungan ini nanti kita beli di Pak DU, pemilik Utomo Deck, nah pasti kita akan diberi harga yang paling ringan. Lama juga saya tidak dengar berita dari Pak GHK tentang perkembangan proposal di AS itu. ‪Semoga Bu EH dan suami, juga Pak SK dan istri sehat selalu. Kapan akan berkunjung ke Probolinggo? (‪Salam, ‪Sr. St, SPM)

Tahun 1958 menempati gedung sendiri di JL.Kartini 36 (kini JL. Mayjen Panjaitan 58 sampai tahun 1977. SMAK MATER DEI hanya mempunyai 8 kelas. Tahun 1977 menjadi 10 kelas & tahun 1978 menjadi 12 kelas. Tahun 1997 jadi 13 kelas & tahun 1998 jadi 14 kelas dengan jumlah murid 560 siswa. Tahun 2001 menempati gedung SDK ” MaterDei ” JL. Mayjen Panjaitan No. 50 PROBOLINGGO.
Yayasan yang mengelola SMAK MATER DEI:
1. Tanggal 1 Agustus 1957 s/d 1 Agustus 1963 Yayasan Karmel.
Yayasan ini diasuh oleh Romo-romo Ordo Karmel.
Yayasan ini mengelola Sekolah Katolik dari TK s/d SMA yang terbesar di kota-kota & desa-desa di Jawa Timur bagian Timur.
 

2. Tanggal 1 Agustus 1963 s/d 1 Juni 1980 Yayasan Santa Maria.
   Yayasan ini diasuh oleh Romo-romo Karmelit,mengasuh 3 SMA antara lain:
   -SMAK”Santo Albertus”Malang
   -SMAK”Santo Paulus”Jember
   -SMAK”Mater Dei”Probolinggo
3. Tanggal 1 Juni 1980 s/d sekarang Yayasan Pendidikan”Santa Perawan Maria”Yayasan
   ini diasuh oleh Suster-suster”Santa Perawan Maria”.
   Adapun status sekolah ini mulai tahun 1985 DISAMAKAN

Kepala Sekolah yang pernah memimpin sekolah ini :
1. Romo Roesmandjojo O.Carm 1957-1960
2. Bapak Gunawan Setiardjo 1960-1963
3. Romo E Siswanto O.Carm 1963-1966
4. Romo B.Sugihartono O.Carm 1966-1967

5. Romo J.C.D.Poespowardojo O.Carm 1967-1976
   6. Romo Bambang Walgito O.Carm 1976-1979
   7. Bapak Y.Widodo Atmosetiko 1979-1980
   8. Sr.Lairentia Kartini SPM 1980-1982
6. Sr.Liduine Marie SPM 1982-1989
   10. Bapak Y.Widodo Atmosetiko 1989-1991
   11. Bapak Kanisius Narumore 1991-2008
   12. Sr.M.Melani SPM 2008-
   Kini sudah berganti KepsekMARS   S.M.A.K PROBOLINGGO
   1. S.M.A.K Hidup majulah Probolinggo menantinya
   Tempatku mendapat bimbingan menjadi manusia susila
   Kesulitan akan kuterjang.Jerih payah tak kupikirkan
   Cita-citaku membangun Bangsa dengan semangat dan ilmu
   Bila kuterima suka dan duka Aku gembira selalu

   2. S.M.A.K Hidup majulah Probolinggo menantinya
   Dilubukmu aku berjuang.Mencurahkan segenap usaha
   S.M.A.K Aku berjanji.S.M.A.K Kujunjung tinggi
   Namamu akan tetap kujaga dimana aku berada
   Kukumandangkan lagu gembira hidup-hidup S.M.A.K

   PRESTASI NON AKADEMIK:
   1. Teater juara 2
   2. Puisi juara 3

   Fasilitas yang ada di SMAK MATER DEI Probolinggo:
   1.Ruang Kelas mulai dari kelas 10-12 IPA&IPS memakai AC(Air Conditioner)
   2.Ruang Laboratorium komputer memakai AC(Air Conditioner)
   3.Ruang Audio
   4.Ruang Band
   5.Ruang Laboratorium fisika

6.Ruang Laboratorium kimia
7.Ruang Laboratorium biologi
8.Ruang Bulutangkis
9.Ruang PPK(Pengolahan&Perakitan Komputer)
10.Ruang Kantin
11.Ruang Bapak&Ibu guru
12.Ruang Kepala Sekolah
13.Ruang Tata Usaha
14.Ruang Logistik
15.Ruang BK(Bimbingan Konseling)
16.Ruang Gudang
17.Ruang Tamu
18.Ruang Bendahara
19.Ruang UKS(Usaha Kesehatan Sekolah)
20.Ruang Kesenian
21.Ruang OSIS(Organisasi Siswa)
22.Ruang parkir siswa
23.Ruang parkir Bapak&Ibu guru
24.WC; (http://biodataku-myprofile-biodataku.blogspot.co.id/2009/05/sejarah-berdirinya-smak-mater-dei.html)-Aguk

