Bakpao Dan Pentingnya Ilmu Pengetahuan
(Cuplikan dari : kompasiana.com)-Asal usul Bakpao, bagian kecil dari kisah sejarah ditulis dalam oleh Luo Guanzhong jadi roman terbaik sepanjang masa, Kisah Tiga Negara (Sngu Yny) kalau Indonesia menyebutnya Sam Kok.
Tokoh yang saya kagumi : Zhuge Liang (181 — 234) disebut Cukat Liang atau Kong Beng. Dia ahli strategis terbaik China, juga perdana menteri, insinyur dan ilmuwan. Kong Beng adalah pencipta bakpao pertama.
Brawal pada zaman tiga negara (Sam Kok : 220-280) ketika pemberontakan besar-besaran di daerah selatan Tiongkok. Kong Beng minta izin ke kaisar menumpas pemberontakan itu, (terkenal dengan ‘The Southern Campaign’)
Pemberontakan itu dilakukan suku bar-bar “Nanman”. Raja yang memberontak itu Meng Huo. Namanya bar bar, jadi setelah ditumpas, memberontak lagi, tapi pada penumpasan ini semua berjalan sukses sesuai perencanaan Kong Beng.
Masalah terjadi saat pulang. Kong Beng harus melewati sungai besar Lu Shui. Dia dan pasukan tertahan sungai itu karena ada gelombang besar dan badai tiada henti, sehingga ia dan pasukannya tidak bisa berlayar dengan aman.
Menurut kepercayaan, disebabkan kemarahan arwah pasukan Nanman yang mati gentayangan karena korban perang. Banyak pasukan percaya dan takut melewati Sungai Lu Shui.
Kong Beng dengan ilmu Geografi, Meteorologi dan Geofisika dapat menghitung kapan badai berhenti, tapi meyakinkan pasukannya tidak mungkin. Karena semua percaya tentang arwah yang mengganggu bukan percaya ilmu pengetahuan.
Zhuge Liang minta pendapat Meng Huo (raja pemberontak yang ditaklukannya) dan ikut mengantarnya. Meng Huo berkata: “Orang yang ingin lewati sungai itu harus mengorbankan 50 kepala manusia untuk tumbal menenangkan arwah di sungai ini, agar gelombang besar dan badai segera reda dan dapat berlayar dengan selamat.”
Tentara yang ditaklukan dan tentara Kong Beng takut dijadikan tumbal. Saat itu nyawa orang sangat mudah untuk keperluan negara. Keadaan chaos. Karena Kong Beng paham Meteorologi dan Geofisika, dia tahu kalau badai segera berhenti dan aman. Tetapi untuk meyakinkan tentaranya harus pakai cara khusus.
Dia punya ide dan memerintahkan pasukan mencincang daging dan setelah daging itu dibumbui , diremas, lalu dimasukkan ke adonan tepung. Adonan dibentuk mirip kepala manusia sebesar kepalan tangan dewasa, bulat, rata didasarnya.
Bulatan tepung itu dikukus matang. Penganan ini diberi nama Bakpao (Baozi) dan dimakan bersama dianggap untuk arwah gentayangan itu dalam bentuk ritual.
Padahal itu untuk mengisi gizi para pasukan. Semua pasukan percaya. Setelah makan semua bakpao badai dan gelombang tinggi pelahan mereda. Mereka puji kehebatan Kong Beng dalam mengatasi masalah roh jahat yang meneror.
Kong Beng tersenyum, padahal yang menghentikan Badai bukan itu, memang sudah dihitung secara ilmu meteorologi dan Geofisika jika badai saatnya berhenti.
Itulah pentingnya Ilmu Pengetahuan.
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Bakpao dan Ilmu Pengetahuan (Edisi Imlek)”, Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/andreadietricth/5e2b815b097f3615e23ead44/bakpao-dan-ilmu-pengetahuan-edisi-imlek
Kreator: FIRITRI; Inspirator : Ciptadinata
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com
(Diedit dan Disajikan ulang oleh FatchurR *
Leave a Reply