bryan – alumnimaterdei.com http://alumnimaterdei.com ratusan bunga mekar bersama Thu, 05 Jan 2017 22:17:26 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=4.4.5 Dokter Cilik Sukarela Bantu Cegah DB di Semarang http://alumnimaterdei.com/muda-di-rona-n-prest/dokter-cilik-sukarela-bantu-cegah-db-di-semarang.html http://alumnimaterdei.com/muda-di-rona-n-prest/dokter-cilik-sukarela-bantu-cegah-db-di-semarang.html#comments Sun, 23 Oct 2016 18:24:30 +0000 http://alumnimaterdei.com/?p=48606 dokter-cilik-sukarela-bantu-cegah-db-di-semarangJenar Javaid Salgy, siswa kelas 4 SD Kalipancur 01, waktu itu terlihat bersama teman2nya berkeliling di sekolah mereka yang terletak di Kec-Ngaliyan, Semarang. Berseragam putih dari atas ke bawah, murid2 itu berbekal senter dan alat pencatat. Tidak hanya di sekolah, mereka juga mengunjungi rumah2 di sekitar sekolah mereka.

 

Beberapa rumah mereka datangi, dengan sedikit malu2, mereka memberi salam dan warga pun menyambut dengan ramah. “Permisi, mau PJR!”, seru Jenar dan kawan2nya. Apa yang dilakukan mereka?

 

Mereka memantau Jentik Rutin (PJR). Dengan sigap mereka memeriksa tempat2 penampungan air di rumah itu, mulai dari bak mandi, ember, dispenser, pot dan vas bunga, tempat minum unggas, serta tempat-tempat lain yang berpotensi memiliki genangan air.

 

Mengapa? Karena tempat-tempat tersebut merupakan tempat yang berpotensi menjadi sarang berkembangnya jentik nyamuk. Seperti diketahui Aedes Aegypti adalah penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

 

 

 

 

Aksi dokter-dokter cilik di kelas (foto: dok. Mercy Corps)

Aksi dokter-dokter cilik di kelas (foto: dok. Mercy Corps)

Tingkat kejadian DBD di Kota Semarang cukup menjadi perhatian, bahkan sempat menjadi yang tertinggi di Jawa Tengah pada tahun 2010 dengan 5.556 kasus dan 47 korban meninggal. Hal ini tentu menjadi pukulan bagi Ibukota Provinsi Jawa Tengah tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah setempat, salah satunya dengan mengeluarkan Perda No. 5 Tahun 2010 tentang Pengendalian DBD. Meski demikian, jumlah kasus DBD di Kota Semarang di tahun-tahun berikutnya cukup fluktuatif dan dinamis. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Dr. Widoyono, upaya pemerintah saja tidak cukup dalam hal ini.

“Bila tidak segera dicegah, kami khawatir menambah jumlah warga yang terserang demam berdarah. Semua level masyarakat harus aktif terlibat dalam mencegah DBD dengan menjaga lingkungannya,” ujar Widoyono.

Kota Semarang dan tentu daerah-daerah lain yang memiliki masalah serupa tentu perlu waspada terhadap DBD. Terlebih, Indonesia merupakan negara tropis yang rentan terhadap penyakit ini. Perlu diketahui bahwa menurut penelitian Health Climate Vulnerability Assessment yang dilakukan oleh Climate Change Center ITB yang bekerjasama dengan Program Asian Cities Climate Change Resilience Network (ACCCRN) dari Mercy Corps Indonesia, penyakit DBD ini ternyata juga dipengaruhi oleh fenomena perubahan iklim. Iklim yang menghangat ternyata mengakibatkan siklus perkawinan dan pertumbuhan nyamuk dari telur menjadi larva ke nyamuk dewasa menjadi lebih singkat sehingga jumlah populasi pun lebih cepat berkembang. Udara panas dan lembab memang sangat cocok untuk nyamuk demam berdarah tersebut. Dulu, nyamuk-nyamuk ini lebih sering muncul di musim pancaroba, antara musim hujan dan kemarau. Kini udara panas dan lembab bisa berlangsung sepanjang tahun sehingga virus dengue yang dibawa nyamuk Aedes aegypti tersebut dapat menyerang sewaktu-waktu.

Dinas Kesehatan Kota Semarang tentu sadar betul tentang ancaman yang mereka hadapi. Salah satu upaya yang mereka lakukan adalah berkolaborasi dengan Mercy Corps Indonesia sejak 2013 sampai pertengahan 2016 untuk membekali para dokter kecil di sekolah dasar agar bisa aktif terlibat mencegah DBD. Faktanya, 29% penderita DBD di Kota Semarang adalah anak-anak usia 5-9 tahun. Dengan pemahaman tentang ancaman nyamuk Aedes aegypti dan penyakit DBD, para dokter kecil di beberapa sekolah percontohan Kota Semarang sekarang tidak hanya bertugas menjaga temannya yang sakit di Unit Kesehatan Siswa (UKS), tapi mereka diberi peran untuk berkontribusi lebih menjaga lingkungannya. Seperti yang dilakukan oleh Jenar Javaid Salgy dan teman-temannya.

“Saya cita-citanya ingin menjadi dokter nantinya. Sekarang saya senang menjadi anggota dokter kecil bisa ikut memberantas nyamuk dan mengingatkan warga yang bak mandinya ada jentik nyamuk supaya dibersihkan, supaya lingkungan sehat.” ucap Jenar, sang dokter kecil.

Semangat perangi jentik nyamuk, dokter kecil! Bantu Kota Semarang cegah DBD!

Sumber : Nyoman Prayoga, Mercy Corps
Sumber Gambar Sampul : dok. Mercy Corps (Bryan Agung-A10)

]]>
http://alumnimaterdei.com/muda-di-rona-n-prest/dokter-cilik-sukarela-bantu-cegah-db-di-semarang.html/feed 2
Film Indonesia Berhasil Tayang di Festival Film Tokyo http://alumnimaterdei.com/muda-di-rona-n-prest/film-indonesia-berhasil-tayang-di-festival-film-tokyo.html http://alumnimaterdei.com/muda-di-rona-n-prest/film-indonesia-berhasil-tayang-di-festival-film-tokyo.html#respond Sun, 23 Oct 2016 04:36:02 +0000 http://alumnimaterdei.com/?p=48602 film-indonesia-berhasil-tayang-di-festival-film-tokyoFilm Indonesia lagi2 berhasil mencuri perhatian Internasional. Kisahnya tentang perjuangan sekelompok dokter muda, film Catatan Dodol Calon Dokter (CADO CADO) terpilih menjadi salah satu film yang akan ditayangkan di Festival Film Internasional Tokyo (TIFF) 2016.