Catatan :

1-Ada beberaapa data yang kurang lengkap dan akan dibetulkan setelah kami terima data yang akurat, khususnya tentang data Kepala Sekolah)

2-Sejak HUT (EMAS) SMAK yang ke 50 Tahun dan sangat meriah itu, 2007, maka terpikir oleh para Panitia HUT, untuk mendirikan Ikatan Alumni Materdei. Dan sejak tahun 2008 terbentuklah IAMDP itu-(Aguk)

Anggota = para figur2 senior/tua asal Indonesia yg hijrah ke USA dengan bermacam  alasan. Berasal dari kota2 Jakarta ; Surabaya ; Bandung ; Semarang ; Solo dll.
Profesi : macam2 pokoknya sudah pensiun (maaf podo nganggur, selain momong cucu.)
Tujuan ketemu : Melepas rindu tanah air tercinta Indonesia & melupakan kejenuhan harian, serta merayakan HUT pernikahan rekan kita Go Hwie Khing .

Saya merasa betapa bersyukurnya kita yang tergabung di IAMDP. Komunikasi antar alumni dapat terpenuhi lewat WA grup, BBM grup. Facebook dan email. (DR Heru-A57)

HUT pernikahan GHK

Pada kesempatan itu sekaligus dirayakan / diumumkan Aniversarian & HUT Dr.HERU di PSSI. Pagi sampai siang saya dianiversarikan oleh teman saya dokter yang pendeti Kristen digerejanya. Ayahnya HANS SUMAMPAUW pelatih Volley National yang saya kenal sejak saya SMA & dia masih kanak2 di Malang. MARCIA & AREEN & suami2 mereka menganggap saya penggantinya Almarhum Orang tuanya.
Sedang duduk menikmati hidangan teman semeja, pendeta muda nyeletuk. Pak King teman baik pendeta kami ya. Cobalah meresponi TUHAN mudah2an mendapat hidayah. Mendengar jawaban saya, semua tertawa, gelak2, pendeti MARCIA SUMAMPAU bilang P.Khing selalu bikin gemes, sambil memeluk & mencium pipi saya. Haa….x9 hadiah yang di harap2.
Tahu saya jawab begini: You pendeta muda, menjerumuskan saya. Masa saya disuruh coba meres poni ( nya ) TUHAN. (Go Hwie Khing-A60)

Nyatanya memang begitu, hampir seluruh pelajaran di sekolah pasti dapat nilai buruk bila tak mencontek. Beberapa pengajar yang tidak tahan akhirnya mendekati saya dan berkata “Kalau gini terus kamu nggak akan bisa maju”, saat itu saya masih belum sadar dan acuh dengan pernyataan tersebut.

Kemudian pada suatu hari ditengah-tengah kebingungan, saya tersentak saat berada di ruang pelajaran seni lukis Bapak Heri. Beliau memberi nilai 90 pada hasil lukisan saya. Sebelumnya saya akan bercerita sedikit. Di jaman saya beberapa anak memiliki bakat ke arah “seni” ketimbang disiplin lain.

Di kelas Pak Heri tidak mudah mendapat nilai 80, 85, 90, bahkan 95. Saya tergolong beruntung mendapat nilai tadi diantara teman-teman yang jauh lebih berbakat. Saya sangat ingat ketika beliau berkata kepada saya “Saya suka dengan penambahan pola-pola itu di lukisanmu, bagus!”. Mendadak semuanya menjadi lebih jelas, “aku harus menjadi seniman”.

Tidak menunggu lama-lama akhirnya saya putuskan untuk berlatih melukis dengan Pak Heri di rumahnya. Minggu pertama hingga minggu ketiga saya lewati dengan semangat yang membara, namun kemudian masalah muncul. Di rumah, orang tua saya memiliki basic yang berbeda dengan orang sosial/IPS seperti saya.

Bapak seorang penulis dan scientist biologi, ibu seorang pebisnis yang tidak mengenal seni, tentunya mereka terganggu dengan aktifitas yang saya lakukan dengan Pak Heri. Akhirnya saya berhenti belajar seni lukis di rumah Pak Heri karena orang tua saya yang tidak menyukai hal tersebut, itu yang akhirnya membuat pak Heri kecewa kepada saya.

