Merawat Sejarah Tionghoa Indonesia Lewat Liukan Barongsai(2/3)

barongsai semarang

(tirto.id)- Tiga bulan sebelum dilantik MPRS, (6/12/1967) Presiden Soeharto meneken Inpres No. 14. Lewat beleid itu Soeharto perintahkan Menag, Mendagri, serta segenap badan dan alat pemerintah, dari pusat hingga daerah, melaksanakan kebijaksanaan mengenai agama, kepercayaan, dan adat istiadat Cina.
“Dengan dalih Tionghoa di Indonesia terikat kuat dengan Tiongkok, dan yang dituding ‘bermain’ di balik G30S, maka segala ekspresi identitas, etnis, budaya, hingga religi orang Tionghoa direpresi serupa,” kandidat doktor sejarah di University of Melbourne, Australia Ravando Lie lewat keterangan tertulis pada (23/1/2020).

 

Ditulis Siew-Min Sai dan Chang-Yau Hoon dalam Chinese Indonesians Reassessed (2013), Soeharto menilai manifestasi agama, kepercayaan, dan adat istiadat Cina yang berpusat dari negeri leluhurnya dapat berpengaruh psikologis, mental, dan moril yang kurang wajar pada WNI (hlm. 212).

 

Mantan Pangkostrad itu berkesimpulan kebudayaan Cina perlu diatur dan ditempatkan fungsinya pada proporsi wajar, tidak menghambat proses asimilasi. Terkait Imlek, tidak  dilarang perayaan Imlek, dalam Inpres “perayaan pesta agama dan adat istiadat Cina dilakukan tidak menyolok di depan umum, melainkan dalam lingkungan keluarga.”.

 

Karenanya saat Imlek atau hari-hari penting tradisi Cina lain, keluarga keturunan hanya merayakannya di lingkup kecil. Anak Tionghoa diawasi dan diintimidasi agar tidak absen sekolah pada hari-hari itu. Juga  barongsai, pemerintah orba mengizinkan tarian ini di panggung besar klenteng Sam Poo Kong, Semarang pada setiap imlek.

 

Total ada 6 perguruan yang tampil setiap tahun, antara lain Perguruan Sam Poo Tong, Perguruan Hoo Hap Hwee, Perguruan Djien Gie Tong, Perguruan Djien Ho Tong, Perguruan Hauw Gie Hwee, dan Persatuan Olahraga Silat Gabungan (Porsigab).

 

“Mengingat populasi orang Tionghoa di Semarang cukup besar dan tingkat akulturasi Tionghoa-Jawanya juga sangat kuat. Belum lagi begitu banyaknya klenteng yang terdapat di Semarang, di mana Barongsai kerap dimainkan di Klenteng Sam Poo Kong,” kata Ravando.

 

(Mohammad Bernie; Editor : Restu Diantina Putri; Bahan dari : https://tirto.id/merawat-ingatan-sejarah-tionghoa-indonesia-lewat-liukan-barongsai-euJz)-FatchurR * Bersambung……..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Langganan Artikel Gratis
Dengan mendaftarkan alamat email dibawah ini, berarti anda akan selalu dapat kiriman artikel terbaru dari Alumnimaterdei

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Anda pengunjung ke
UD. Setiadarma
Best PRICE, Best QUALITY & Best for YOU! Setiadarma

UD. Setiadarma-Surabaya Sidharta Krisnamurti HP. 08165419447

Percetakan Offset Sidoyoso
Jl. Kedung Cowek 205 Surabaya (0351) 3770001-3718318 Fax. 3763186
Bosch
Bosch Jl. kedungsari 117-119 Surabaya Telp. (62-31) 5312215-5353183-4 Fax. (62-31) 5312636 email: roda_mas888@yahoo.com
Download Buletin Media Alumni Edisi 2
Buletin-MA-utk.-Widget Buletin Media Alumni bag. 1, kilk disini Buletin Media Alumni bag. 2, klik disini buletin Media Alumni bag. 3, klik disini
Alamo
alamo
Download Buletin
buletin-IAMDP 8 Download Buletin klik pada Gambar
Sahabat kita