Bekerja sama dengan CJ Entertainment, film CADO CADO berada dibawah naungan ko-produksi Radikal Films, dengan Ifa Ifansyah sebagai sutradara. CJ Entertainment sendiri adalah distributor film internasional yang berasal dari Korea.

 

Film CADO CADO dibintangi aktor dan aktris terkenal seperti Adipati Dolken dan Tika Bravani sumber:movie.co.id

Film CADO CADO dibintangi aktor dan aktris terkenal seperti Adipati Dolken dan Tika Bravani sumber:movie.co.id

Moon Sung Jo, General Manager CJ E&M Film Division, Int’l Film Financing & Production, mengatakan bahwa pihaknya sangat bangga film CADO CADO terpilih untuk tayang di TIFF tahun ini.

Catatan Dodol Calon Dokter merupakan film yang mengisahkan perjuangan dokter muda yang baru lulus kedokteran bernama Ferdiriva (Adipati Dolken). Berstatus lulusan dokter baru, Ferdiriva harus menjalani ko-asistensi (ko-ass) untuk menjadi dokter.

Perjalanannya untuk menjadi dokter memunculkan berbagai pengalaman dan cerita seru. Mulai dari hal romantis, lucu, hingga menegangkan. Unsur persahabatan, cinta dan impian lebur menjadi satu dalam film ini.

Film ini diadaptasi dari novel karya Ferdiriva Hamzah yang berjudul sama. Novel “Catatan Dodol Calon Dokter” sendiri telah dicetak ulang sebanyak 12 kali dan terjual sekitar 80.000 kopi.

Film CADO CADO diadaptasi dari novel yang berjudul sama. Sumber:cloudfront.ne

Film CADO CADO diadaptasi dari novel yang berjudul sama.sumber:cloudfront.net

Sebagai penulis, Riva banyak terlibat dalam penggarapan film yang diadaptasi dari buku berisi pengalaman serunya selama menjalani program ko-asistensi (ko-ass). Ia pun menjamin bahwa segala hal tentang medis yang diangkat dalam film itu memang benar-benar akurat.

Menurut Riva, banyak pengalaman lucu dan konyol selama praktik lapangan di dunia kedokteran yang belum diketahui publik secara luas. Ia juga mengatakan bahwa ada perbedaan cerita antara novel dan versi adaptasi film.

“Mungkin memang beda dari buku, tapi feel dan soul tetap sama,” ujar Riva dalam konferensi pers film Catatan Dodol Calon Dokter di Jakarta, Rabu (7/9).

Pengambilan gambar dalam pembuatan film Catatan Dodol Calon Dokter membutuhkan waktu selama 18 hari di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi. Meskipun belum ada keputusan negara mana yang akan disasar penayangan film ini, namun CJ Entertainmen memastikan bahwa CADO CADO akan dirilis di Indonesia.

Film yang dibintangi juga oleh Adipati Dolken, Tika Bravani Aurelie Moeremans, Adi Kurdi, Ali Mensan, Rizky Mocil, Albert Halim, Cindy Valery, Rizka Dwi Septiana dan Amec Rais akan tayang di Indonesia pada 27 Oktober mendatang. (Sumber : antaranews; Sumber Gambar : tribunnews)-Bryan-A2010

]]>
http://alumnimaterdei.com/muda-di-rona-n-prest/film-indonesia-berhasil-tayang-di-festival-film-tokyo.html/feed 0
Pendiri Aplikasi Bergengsi di California-asal Indonesia http://alumnimaterdei.com/muda-di-rona-n-prest/pendiri-aplikasi-bergengsi-di-california-asal-indonesia.html http://alumnimaterdei.com/muda-di-rona-n-prest/pendiri-aplikasi-bergengsi-di-california-asal-indonesia.html#comments Fri, 21 Oct 2016 22:07:48 +0000 http://alumnimaterdei.com/?p=48612

pendiri-aplikasi-bergengsi-di-california-ini-berasal-dari-indonesiaTak sedikit diaspora Indonesia yang berpengaruh besar bagi negara tempat tinggalnya saat ini, terutama di AS. Seperti pria asal Indonesia satu ini yang berhasil mendirikan aplikasi bisnis bernama iSpionage.com.

Leon Krisnayana adalah pendiri dari aplikasi software yang bernama iSpionage.com. Leon sukses mendirikan aplikasi bergengsi iSpionage.com yang berpusat di San Jose, California. Tidak hanya di San Jose, ia juga memiliki tim yang kini beroperasi di San Diego, Texas dan tim pengembang di Rumania.

 

Tampilan aplikasi iSpionage.com. sumber:ispionage.com

Tampilan aplikasi iSpionage.com. sumber:ispionage.com

Aplikasi yang berdiri sejak tahun 2007 lalu ini bekerja di bidang software service yang menyediakan data untuk pebisnis online. Data-data yang dapat diakses melalui iSpionage.comterkait data competitive intelligence, atau perkembangan dari kompetitor atas jenis usaha yang serupa di platform online.

Aplikasi iSpionage.com sebenarnya sudah berdiri sejak tahun 2007. Namun, aplikasi ini mulai berkembang pesat sejak Leon diperkenalkan oleh temannya kepada investor. Tidak disangka-sangka bahwa investor tersebut tertarik terhadap iSpionage.com dan memberinya seed funding.Dalam jangka waktu satu tahun pengembangan, akhirnya iSpionage.com mulai open to publicsekitar tahun 2008.

Pencarian data melalui kata kunci. Sumber:ispionage.com

Pencarian data melalui kata kunci. Sumber:ispionage.com

Dari awal, Leon sudah memiliki segmentasi pelanggan dari kalangan agensi bisnis.Ini karena data dalam aplikasi iSpionage.com sesuai dengan kebutuhan para agensi bisnisuntuk mengetahui peta persaingan di dunia online

“Spesifiknya, kita bergerak di bidang search engine marketing. Jadi bisnis yang kita jalani adalah untuk ngasih tau orang kalau kompetitor mereka ngapain saja, keywordnya yang dipakai apa saja dan copy-nya apa saja, positioningnya itu gimana,” jelas Leon kepada VOA Indonesia.

Leon mengatakan bahwa ia sempat berencana untuk mendirikan kantor di Indonesia. Namun usahanya untuk mencari tenaga kerja di negeri sendiri mengalami hambatan. Menurutnya, kebanyakan dari mereka masih mengandalkan instruksi agar dapat bekerja optimal.

Sedangkan bagi Leon, inovasi penting dilakukan bagi mereka yang memiliki bisnis di bidang informasi teknologi, sehingga produk yang dihasilkan selalu menjadi yang terdepan. Untuk itu, Leon merasa tidak terlalu takut untuk bersaing sesama kompetitor yang memiliki jenis bisnis serupa.

