Festival Bau Nyale-2018

(pedomanwisata.com)- Pulau Lombok di NTT merayakan tradisi kuno Bau Nyale 2018, festival rakyat merayakan penampilan tahunan cacing laut Nyale saat banyak orang ber-duyun2 ke laut untuk menangkap makhluk langka ini.

Perayaan tahun ini berpusat sepanjang Pantai Seger di desa Kuta Lombok di Kec-Pujut tanggal 20/2/ 2018. Tradisi unik ini diadakan tiap tahun pada hari ke 20 bulan ke 10 dalam Kalender Sasak tradisional sekitar bulan Februari setiap tahunnya.

Bau (bahasa Lombok berarti “menangkap”) dan Nyale sejenis cacing laut hanya ada diwaktu saat ini sepanjang tahun. Karena itu, Bau Nyale upacara meriah saat banyak orang menangkap Nyale di sejumlah pantai terbaik di Lombok. Bagi orang2 di pulau Lombok yang indah, Festival Bau Nyale adalah tradisi kuno terkait erat legenda Putri Mandalika.

Menurut legenda, Putri Mandalika dari kerajaan Tunjung Beru berparas cantik. Ayahnya, Raja Seg mengadakan kontes untuk pemuda2 memperjuangkan pernikahan putrinya. Namun, Mandalika menentang pertengkaran dan pertumpahan darah antar kerajaan atas namanya.

Jadi dia terjun ke laut, menasihati masyarakat di Lombok untuk hidup damai dan berjanji kembali pada tanggal 20 bulan ke-10 dalam kalender Sasak. Pada hari yang dinanti, hanya cacing Nyale bercahaya bisa terlihat di mana2 di laut dan karena itu, orang percaya cacing itureinkarnasi Putri Mandalika.

Bau Nyale itu tradisi penduduk Lombok yang tinggal di sepanjang pantai selatan pulau ini untuk menangkap cacing nyale, terutama mereka yang mengikuti kepercayaan Wetu telu. Upacara ini unik. Nyale muncul setahun sekali di pantai Kuta dan pantai Seger, sekitar bulan Februari saat musim hujan. Cacing2 ini hanya bertahan 2-3 malam, tepat pada waktu sebelum fajar.

Meski tetua2 mengatakan mereka bisa memprediksi dengan tepat munculnya cacing, namun sebagian besar waktunya diprediksi satu hari, terkadang seminggu. Sampai saat ini, masyarakat di Lombok percaya ketika seseorang mampu menangkap cacing ini, mereka dapat keberuntungan di hidup mereka.

Mengikuti legenda ini, wanita bisa seindah Mandalika saat dia makan cacing, pria diberkati dengan semangat. Cacing Nyale bisa dimakan mentah atau dimasak. Pada malam festival, orang melakukan ritual pribadi di rumah mereka. Puncak upacara, ketika Dukun setempat mengarungi laut mengamati pemijahan Nyale dan memprediksi panen padi di masa depan berdasar jumlah cacing laut.

Tangkapan yang baik merupakan pertanda panen padi tahun ini akan baik. Nyale secara tradisional dikaitkan kesuburan dan merupakan bagian dari upacara khidmat. Untuk tujuan ini, cacing laut digiling dan ditempatkan di saluran irigasi di sekitar ladang untuk membantu memastikan panen yang baik.

Tahun ini, festival ini disorot dengan kegiatan2 : Pawai Kecantikan Putri Mandalika, Seminar Budaya, Lomba Pacuan Kuda Tradisional, Lomba Lari Mandalika 10K, dan Bazaar Produk dan Kuliner. Juga Parade Budaya, Pertunjukan Seni dan Budaya, Drama Kolosal Putri Mandalika, Pertunjukan Musikal, dan banyak lagi. (Bahan dari : https://www.pedomanwisata.com/event/festival/festival-bau-nyale-2018-di-lombok-festival-rakyat-tahunan-yang-menyenangkan-di-lombok)-FatchurR