Legenda Gunung Kelud dan Pengkhianatan Cinta Dewi Kilisuci
(merdeka.com/peristiwa)-Gunung Kelud di Kediri meletus tgl 13/2/2014 pukul 22.50 WIB. Ribuan warga Kediri dan sekitar diungsikan demi menghindari hal2 yang tak diinginkan. Gunung ini terakhir meletus tahun (2007).
Bagi warga Jatim (Kediri), Gunung Kelud punya legenda panjang. Legendanya bukan berasal dari gundukan tanah meninggi secara alami, seperti Gunung Tangkuban Perahu di Bandung, Jabar. Gunung Kelud terbentuk dari pengkhianatan cinta putri bernama Dewi Kilisuci pada dua raja sakti bernama Mahesa Suro dan Lembu Suro.
Dihimpun merdeka.com dari berbagai sumber, kala itu, dikisahkan Dewi Kilisuci anak putri Jenggolo Manik yang terkenal kecantikannya dilamar 2 orang raja. Namun yang melamar bukan dari bangsa manusia, karena yang satu berkepala lembu bernama Raja Lembu Suro dan lainnya berkepala kerbau bernama Mahesa Suro.
Untuk menolak lamaran itu, Dewi Kilisuci membuat sayembara yang tidak mungkin dikerjakan manusia biasa, yaitu membuat dua sumur di atas puncak Gunung Kelud, yang satu harus berbau amis dan yang satunya harus berbau wangi dan harus selesai dalam semalam atau sampai ayam berkokok.
Dengan kesaktian Mahesa Suro dan Lembu Suro, sayembara itu disanggupi. Setelah kerja semalaman, keduanya menang sayembara. Tetapi Dewi Kilisuci belum mau diperistri. Lalu Dewi Kilisuci mengajukan satu permintaan lagi. Yakni kedua raja itu harus membuktikan dulu, kedua sumur itu benar2 berbau wangi dan amis dengan cara mereka berdua harus masuk ke dalam sumur.
Terpedaya oleh rayuan itu, keduanya masuk ke sumur yang sangat dalam. Begitu mereka berada di dalam sumur, lalu Dewi Kilisuci memerintahkan prajurit Jenggala menimbun keduanya dengan batu. Maka matilah Mahesa Suro dan Lembu Suro.
Tetapi sebelum mati Lembu Suro sempat bersumpah : Yoh, wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing ma-kaping2 yoiku. Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung bakal dadi Kedung.
(Ya, orang Kediri besok akan mendapat balasanku yang sangat besar. Kediri bakal jadi sungai, Blitar akan jadi daratan dan Tulungagung jadi danau. Dari legenda ini masyarakat lereng Gunung Kelud melakukan sesaji sebagai tolak balak sumpah itu yang disebut Larung Sesaji.
Acara ini digelar setahun 1x tanggal 23 bulan surau oleh masyarakat Sugih Waras. Khusus pelaksanaan tahun 2006 sengaja digebyarkan Bupati Kediri untuk meningkatkan pamor wisata daerahnya.
Pelaksanaan ritual ini jadi wahana promosi meningkatkan kunjungan wisatawan untuk datang ke Kediri. (Dari berbagai sumber; War; Anwar Khumaini; Bahan dari : https://www.merdeka.com/peristiwa/legenda-gunung-kelud-dan-kisah-pengkhianatan-cinta-dewi-kilisuci.html)-FatchurR *