Menurut Leon, saat ini aplikasi Spionage.com berfokus dalam ranah digital marketing di search engine marketing.

Sumber : voaindonesia
Sumber Gambar : voaindonesia

 

 

]]>
http://alumnimaterdei.com/muda-di-rona-n-prest/pendiri-aplikasi-bergengsi-di-california-asal-indonesia.html/feed 2
(Video) Desain 5 Stadion Piala Dunia 2026 Karya Mahasiswa ITS http://alumnimaterdei.com/muda-di-rona-n-prest/video-desain-5-stadion-piala-dunia-2026-karya-mahasiswa-its.html http://alumnimaterdei.com/muda-di-rona-n-prest/video-desain-5-stadion-piala-dunia-2026-karya-mahasiswa-its.html#respond Tue, 11 Oct 2016 18:51:19 +0000 http://alumnimaterdei.com/?p=48596 video-desain-5-stadion-piala-dunia-2026-karya-mahasiswa-itsKABAR yang diterima Jafni dan Fikri pada Jumat malam (2/9) tergolong mendadak. Kabar itu menyebutkan, Menpora Imam Nahrawi akan berkunjung ke Graha Pena Surabaya pada Sabtu (3/9).

 

Dijadwalkan, Menpora menghadiri peresmian Honda DBL Camp 2016 dan kantor manajemen PT DBL Indonesia di sebelah kantor redaksi Jawa Pos.

 

Tak pelak, 2 mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, ITS ini dibuat bingung. Sebab, mereka belum merampungkan bahan2 yang akan dipresentasikan ke Menpora “Tapi, kami tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas itu. Makanya, kami malam itu lembur untuk menyelesaikan semua,” kata Jafni.

 

Selain dalam bentuk video, Jafni dan Fikri harus membuat brosur maupun gambar desain dalam coretan kertas. “Semangatnya melebihi saat ngerjain tugas kuliah,” tambah Jafni, lantas tertawa.

Fikri mengungkapkan, dirinya bersama Jafni sudah lama ingin bertemu Menpora. Dua mahasiswa itu ingin menunjukkan hasil rancangan mereka tentang stadion-stadion yang layak dipergunakan untuk World Cup 2026.

“Kami ingin Menpora tahu stadion-stadion rancangan kami tersebut. Karena itu, kami harus mengomunikasikan langsung kepada beliau,” ujar Fikri.

Maka, begitu saatnya tiba, Jafni dan Fikri langsung menemui ajudan Imam untuk memastikan jadwal presentasinya. Awalnya, mereka ditolak karena jadwal Menpora cukup padat hari itu. Namun, keduanya terus ngotot agar diberi kesempatan untuk menunjukkan karya mereka kepada Menpora.

“Hanya lima menit,” rayu Jafni kepada ajudan Imam.

Setelah dikomunikasikan dengan Menpora, Jafni dan Fikri akhirnya bisa bernapas lega. Usaha mereka membawa hasil. Menpora bersedia menerima mereka di sesi terakhir kunjungannya diJawa Pos.

“Tapi, sambil jalan ya. Awalnya sih gitu,” kata Jafni menirukan jawaban ajudan Imam. Mereka tidak berpikir ulang dan langsung mengiyakan kesepakatan tersebut.

Nah, saat menunggu itulah, dua pemuda tersebut mengaku deg-degan dan grogi. Maklum, mereka belum pernah melakukan presentasi di depan pejabat, apalagi pejabat yang langsung berhubungan dengan rancangan mereka.

Di ruangan khusus, Jafni dan Fikri langsung meminta Imam Nahrawi untuk menyaksikan video rancangan lima stadion itu. Sambil menonton, Jafni dan Fikri bergantian menjelaskan gambar stadion-stadion tersebut.

Imam tampak kagum melihat kreativitas dua anak muda tersebut. “Ini karya kalian berdua?” ujar Imam seperti tidak percaya. “Hebat. Bagus. Boleh nanti saya putar di kantor Kemenpora?” pintanya, lalu disambut senyum gembira oleh Jafni dan Fikri.

“Terima kasih apresiasinya, Pak,” tutur Jafni.

Bukan hanya itu. Mereka juga berhasil mengulur-ulur waktu presentasi. Dari yang semula hanya lima menit menjadi sekitar setengah jam. Selama itu Jafni dan Fikri menjelaskan secara terperinci rancangan mereka yang diberi judul Karya Istimewa untuk Indonesia Merdeka. “Kata Menpora, rancangan kami ini sesuai dengan keinginan dan cita-cita beliau,” ujar Jafni.

Menpora seketika langsung meminta softcopy video dan gambar rancangan stadion-stadion itu. Yakni, 5 rancangan stadion baru dan 7 stadion lama yang direnovasi. Stadion-stadion tersebut tersebar di sembilan kota besar di Indonesia. Yakni, Makassar, Bali, Semarang, Jogjakarta, Jakarta, Banjarmasin, Medan, Pekanbaru, dan Bandung. Setiap rancangan mengambil ciri khas budaya daerah setempat.

Jafni mencontohkan desain stadion di Bali yang diberi nama Mayadenawa Stadium. Lokasinya di kawasan Benoa. Mahasiswa 21 tahun tersebut menjelaskan bahwa Mayadenawa Stadium berkapasitas 58.300 orang. Keunikan desain stadion tersebut terletak pada bagian atap. Bentuk atap Mayadenawa Stadium menyerupai gerakan tangan para penari kecak.

“Gelombang-gelombang di atap ini seperti kumpulan tangan penari kecak,” ujar Jafni.

Lain lagi dengan stadion di Makassar, Sulawesi Selatan. Atap stadion yang diberi nama Sultan Hasanuddin Sport Complex tersebut menyerupai atap rumah adat Toraja. “Jadi, para pengunjung stadion nanti bisa belajar tentang keberagaman budaya Indonesia,” terang mahasiswa kelahiran Jombang, 25 Agustus 1995, tersebut.

Selain itu, desain stadion mereka ramah lingkungan. Misalnya, stadion di Semarang. Seluruh atap stadion menggunakan panel surya yang dapat menghasilkan aliran listrik sebesar 10 ribu kWh. Dengan begitu, masyarakat sekitar stadion dapat memanfaatkannya.

Stadion-stadion rancangan Jafni dan Fikri juga dilengkapi tata cahaya yang megah, akses keluar-masuk penonton yang memadai, serta museum dengan koleksi barang-barang khas daerah setempat. Museum tersebut diletakkan setelah pintu masuk utama. Dengan demikian, pengunjung dapat menikmati sajian budaya yang ada di museum di sepanjang jalan menujuvenuepenonton.

Soal biaya, Jafni dan Fikri sudah menghitung dengan terperinci. Dalam rancangan mereka, pembangunan stadion-stadion tersebut menghabiskan anggaran Rp 200 triliun untuk stadion baru maupun yang direnovasi. Termasuk untuk pembangunan akses pendukung di sekitar stadion.