Hal tersebut bukan jadi soal karena ada yang lebih mengkawatirkan. Orang tua saya marah besar ketika mendengar anaknya ingin kuliah di kampus seni. Mereka tidak pernah mendidik anaknya untuk menjadi seorang seniman, mengapa anaknya justru menuju arah yang ditentang?.

Setelah dinyatakan lulus SMA, setiap hari saya mencari cara untuk membujuk mereka berdua agar memperbolehkan anaknya ini mendaftar di kampus seni. Ribuan rayuan keluar begitu saja demi keinginan yang mendalam. Saya selalu meyakinkan mereka terhadap masa depan yang jelas dari seorang seniman.

Iming2 soal kesuksesan, finansial yang tercukupi, hingga ketenaran yang jadi kebanggaan. Merekapun luluh dengan keinginan yang kuat dari saya. Sebelum keberangkatan saya ke Yogya, bapak bilang “Di kampus seni bukan berarti berisi calon seniman2 hebat, banyak para pecundang disana, para manusia yang lari dari kenyataan hidup dan berpura-pura memiliki bakat”, setelah mendengar itu saya hanya berucap “Tenang pak, saya bukan pecundang itu!”.

Di ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta hanya saya yang tidak diterima dari teman-teman satu SMA, kami bertiga mendaftar jurusan Desain Komunikasi Visual waktu itu. Sangat terpukul sekaligus menyadari bahwa kegagalan tes dikarenakan saya belum banyak berlatih dengan maksimal. Saya tetap ambisius, mencari kampus seni yang lain.

Selang seminggu saya segera mendaftar di ISI Surakarta/Solo malam hari, untunglah masih bisa mendaftar karena ternyata esok harinya pendaftaran sudah ditutup. Tibalah tes masuk perguruan tinggi seni untuk kedua kalinya, dengan segala persiapan saya berharap kali ini lolos. Saya pulang ke Jawa Timur lagi setelah tes ujian masuk.

Alhasil setelah beberapa minggu menunggu pengumuman, saya dinyatakan diterima di jurusan TV dan Film. Sejak saat itu saya bersumpah tak mau kalah dengan teman-teman yang sudah diterima di Yogyakarta. Saya harus lebih hebat dari mereka. Saya berjuang seperti api yang tak kunjung padam untuk membalas kegagalan-kegagalan yang lalu.

Semester demi semester telah saya lalui dengan sangat memuaskan. Saya mendapat banyak project yang menarik, berkeliling dibanyak tempat di Indonesia maupun luar negeri, dan diakhir kelulusan saya mendapat predikat Cumlaude dari Institusi tempat saya belajar.

Saya berterimakasih kepada semua pihak yang membantu proses perubahan diri, dari yang lemah hingga menjadi seorang sineas yang bisa dibanggakan. Sangat menyenangkan bila telah menemukan passion yang sesuai dengan ambisi kita. Di bawah ini saya sertakan cover dari film-film saya yang telah menembus pasar nasional maupun internasional.

Bagi saya ini baru awal dari sebuah pencapaian, dan buat kalian yang masih belum semangat, teriakkan dalam hati “Aku Bukan Underdog!”.

Profil Singkat Alumni: Sito Fossy Biosa, biasa dipanggil Osa adalah alumni SMAK Mater Dei angkatan 2007. Lahir di Probolinggo, 31 Juli 1991. Cowok yang kerap diremehkan semasa sekolah ini telah membuktikan bahwa pendidikan semasa di Mater Dei telah mengarahkan dirinya untuk menggapai masa depannya, terkhusus perjumpaan dengan Pak Heri (Guru Seni SMAK MADe).

Kini ia menjadi sineas (Film Director)  yang sudah melahirkan banyak karya, di antaranya: Ilusi, Celengan Gawe Bapak, Paradugma Sampah, Saronen Sarompet, yang digarap bersama rekan-rekannya. Ia juga tak segan untuk berbagi ilmu perfilmannya melalui berbagai seminar. Untuk mengenal lebih jauh tentang dirinya bisa menghubungi melalui fb: Sito Fossy Biosa. (Diteruskan oleh Fr Bryan Agung; )

E mail untuk  dihubungkan dengan Ci DIEN belum terima.

Saya selain punya komunitas Indonesia di LA, PSSI Persahabatan Senior Senior Indonesia, juga punya Ikatan Alumni Mater Dei Probolinggo yang alumninya ada diseluruh dunia. Meliputi sejak jaman Belanda tahun 1939 sampai sekarang. Mudah2an ada alumni ITB yang dari Sekolah Katolik MD Probolinggo.

Salam hormat voor U aan U Vrouw juga. (Go Hwie Khing-A60)