Balikpapan kota ternyaman
Balikpapan jadi kota ternyaman dan layak huni ditinggali di Indonesia berdasar survey Indonesian Most Livable City Index yang dilansir Ikatan Ahli Perencana Indonesia (IAP), kota ini memiliki angka rata2 tertinggi nasional. Kota Balikpapan unggul dalam tata kota dan pengelolaan lingkungan dibanding kota2 lain yang disurvei IAP berdasarkan persepsi masyarakat.
Kota terbesar kedua di Kaltim ini mengalahkan Yogya yang dua kali ber-turut2 yakni tahun 2009 dan 2011 tampil sebagai kota ternyaman. Dari survei yang dilakukan IAP tersebut, ada tujuh kota yang memiliki nilai di atas rata-rata dan dianggap nyaman ditinggali.
“Kota Balikpapan signifikan berada di atas rata2 nasional untuk aspek tata kota dan pengelolaan lingkungan dibandingkan dengan kota lain,” ujar Ketua Umum IAP Indonesia Bernardus Djonoputro, di Jakarta, (11/8/2014), seperti yang diberitakan kompas.com.
Bernard menjelaskan bahwa survei ini murni persepsi masyarakat. Menurut dia, penentuan kota nyaman ini berdasarkan 27 indikator yang ditentukan sebelumnya. Sementara itu, jumlah responden dalam survei ini adalah 1.000 orang, yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Survei ini ber-margin of error 2% dan dilaksanakan 2014. Keberadaan indeks ini tidak dimaksudkan memeringkat kota yang lebih baik, tapi mengukur kualitas kehidupan warga kota dan dimaksudkan untuk identifikasi awal faktor2 kritis pembangunan pada tiap-tiap kota berdasarkan persepsi warga. Berikut adalah tujuh kota di Indonesia yang dianggap paling nyaman untuk ditinggali:
- Balikpapan
2. Solo
3. Malang
4. Yogyakarta
5. Makassar
6. Palembang
7. Bandung
Ketujuh kota tersebut, menurut IAP, merupakan kota yang memiliki index persepsi di atas rerata dan memenuhi 27 indikator sebagai berikut, ketersediaan fasilitas kesehatan, kualitas fasilitas kesehatan, ketersediaan fasilitas pendidikan, kualitas fasilitas pendidikan, ketersediaan fasilitas rekreasi, kualitas fasilitas rekreasi, ketersediaan energi listrik, ketersediaan air bersih, dan kualitas air bersih.
Kriteria lainnya adalah kualitas jaringan telekomunikasi, ketersediaan lapangan pekerjaan, tingkat aksesibilitas tempat kerja, tingkat kriminalitas, interaksi hubungan antarpenduduk, informasi pelayanan publik, dan ketersediaan fasilitas kaum difabel.
Ketum IAP, Bernardus Djonoputro, menjelaskan, survei Indonesian Most Livable City Index merupakan persepsi masyarakat. Jumlah respondennya 1.000 orang yang tersebar di daerah2 di Indonesia dengan margin error 2%. Indonesian Most Livable City Index bertujuan mengukur kualitas kehidupan warga kota dan identifikasi awal faktor2 kritis pembangunan masing2 kota berdasarkan persepsi warga.
Pernah Dianggap Kota dengan Biaya Hidup Termahal
Kota Balikpapan, Kaltim, pernah dapat julukan sebagai kota dengan biaya termahal di Indonesia, seperti yang diberitakan tempo.co pada tahun 2012. Pasalnya, rata-rata pendatang mengeluhkan tinggi dan mahalnya harga barang di kota yang dikenal dengan sebutan kota minyak tersebut.
“Kita dijuluki kota berbiaya hidup tinggi. Kalau dapat tamu dari mana2, kesannya itu, di samping karena kondisi kotanya yang kondusif dan tenang, tapi justru ada keluhan harga barang yang mahal,” kata Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan, Tutuk S.H. Cahyono, Senin, 16 Juli 2012.
Meski mahal, kata Tutuk, sebagai pintu gerbang Kaltim, pendapatan di Kota Balikpapan tinggi, namun daya beli juga tinggi. Persoalan lain yang menyebabkan harga barang tinggi, infrastruktur yang kurang memadai. Apalagi, 90% barang di Kota Balikpapan berasal dari luar daerah, seperti dari Jatim dan Sulawesi. Karena infrastruktur yang tidak memadai, distribusi barang terhambat di pelabuhan.
Dia mencontohkan, infrastruktur : Pelabuhan, bandara, dan jalan. Pelabuhan Semayang kapasitasnya tidak seimbang dengan jumlah barang yang datang. Akibatnya, distribusi barang terhambat dan membuat harga mahal, sementara permintaan tinggi.
Ia menambahkan, kalau daya belinya tinggi, pendapatannya tinggi, barang diminta banyak yang kualitasnya bagus, tetapi tidak bisa dipenuhi, maka menyebabkan inflasi menjadi relatif tinggi. Itu yang menyebabkan biaya hidup tinggi.
Walau demikian, berdasarkan survey yang dilakukan BPS, BPS 2014 , Balikpapan tidak termasuk 10 besar kota yang memiliki tingkat biaya hidup tertinggi di Indonesia. Balikpapan di urutan ke-16 dengan biaya hidup Rp.5.505.871 per bulan atau urutan kedua di Kalimantan setelah Samarinda. (Suster Melani; Posted by Kristian Ambarita ; http://anekainfounik.net/2014/08/12/balikpapan-kota-paling-nyaman-ditinggali-di-indonesia/)-FR