Jafni dan Fikri tidak mau setengah-setengah dalam merancang karya itu. Mereka bahkan sudah menghitung keuntungan yang bakal diperoleh dari stadion-stadion tersebut ketika sudah beroperasi.

Itu dapat dilihat dari lokasi yang digunakan. Setiap stadion diletakkan di titik dengan kemudahan akses transportasi. Misalnya, dekat dengan bandara, stasiun kereta, atau pusat keramaian lainnya. Dengan begitu, pembangunan stadion ditambah dengan penyelenggaraan Piala Dunia nanti dapat meningkatkan perekonomian negara dan rakyat.

Jafni dan Fikri memang tidak menyangkal bahwa peluang Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026 masih kecil. Namun, bila pemerintah terus mendorong dan berupaya keras, tidak tertutup kemungkinan Indonesia terpilih sebagai host pergelaran akbar sepak bola dunia itu.

“Kami sudah menghitung peluang Indonesia terpilih itu pada 2026,” ungkap Fikri.

Untuk itu, Jafni dan Fikri akan terus menggelorakan optimisme Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026. Selain lewat kegiatan-kegiatan di kampus, mereka memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan semangat tersebut.

Contohnya, melalui website, YouTube, dan Instagram. Sejak hal tersebut dirilis pada 17 Agustus, jumlah dukungan yang masuk melalui komentar dan like ke medsos mereka sudah mencapai jutaan orang. Semua komentar menunjukkan dukungan positif.

“Bahkan, orang PSSI ikut mendukung gerakan kami ini,” tandas Jafni.

 

Link Video: https://youtu.be/N319VrCgZJc

(JAWA POS)

Ilustrasi gambar utama : Mottmac.com

]]>
http://alumnimaterdei.com/muda-di-rona-n-prest/video-desain-5-stadion-piala-dunia-2026-karya-mahasiswa-its.html/feed 0
Mengabdi Pada Negeri Hingga ke Ujung Perbatasan http://alumnimaterdei.com/muda-di-rona-n-prest/mengabdi-pada-negeri-hingga-ke-ujung-perbatasan.html http://alumnimaterdei.com/muda-di-rona-n-prest/mengabdi-pada-negeri-hingga-ke-ujung-perbatasan.html#respond Mon, 10 Oct 2016 21:50:53 +0000 http://alumnimaterdei.com/?p=48600 mengabdi-pada-negeri-sampai-ujung-perbatasanHari Senin, 29 Agustus 2016, Dompet Dhuafa memberangkatkan dua mahasiswa dari kampus yang berbeda ke Desa Engkrengas, Kec-Selimbau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

 

Dua mahasiswa itu yaitu Erwin pratama, biasa dipanggil Erwin, mahasiswa Universitas Sriwijaya Palembang dan satu lagi Ibnu Asyrin, mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

 

Program ini bernama MFB (Marching For Boundary). Program ini sudah berjalan sejak lima tahun yang lalu, dan sekarang merupakan MFB yang ke-5. Program ini diperuntukkan bagi penerima manfaat Beasiswa Aktivis Nusantara Dompet Dhuafa.

Sesuai dengan nama programnya, para mahasiswa ini ditempatkan ditempat perbatasan Indonesia atau di branda Negara Indonesia, karena kita mengetahui bersama, bahwa beranda merupakan first impression bagi siapapun yang melihatnya, bagaikan rumah, kita akan melihat beranda rumah terlebih dahulu sebelum melihat kedalam dan belakang rumah.

Pada MFB yang ke-5 ini, ditahun 2016 Dompet Dhuafa memberangkatkan enam mahasiswa dari kampus yang berbeda untuk menjadi pejuang perbatasan, diantaranya; Elis (UNPAD) dan Imap (UNS) ditempatkan di pulau Meranti, Riau. Patma (IPB) dan Putsar (UNJ) ditempatkan di perbatasan Kalimantan Utara, tepatnya di Nunukan. Program ini bertujuan sebagai sarana penyadaran penerima manfaat beasiswa aktivis nusantara Dompet Dhuafa akan pentingnya aksi nyata dalam menghadapi permasalahan bangsa khususnya didaerah-daerah pelosok, meningkatkan kepedulian sosial mahasiswa, bahwa hidup menjadi mahasiwa khususnya tidak melulu harus dengan kenyamanan diruang-ruang kelas dikampus, justeru pelajaran kehidupan yang banyak didapatkan diruang-ruang kehidupan nyata ini.

Program MFB ini kurang lebih berlangsung selama satu bulan lamanya, dengan melakukan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat, baik dibidang pendidikan, sosial budaya, dan lain sebagainya. Dalam program MFB ini, mahasiswa berkolaborasi dengan program SGI (Sekolah Guru Indonesia) dari Dompet Dhuafa juga, yang mana program SGI ini berada didesa Engkrengas selama satu tahun lamanya, untuk pendampingan menjadi guru konsultan diEngkrengas, beliau adalah Ali dan Hamidun, keduanya alumnni IAIN Pontianak.

Dengan adanya program MFB ini, semoga bisa memberikan manfaat kepada masyarakat setempat, khususnya didesa Engkrengas. Oleh karena itu, kami melakukan semampu yang kami bisa, dengan melakukan kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat, walaupun dengan keadaan yang serba terbatas, listrik belum ada, sinyal belum ada, dan fasilitas nyaman lainnya seperti dikota belum ada, namun kami melihat semangat masyarakat setempat, yang memiliki harapan jauh kedepan untuk suatu perubahan. Kami mendirikan Rumah Baca, mengajar di sekolah SD karena kekurangan guru, melakukan regenerasi pemuda asli desa Engkrengas agar ketika kami tinggalkan program-program postif lainnya masih berjalan dengan baik, dan lain sebagainya.

