Menikmati Sunrise di Tulungagung
Bisa jadi karena Alumni senior ini (A68), pernah lama tinggal di Tulungagung, maka dia tidak menceriterakan obyek wisata di kota ini. Jok bosen pok o rek. Karena teman lain ingin tahu juga lho. Banyak yang kurang tahu tentang kota Tulungagung ini, kota kerajinan marmer dan onix nya.
Kota ini terkenal seni lukis rokok alias “CETHE” yang hampir ada di warung2 kopi. Kota ini berada di pesisir selatan Jatim ini menyimpan banyak pemandangan unik dan eksotis selain pantai dan hamparan pegunungan dan sawah yang begitu hijau. Apalagi tatapan cahaya sunrise di Gunung Budeg di pagi hari.
Menuju puncak gunung Budeg kita akan menikmati keindahan hamparan pegunungan dan juga kota Tulungagung dipagi hari seiring sunrise pagi yang hangat dan menyejukkan setelah semalaman kita menikmati kota Tulungagung.
Namun berbeda dengan pemandangan malam, kontras terlihat jika menikmati pemandangan malam dengan pagi. Sungguh indah pemandangan yang diberikan seakan bumi kota Tulungagung itu tidak kalah pesonanya dengan kota lain yang terkenal dengan pegunungan yang menjulang tinggi.
Pemandangan disekitar menakjubkan seperti diatas awan, bentangan permadani hijau dan kabut tipis mengelilingi kota bak lautan awan tanpa ujung. Kota ini penuh kepulan asap tembakau “tingwe” dan “cethe” nya ini mengebulkan asap dari balik perapian menggunakan bahan bakar kayu buat memasak.
Mengesankan bahwa kota ini menunjukkan eksistensinya sebagai kota yang mengenyam adat dan budaya masyarakat lama. Apa kota tulungagung bisa kena tsunami? pasti donk gak mungkin lha sekeliling pesisir pantai yang indah itu dilindungi benteng perkasa berupa pengunungan, yang membujur sampai hampir tengah kota yang saya juluki fit point yaitu puncak gunung budeg.
Tapi ini perlu dikembangkan mengingat pariwisata ditengah kota belum optimal dikelola. Semua yang dikembangkan merupakan daerah pesisir. Untuk wisata ditengah kota paling dekat Alun2 buat jalan2 ato waduk wonorejo. Tapi prospek kedepan puncak gunung budeg ini, perlu dikembangkan.
Misal didirikan gardu pandang untuk menikmati Tulungagung dari atas, atau sekedar mengembangkan dunia outbond misalkan flying fox. Semua yang ada di depan kita akan leluasa untuk kita pandangi, begitu memukaunya pemandangan kota tulungagung disaat penduduk baru saja terbangun dari tidu.
Begitu menyejukkan nan memukau. (http://symplexcamp.wordpress.com/2009/05/28/menikmati-kota-tulungagung-dan-sunrise-dari-gunung-budeg-di-pagi-hari/)-FatchurR
Pasangan G Budeg adalah Nyi Roro Kembang Sore, letak nya persis didepan pandangan Joko Budeg atau diatas G.Bolo, sampai saat ini masih ada petilasan nya, dan masih ramai dikunjungi
.
Dng jarak beberapa meter didepan G.Budeg ada sebuah pohon yang tidak dapat lebih tinggi dari puncak gunung tsb, gunung Budeg merupakan onggokan batu yg asalnya Joko Budeg bertapa, dia menjadi krn disumpah oleh ortu nya. Sedang dibawah onggokan tempat bertapanya Joko Budeg ada celah spt gua dan ada air nya, mungkin klau masih ada ,Nama saya tercantum disana kira2 th 1974.
.
Haiya…saudara saya Alumni ROBBY NSB sekarang mengaku ditahun 1974 pernah melakukan yang memalukan untuk ukuran jaman sekarang. Yaitu vandalisme grafity. Saya seniornya ikut memintakan pengakuan ini dimaafkan tanpa dihukum saja. Lha sekarang saja masih ada grafity vandal di Gn.Fuji Jepang dengan tulisan Indonesia! Untung Jepangnya ingat kakek mereka dulunya banyak mensengsarakan Bangsa Indonesia jadi mereka bilang pelakunya belum tentu orang Indonesia.
Kembali ke Tulungagung, mustinya disebut juga PAHLAWAN devisa terbesar di Indonesia diluar jual obral kekayaan Tanah Air adalah dari Tulungagung. Yaitu supply Tenaga Kerja Indonesia keluar negeri! Tentu perjuangan TKI ini ikut menyumbang pemasukan pendapatan kepada Tulungagung.
Bagi saya, ada kenangan manis dengan teman sekolah SMA: HWAN SIOK HOO yang sekarang entah dimana? Dan Almarhum TAN SING POO yang ayahnya begitu murah hati meminjami jeep 1944 lungsuran perang, kesayangannya. Saat itu tahun 1963 saya mengantar PETER WENG dari US Peace Corps ke Popoh, Perigi dll selama seminggu.
Pantai Popoh, waktu mahasiswa, saya pernah kesana, juga waktu wisata dengan Dharma Wanita RSU Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo.Bagus pantainya, walaupun ga ngalahin pantai2 di Pulau Lombok.Saya cuma teringat janji teman saya (yang sekarang sudah almarhum), yaitu mau di oleh2i akar bahar dari pantai Popoh.Waktu kesana, saya tidak melihat orang jual akar bahar tersebut. Dan terus terang akar bahar iku opo, yo aku ora ngerti. Taunya gelang dari akar atau kayu berwarna hitam. Khasiatnya apa Walahualam. Ada yang bisa bantu?