Bapak kepala dusu Jongkang menyampaikan, bahwa belum pernah ada sebelumnya desa Engkrengas kedatangan mahasiswa atau pihak manapun yang bertujuan datang kesini untuk pemberdayaan masyarakat, baru kalian saja yang datang kesini pertama kali. Maka kami juga berharap, karena program kami hanya sebulan, semoga bisa bermanfaat dan terus berjalan dengan adanya regenerasi pemuda asli desa. Kami juga berharap semoga kedepan lebih banyak lagi mahasiswa atau pihak manapun yang bisa ikut turun tangan, khususnya ke desa Engkrenas, karena masih banyak hal yang harus kita berdayakan, untuk Indonesia yang lebih baik dan bermartabat khususnya di Beranda Negeri kita.
Penulis: Ibnu Asyrin – Mahasiswa UGM, Penerima Manfaat Bakti Nusa 6

]]>
http://alumnimaterdei.com/muda-di-rona-n-prest/mengabdi-pada-negeri-hingga-ke-ujung-perbatasan.html/feed 0
Suku dengan Peradaban Tertua di Sumatera http://alumnimaterdei.com/iptek-yang-perlu/suku-dengan-peradaban-tertua-di-sumatera.html http://alumnimaterdei.com/iptek-yang-perlu/suku-dengan-peradaban-tertua-di-sumatera.html#respond Sun, 09 Oct 2016 18:29:01 +0000 http://alumnimaterdei.com/?p=48616 suku-dengan-peradaban-tertua-di-sumateraDari dulu, suku Kerinci diyakini sebagai salah satu suku tertua yang mendiami P-Sumatera. Karena itu Suku Kerinci memiliki peradaban dan kebudayaan sejak dulu yang menyebabkan suku ini memiliki berbagai kekhasan budaya. Salah satunya adalah penggunaan bahasa Kerinci.

 

Meskipun masih tergolong ke dalam rumpun bahasa Melayu, bahasa kerinci diperkirakan telah hidup lebih tua karena telah ada sebelum pengaruh Arab masuk dan mempengaruhi kebidayaan Melayu.

 

 

Ini dibuktikan dengan ditemukannnya beberapa naskah kuno yang ditulis dengan Bahasa Kerinci Kuno. Tulisan ini dikenal dengan Aksara Incung, tulisan ini sudah digunakan oleh masyarakat Suku Kerinci sejak berabad-abad yang lalu. Penggunaan tulisan ini juga menyebar ke wilayah lampung dan rejang.

Gunung Kerinci | liputan6.com

Gunung Kerinci | liputan6.com

Aksara Incung mulai dipergunakan secara luas mungkin pada abad ke-4 Masehi. Pada awalanya, Aksara incung ditulis dengan sejenis benda runcing yang guratannya mirip dengan tulisan paku aksara babilonia kuno. Bentuk grafis aksara Incung didientifikasi hampir mirip dengan aksara daerah Sumatera lainnya seperti Batak, Rejang, dan Lampung. Walaupun begitu banyak juga ditemui perbedaan yang mendasar sehingga aksara ini tidak bisa dikatakan sama dengan aksara-aksara yang dipakai oleh suku lain.

Kesamaan yang terjadi dimungkinkan karena mereka scara geografis mendiami wilayah pulau sumatera lalu seiring dengan perkemabangan, aksara tersebut mengalami corak khas yang menyesuaikan dengan kondisi dan pusat induk kultur suku-suku tersebut.

Salah satu peninggalan suku tertua di Sumatera di atas wahana tanduk (foto Kemenag.go.id)

Salah satu peninggalan suku tertua di Sumatera di atas wahana tanduk (foto Kemenag.go.id)

Hasil penelitian mencatat terdapat 271 naskah kuno di bumi Kerinci dan 158 di antaranya ditulis dengan aksara incung yang diabadikan di berbagai mediaseperti di tanduk, ruas buluh, tulang, kulit kayu dan tapak gajah. Hanya saja, pada naskah tersebut tidak ditemukan petunjuk angka untuk bilangan. Bisa disimpulkan bahwa aksara Incung tidak mengenal aksara bilangan atau angka sehingga menyebabkan tidak didapati penanggalan maupun tanggal penulisannya.

Lahirnya aksara Incung pada Masyarakat Kerinci Kuno bisa jadi didasari oleh pemikiran akan pentingnya pendokumentasian berbagai peristiwa kehidupan, kemasyarakatan dan sejarah melalui karya tulis. Bukti-bukti sejarah aksara Incung ini terdapat pada naskah-naskah kuno Kerinci. Ada dari naskah-naskah tersebut terdapat pendahuluan kata-kata berbunyi Basamilah Mujur Batuwah Jari Tangan Aku Mangarang Surat Incung Jawa Palimbang pada Bambu dua ruas tulisan Incung pusaka Depati Satio Mandaro di Desa Dusun Dilir Rawang dan Ah Basamilah Akung Mangarang Parapatah Surat Incung Jawa Palimbang pada Bambu dua ruas tulisan Incung pusaka Rajo Sulah Desa Siulak Mukai.

Rumah larik (foto kemenag.go.id)

Rumah larik (foto kemenag.go.id)

Dalam perkembangannya, masuknya pengaruh agama Islam ke Nusantara yang juga masuk ke wilayah Kerinci mengakibatkan penulisan naskah-naskah beralih ke aksara Arab dan bahasa Melayu. Pengaruh islam dalam karya sastra dapat dilihat pada cerita tentang Nabi Adam, Nabi Muhammad SAW, cerita tentang ajaran dan kepercayaan Islam serta cerita mistik dan tasauf. Walaupun begitu, masuknya pengaruh Islam tidak mengahpuskan atau mengabaikna keberadaan aksara Incung tetapi menulis naskah-naskah Incung dengan memasukkan unsur-unsur ajaran Islam atau memperkaya karya sastra Incung dengan nuansa Islam.

Walaupun masyarakat kerinci masih tergolong rumpun bangsa Melayu baik secara kesukuan ataupun kebahasaan. Akan tetapi, sebagai Suku yang memiliki kebudayaan dari peradaban tua melayu, bahasa kerinci dan aksara Incung jelas berbeda dengan bahasa Melayu pada umumnya. Hal ini sesuai dengan latar belakang bahwa induk suku Kerinci berasal dari Proto Melayu sehingga proses perjalanan sejarah orang Kerinci baik pemakaian aksara maupun fonetis bahasanya banyak mendapat pengaruh lingkungan alam dan budaya lokal Kerinci. Karena itulah, kebudayaan local Kerinci yang hamper terlupakan ini harus memperoleh perhatian khusus agar tidak punah.

(Gambar utama : Fototren.com)

Sumber Rujukan:

  1. Alimin, Depati. 2012. Asal Mula Aksara Incung. http://anggabhandel009.blogspot.com/2012/01/asal-mula-aksara-incung.html (diaksesJanuari 2013)
  2. Salwinsyah. 2012. Aksara pada Incung Kerinci, Milik Negeri Jiran?. http://www.jambiekspres.co.id/berita-3300-aksara-incung-kerinci-milik-negeri-jiran.html (diakses 2012 )
  3. Sikumbang, Depati.. 2012. Aksara Incung itu Ada. (http://depati-sikumbang.blogspot.com/2012/05/aksara-incung-itu-ada.html (diakses 2012)
  4. Yudono, Jodhi. 2012. Mahasiswa Bandung Berlatih Aksara Incung. http://oase.kompas.com/read/2012/11/20/22124439/Mahasiswa.Bandung.Berlatih.Aksara.Incung (diakses 2012)
  5. ________. 2008. Asal Mula Aksara Incung. (http://incung.blogspot.com/2008/11/asal-mula-aksara-incung.html (diakses Januari 2013)
]]>
http://alumnimaterdei.com/iptek-yang-perlu/suku-dengan-peradaban-tertua-di-sumatera.html/feed 0
Indosat diadopsi Pemkot Probolinggo untuk Solusi Kota Digital http://alumnimaterdei.com/opini-n-pengalaman/indosat-diadopsi-pemkot-probolinggo-untuk-solusi-kota-digital.html http://alumnimaterdei.com/opini-n-pengalaman/indosat-diadopsi-pemkot-probolinggo-untuk-solusi-kota-digital.html#comments Sat, 08 Oct 2016 23:13:48 +0000 http://alumnimaterdei.com/?p=49321 solusi-kota-digital-indosat-diadopsi-pemkot-probolinggoPROBOLINGGO (IndoTelko) – Indosat Ooredoo dan Pemkot Probolinggo menandatangani MoU untuk mewujudkan smart city dengan menggunakan solusi dari Indosat Ooredo yang bernama Kota Digital Indonesia.

Smart city adalah pengembangan dan pengelolaan kota dengan pemanfaatan ICT (Information, Communication and Technology) untuk  menghubungkan, memonitor, dan mengendalikan berbagai sumber daya yang ada di dalam kota dengan lebih efektif dan efisien.

 

Dengan Solusi Kota Digital Indonesia dari Indosat Ooredoo, Kota Probolinggo diharapkan dapat berkembang menjadi kota digital sesuai dengan kebutuhannya, keunikan dan keunggulan (branding) yang ingin ditonjolkan untuk membawa manfaat ekonomi, pembangunan dan layanan publik yang lebih unggul.
Penandatangan kerjasama ini diwakili oleh Director and Chief Wholesale & Enterprise Officer Indosat Ooredoo, Herfini Haryono dan Walikota Probolinggo Hj. Rukmini, S.H, M.Si, dimana Indosat Ooredoo akan menyediakan Solusi Kota Digital Indonesia yang terdiri dari platform dashboard yang terintegrasi, perpustakaan i-Library, IDIA (Indosat Dedicated Internet Access) melalui Fiber Optic dan jaringan wireless sebesar 100 Mbps, serta bundling gawai untuk karyawan di lingkungan Kominfo Pemkot Probolinggo.Komitmen kerjasama ini langsung diwujudkan dengan solusi Smart City dari Indosat Ooredoo, sehingga Pemkot Probolinggo dapat segera mendapatkan pengalaman dalam mengelola kota dan mendapatkan manfaatnya.Command Center yang diimplementasikan oleh Pemkot Probolinggo merupakan langkah awal yang nyata untuk penerapan solusi Kota Digital Indonesia dalam menyajikan informasi kota, lengkap dengan kemampuan analytic-nya, sehingga pemerintah kota dapat mengelola kota secara efektif.
Ke depannya, platform ini juga akan mendorong integrasi aplikasi yang telah ada, sekaligus menjadi pusat data, analisa, serta pengambilan keputusan untuk  Pemerintah Kota Probolinggo.Di saat yang sama, Indosat Ooredoo juga ikut berpartisipasi untuk mewujudkan salah satu pilar smart city yaitu membangun masyarakat cerdas atau smart society atau smart people di Probolinggo dengan menghadirkan perpustakaan digital i-Library dan menyumbangkan koleksi buku digital yang dapat diakses masyarakat Probolinggo secara gratis.Dengan Solusi Kota Digital Indonesia, Indosat Ooredoo mendukung sepenuhnya pembangunan nasional melalui penerapan smart city di Indonesia dengan menyediakan berbagai solusi sehingga pemerintah kota dan juga masyarakatnya dapat dengan segera mendapatkan manfaat smart city secara nyata berupa tata laksana pemerintahan yang baik, pelayanan yang tepat dan cepat, menghemat biaya, dan meningkatkan pendapatan asli daerah.
“Penandatanganan MoU smart city ini adalah bukti bahwa Pemerintah Kota Probolinggo sangat peduli untuk memenuhi kebutuhan kota dengan dukungan ICT. Kedepannya dengan penerapan konsep smart city di Probolinggo ini, Pemerintah Kota dapat memaksimalkan pelayanan menjadi lebih baik untuk seluruh masyarakat Probolinggo serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan,” ungkap Rukmini.“Solusi Kota Digital Indonesia merupakan jawaban Indosat Ooredoo dalam mengimplementasikan solusi smart city yang merupakan gebrakan menuju masyarakat pintar yang lebih baik, lebih aman, lebih nyaman, dan lebih transparan. Indosat Ooredoo dan Pemerintah Kota Probolinggo akan bersama-sama memulai transformasi Kota Probolinggo menuju kota digital, kota cerdas. ” tutup Herfini.Asal tahu saja, tensi tinggi memasarkan platform smart city antara operator mulai tinggi seiring mulai sadarnya pemerintah kota untuk mengadopsi teknologi informasi. Persaingan antara platform smart city nusantara milik Telkom dan Indosat city care pun tak terelakkan.(id;
Sumber: http://www.indotelko.com/kanal?c=bid&it=kota-digital-indosat-probolinggo)-Bryan
Catatan :Herfini Haryono (baju kuning) di Command center untuk smart city Probolinggo (dok)

]]>
http://alumnimaterdei.com/opini-n-pengalaman/indosat-diadopsi-pemkot-probolinggo-untuk-solusi-kota-digital.html/feed 1
Klenteng Sumber Naga Probolinggo-Dibangun 1865-Pendiri tak diketahui http://alumnimaterdei.com/iptek-yang-perlu/klenteng-sumber-naga-probolinggo-dibangun-1865-pendiri-tak-diketahui.html http://alumnimaterdei.com/iptek-yang-perlu/klenteng-sumber-naga-probolinggo-dibangun-1865-pendiri-tak-diketahui.html#respond Fri, 07 Oct 2016 21:49:32 +0000 http://alumnimaterdei.com/?p=49539 klenteng-sumber-naga-probolinggoLebih dari seratus tahun lalu, seorang pemuda meninggalkan desanya. Ia tinggalkan orang tua, kekasih dan sanak saudaranya untuk merantau.

 

Bersama karib dekatnya, mereka menumpang kapal. Mengarungi ganasnya lautan. Selama berhari-hari hidup mereka diombang-ambingkan ombak.

 

Seminggu perjalanan berlalu, hingga mereka memutuskan untuk turun di pulau pertama yang mereka lihat saat itu. Ya, mungkin Tuhan juga memang telah menggariskan, bahwa Pulau Jawa-lah yang pertama kali mereka lihat dari atas buritan.

Sahabatnya memutuskan untuk turun di Semarang, sedang ia sendiri sedikit meneruskan perjalanan ke timur, dan mendarat di Blambangan (kini Banyuwangi).

Nama pemuda itu adalah Tan Cin Jin, sedang sahabatnya –yang turun di Semarang adalah Sam Po Kong, kini menjadi nama sebuah klenteng terkenal di Semarang. Mereka mendarat di Jawa pada akhir pemerintahan Wirabumi. Munculnya kerajaan-kerajaan islam dan kedatangan bangsa-bangsa eropa ke tanah air untuk rempah-rempah pun mewarnai ragam kehudupan mereka kala itu.

Kepiawaian Tan Cin Jin di bidang pengobatan membuat kehadirannya diterima baik oleh rakyat. Kepopulerannya pun cepat menyebar sampai ke pelosok-pelosok negeri. Tak terkecuali di Kerajaan Mengwi, Bali.

Raja Mengwi yang sirik dan merasa terancam akan kepopuleran Tan Cin Jin pun resah. Maka ia berencana untuk menyingkirkan Tan Cin Jin.

Selain ilmu pengobatan, Tan Cin Jin adalah orang yang ahli di bidang arsitek. Maka diutusnyalah Tan Cin Jin untuk membangun sebuah istana yang harus selesai dalam waktu satu hari.

Tan Cin Jin, dikisahkan tak mengindahkan titah raja. Ia terus saja berbuat baik dengan terjun dalam pengobatan rakyat yang sedang sakit. Anehnya, tiba di batas waktu pembangunan yang ditetapkan oleh sang raja, istana megah yang hingga kini tetap bernama Taman Ayun tersebut selesai dibangun.

Raja marah. Ia makin naik pitam sebab orang yang dianggap melecehkannya itu, yang nampak tak acuh pada titahnya, hingga ia punya kesempatan untuk mengusirnya, ternyata bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.

Maka rencana lain untuk mengenyahkan Tan Cin Jin pun diatur. Tan Cin Jin tak diperkenankan pulang ke Blambangan sendiri, 3 orang pengawal diutus untuk mengantarnya. Dengan kata lain, para pengawal itu diperintahkan untuk membunuh Tan Cin Jin dalam perjalanan pulang.

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Salah seorang pelayan meninggal dalam perjalanan. Seorang lainnya dikisahkan menjelma menjadi kepiting saat menyebrangi Selat Bali. Tinggal seorang lagi yang mengiringi Tan Cin Jin sebelum ia naik ke langit dan hidup sebagai roh suci. Pengawal tersebut merasa terus mengiringi Tan Cin Jin ke Barat, dan kehilangan raga Tan Cin Jin di Probolinggo. Di tempat yang saat ini menjadi lokasi berdirinya Klenteng “Sumber Naga” Kota Probolinggo.

Itulah kisah yang dituturkan oleh Albert, pengurus Tempat Ibadat Tri Darma (TITD) “Sumber Naga” kepada Link Go saat ditanya mengenai sejarah klenteng dimana Tan Cin Jin –yang saat ini disebut sebagai Tan Hu Cin Jin, dipercaya sebagai dewa utamanya.

“Tak ada sejarah, bahkan orang-orang pengurus dan orang-orang tua di sini pun tak ada yang mengetahui siapa pendiri Klenteng Sumber Naga. Dari dulu berdiri sudah seperti ini. Tanpa bangunan di kiri dan kanan tentunya. Hanya bangunan utamanya saja. Yang kami ketahui hanyalah tahun berdirinya, yaitu 1865,” tutur Albert.

Tahun itu, lanjut Albert, terdapat dalam lonceng bergaya barat yang dibuat oleh perusahan Art Const. Vinkel Surabaya. Itulah yang akhirnya kami sepakati sebagai tahun berdirinya Klenteng Sumber Naga.

Sumber lain menyebutkan, Tan Cin Jin diterima dengan baik oleh Raja Blambangan yang kemudian memerintahkannya membangun sebuah istana di Macanputih (kini berada di wilayah Probolinggo). Dikisahkan bahwa istananya begitu sempurna sehingga kabar bahwa Raja Blambangan memiliki arsitek berbakat sampai ke telinga Raja Mengwi.

Saat itu, Raja Mengwi hendak mengadakan sebuah pesta besar serta membangun istana baru, sehingga Raja Blambangan mengutus Tan Cin Jin ke Mengwi. Awalnya Tan Cin Jin menolak karena mengetahui bahwa ia akan dikhianati, tetapi Raja Blambangan terus memaksa bahkan bersumpah bahwa jika Tan Cin Jin mengalami musibah di sana, Kerajaan Blambangan tidak akan diberkahi selama beberapa generasi.

Tan Cin Jin akhirnya berangkat ke Mengwi dan segera membangun istana baru. Saat istana selesai baru separuh, para pegawai istana datang menghadap Raja Mengwi dan berkata bahwa raja percuma menyewa si pemahat Cina karena pekerjaannya sangat mudah sementara upahnya mahal. Masyarakat Bali sendiri mampu melakukan pekerjaan yang sama dan upahnya tidak semahal itu.

Raja Mengwi bingung karena terlanjur berjanji akan membayar upahnya, apalagi ia telah memanggilnya dari tempat yang jauh. Para pegawai istana menganjurkan raja untuk membunuhnya karena Tan Cin Jin hanya seorang diri (sebatang kara). Raja Mengwi kemudian mengutus dua orang dari kasta Brahmana untuk membunuhnya.

Kedua orang ajudan raja mengundang Tan Cin Jin ke pantai untuk menikmati hiburan. Sesampai di pantai, mereka bingung dan terdiam karena menyadari bahwa korban mereka sebenarnya tidak bersalah. Tan Cin Jin menyuruh mereka untuk melaksanakan perintah raja. Namun, karena dirinya tidak bersalah, pembunuhan tersebut akan menjadi peringatan bahwa tidak lama lagi Kerajaan Mengwi dan Blambangan akan hancur.

Kedua ajudan tersebut ketakutan dan memohon maaf, selain mereka juga tidak sanggup membunuh Tan Cin Jin. Keduanya tidak berniat kembali, sebab raja pasti akan membunuh mereka karena gagal melaksanakan perintahnya. Tan Cin Jin mengajak keduanya ke Blambangan.

Dalam kisah, Tan Cin Jin dikatakan berjalan kaki melintasi laut. Kedua sandalnya digunakan kedua ajudannya untuk mengambang. Sesampai di pantai Blambangan, mereka naik ke puncak Gunung Sembulungan dan moksa (menghilang) di sana.

Selain Probolinggo, kepopuleran Tan Hu Cin Jin sebagai leluhur etnis Tiong Hwa di wilayah Blambangan dan sekitarnya, dapat dilihat di beberapa tempat seperti TITD Hu Tang Miao Banyuwangi, TITD Bao Tang Miao Besuki, TITD De Long Dian Ronggojampi, Vihara Dharma Cattra Tabanan, Vihara Dharmayana Kuta, TITD Ling Yen Gong Singaraja, TITD Cung Ling Bio Negara dan Vihara Bodhi Dharma Ampenan-Lombok.

Oleh: Stebby julionatan, Penulis asal Probolinggo dan Penyiar Radio Suara Kota

Sumber: https://bonx.wordpress.com/2015/11/03/dibangun-1865-tak-diketahui-pendirinya/

]]>
http://alumnimaterdei.com/iptek-yang-perlu/klenteng-sumber-naga-probolinggo-dibangun-1865-pendiri-tak-diketahui.html/feed 0
Semipro berdampak ganda http://alumnimaterdei.com/opini-n-pengalaman/semipro-berdampak-ganda.html http://alumnimaterdei.com/opini-n-pengalaman/semipro-berdampak-ganda.html#comments Wed, 05 Oct 2016 18:41:21 +0000 http://alumnimaterdei.com/?p=49323 probolinggo-semiproProbolinggo- “Eksistensi Semipro ke 8 ini, mampu berdampak  ganda ke berbagai sektor. Total perputaran uang hampir Rp. 606 juta per hari, atau  lebih dari Rp. 4 Milyar dalam kurun waktu seminggu,” kata   Bambang Agus Suwignyo Ketua Umum Semipro.

 

Hal ini disampaikan dalam acara closing Semipro di panggung utama alun2, (4/9/16). Menurutnya, prosentase peningkatan hunian kamar hotel dan pendapatan dari restoran, rumah makan dan catering, rata2 15- 20 %.  Begitu pula omzet PKL 425 peserta, terdiri dari peserta lokal dan dari luar kota. Omzet PKL jumlah 425 peserta lokal dan luar kota dengan asumsi mencapai sekitar Rp.567 juta/ hari.

Kemudian, omzet tenda dome pada pameran produk unggulan dan UKM dengan jumlah peserta 50, asumsi pendapatan sekitar Rp. 28 juta/hari. Begitu pula omset tenda kerucut dengan jumlah 40 peserta, asumsi pendapatan sekitar Rp. 10 juta/hari. Penghasilan kelompok masyarakat atas usaha jasa parkir mencapai puluhan juta, termasuk penghasilan tukang becak juga meningkat.

2016 09 Closing Semipro

Dari kiri: Cak Lontong, Zaskia Gothic, Wali Kota Rukmini saat closing Semipro

“Terima kasih, kepada seluruh pihak atas partisipasi dan kerja kerasnya kepada semua elemen yang sudah memberikan dukungan. Termasuk anggota pengamanan dari TNI dan polri, sehingga berjalan sukses, tertib, aman lancar,” imbuh direktur RSUD dr Saleh ini.

Hiburan yang disajikan dalam acara itu, tarian kolosal sejarah Kota Probolinggo, mapping dance, seni bela diri (Capoera) dari Brazil, komedian Cak Lontong, dan artis ibukota Zaskia Gothic. Pamungkas, Wali Kota Hj Rukmini berjanji akan menyajikan gelaran Semipro tahun depan lebih baik lagi. (yul)

Sumber: http://portal.probolinggokota.go.id/index.php/k2/k2-category/item/311-semipro-mampu-berikan-dampak-berganda

]]>
http://alumnimaterdei.com/opini-n-pengalaman/semipro-berdampak-ganda.html/feed 3
Ribuan Pelajar Probolinggo Meriahkan HAORNAS http://alumnimaterdei.com/opini-n-pengalaman/ribuan-pelajar-probolinggo-meriahkan-haornas.html http://alumnimaterdei.com/opini-n-pengalaman/ribuan-pelajar-probolinggo-meriahkan-haornas.html#respond Tue, 04 Oct 2016 18:13:48 +0000 http://alumnimaterdei.com/?p=49327 haornas-2016-probolinggo-1Probolinggo – Ribuan pelajar memadati GOR Mastrip yang terletak di Kec-Kedopok (13/9/2016). Mereka berkumpul di atas tribun untuk memeriahkan hari olahraga nasional (Haornas) ke 33. Dengan maksud menumbuhkan dan menggelorakan kembali gerakan memasyarakatkan OR dan me-OR-kan masyarakat.

Sekaligus juga menggali dan memberi ruang bagi bibit-bibit olahragawan yang berbakat. Karena mereka juga mendapat pembinaan lebih lanjut, agar menjadi olahragawan yang berprestasi. Dengan begitu tercipta generasi muda yang tangguh, bugar dan bebas dari narkoba.

 

 

Wali Kota Probolinggo Rukmini menekankan pentingnya peningkatan prestasi olahraga.  Melalui olahraga pendidikan dan olahraga rekreasi, bisa diperbesar basis calon olahragawan potensial dan berbakat guna memperkuat pondasi bangunan keolahragaan nasional yang berdaya saing.

haornas-2016-probolinggo-2Sejalan dengan tema Haornas ke-33, ayo olahraga untuk Indonesia sehat dan produktif. Wali Kota mengajak seluruh lapisan masyarakat bersatu dan bersinergi untuk menggelorakan kembali, gerakan ayo olahraga sehingga menjadi budaya dan gaya hidup masyarakat di Kota Probolinggo.

“Mari kita optimalkan pembinaan yang berjenjang dan berkesinambungan, mulai dari usia dini hingga berpuncak pada pembinaan usia emas. Tersedianya sarana/prasarana dan sumber daya manusia keolahragaan yang cukup, serta mengedepankan sport science yang tepat dan progresif,” ajaknya.

Wali Kota juga mengapresiasi pelaksanaan POR kota, yang sudah digelar mulai 12 Agustus hingga 4 September. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak diantaranya, Dispobpar, Dinas Pendidikan, KONI serta seluruh pihak yang ikut mensukseskan penyelenggaraan POR kota.

“Semoga penyelenggaraan POR kota bisa menjaring dan menghasilkan bibit atlit berbakat yang berasal dari sekolah untuk dipersiapkan ke ajang yang lebih bergengsi, misal kejurda, kejurnas dan PON,” pungkasnya.

Dalam acara itu juga diserahkan piala, uang pembinaan bagi sekolah yang meraih juara dalam POR kota. Selanjutnya juga ditutup secara resmi pelaksanaannya.(yul)

Sumber: http://portal.probolinggokota.go.id/index.php/k2/k2-category/item/318-ribuan-pelajar-meriahkan-haornas

]]>
http://alumnimaterdei.com/opini-n-pengalaman/ribuan-pelajar-probolinggo-meriahkan-haornas.html/feed 0